Mia baru membuka pintu saat Jungkook tersenyum cerah sambil memegang kue tart mungil berbentuk mawar dengan warna dominan biru dan putih—sepertinya dia sudah menunggu sejak beberapa menit lalu, tidak mau kehilangan moment menyambut istrinya meski hanya sedetik. Pria Jeon itu tertawa kecil, berjalan mendekat ke istrinya yang tertawa bingung. Hei, ayolah. Siapa yang tidak akan bingung jika diberi kejutan seperti ini? Ulang tahun tidak, hari istimewa juga tidak. Lalu?
"Happy last exams day."
Oh my God!
Mia tertawa. Jungkook ikut tertawa.
Ya Tuhan ... bagaimana mungkin Jungkook rela bersusah diri hanya untuk merayakan hari ujian terakhir Mia? Jungkook ini ... memang cinta, atau terlalu rajin?
"Sini, kubawakan tasmu. Kau bawa ini, jangan lupa dimakan juga!" Jungkook menyerahkan kue pada Mia, mengambil alih tas di pundak istrinya itu dan bergegas ke kamar untuk menaruh. Hanya beberapa waktu, dia sudah kembali dengan senyum yang cerah layaknya bayi polos. U-uh, menggemaskan.
"Mau duduk? Atau mau kugendong sampai ke kamar?"
Mia segera tertawa mendengar tawaran Jungkook. Kepalanya digeleng-gelengkan lucu. Option pertama dipilih; dia bergegas duduk di sofa dengan mata menatap heran ke Jungkook yang seolah tak peduli dengan pandangannya. Ya ... meski dia senang dengan perlakuan yang manis, tapi tetap saja ada kebingungan, 'kan? Sebenarnya, ada apa dengan Jungkook hari ini?
"Mau kupijat?"
"Hah?" Mia mengedip kaget. Jungkook yang sekarang duduk menghadapinya menatap polos; tak merasa salah dengan ucapannya barusan.
"Kau pasti lelah. Kupijat, ya?"
"Aa ... tidak-tidak!" Mia menolak cepat saat Jungkook hendak memijat kakinya. Hei! Bukannya ini sangat aneh?
"Kenapa? Kau terganggu, ya?"
O-ow!
"Bu-bukan!"—Mia segera menggoyang-goyangkan tangan—"aku tidak terganggu. Hanya ... heran," ucapnya hati-hati. Takut menyinggung perasaan suami yang sudah berniat baik.
"Hmm ... kenapa heran?"
Jungkook ini amnesia? Hal yang biasa dilakukannya saat Mia pulang kuliah adalah; pertama, mengecup kening Mia. Kedua, berbisik mesra. Ketiga, membiarkan Mia untuk mandi dan beristirahat sejenak. Keempat, mengajak Mia makan malam. Kelima, mengobrolkan banyak hal. Keenam, waktu mereka masing-masing. Ketujuh, menutup kegiatan malam dengan kecupan di kening, mata, pipi, hidung dan bibir sebelum akhirnya mengajak Mia untuk tidur. Tapi sekarang?
"Jung, kau tidak mabuk, 'kan?" Tanya Mia benar-benar heran.
"Memangnya aku harus mabuk dulu jika ingin memanjakan istri dan calon bayiku, hmm?"
Nah?
Mia diam membiarkan Jungkook mengusap rambutnya dengan sayang. Sebenarnya Jungkook ini kenapa, sih?
"Aku hanya ingin membuatmu senang saat sampai di rumah. Aku tahu kau sangat lelah dengan kegiatan perkuliahan—apalagi di masa-masa ujian seminggu ini. Seharusnya ibu-ibu hamil tidak boleh terlalu stress, 'kan? Tapi kau malah bertambah kurus seperti ini. Aku sebagai suami merasa bersalah karena tidak bisa merawatmu dengan baik. Aku minta maaf, ya?"
Begitu tulus saat Jungkook menyampaikan perasaannya yang terpendam. Kasih sayang terhadap wanita yang dicinta dirasa mengalir secara alami dari kalimat-kalimat yang diucap. Mia menarik napas dalam. Matanya menatap lembut ke Jungkook yang terdiam.
"Bagaimana ini? Aku mau memelukmu sekarang juga. Tapi aku belum mandi sejak tadi pagi. Gara-gara sibuk dengan pemotretan kelas, aku, Shin Ya Eonni dan Ami jadi terlambat pulang. Kami hanya sempat makan dan belajar sebentar. Aku pasti bau, tidak sepadan denganmu yang sudah wangi dan rapi seperti ini."
Jungkook tertawa mendengar nada manja dari istrinya. Tuhan ... sungguh, dia tidak akan pernah bisa berhenti menyayangi Mia. Wanita ini pujaannya. Istri, adik, kakak, sekaligus teman yang berharga. Sekalipun, dia tak akan pernah berpikir untuk menyia-nyiakan Mia.
"Aku mandi dulu, ya? Baru kau ku ... peluk."
Untuk sejenak, Mia terdiam saat Jungkook menariknya ke dalam pelukan. Tapi di detik berikutnya dia tersenyum, balas memeluk tubuh tegap yang selalu siap melindungi. Punggung itu ditepuk, menghangatkan suasana sore yang beranjak senja.
"Tidak perlu mandi. Kau itu harum, tenang saja. Beda denganku yang pasti bau asam jika tidak menyentuh air dua atau tiga kali sehari," Jungkook bergumam di sela memeluk; memancing Mia untuk tertawa mendengar ucapannya.
"Tapi aku suka baumu," cetus Mia sambil merebahkan kepalanya dengan nyaman di dada yang bidang. Hhh ... dada Jungkook memang bantal terbaik untuk dijadikan penyangga.
"Kalau begitu aku tidak akan mandi."
"Hei ...."
Jungkook terkekeh, meminta maaf dengan candaannya. Mia hanya balas tertawa kecil, menepuk pelan bahu suaminya, lalu mengusap-ngusapnya dengan lembut.
"Terima kasih untuk semuanya. Aku senang dengan kejutan sore ini."
Hanya senyum yang terukir di bibir seorang Jeon Jungkook. Senyum yang menjadi bukti kelegaannya karena Sang Istri bisa memahaminya dengan baik.
*
*
*
"Janhae hari ini ulang tahun, 'kan?"
"Ha?"
"Visual fanfic-mu itu," jelas Jungkook sekali lagi.
Mia yang sibuk menyuap kue ke mulutnya mengangguk, membiarkan Jungkook terus memandanginya dengan gemas. Uh, Mia seperti bocah. Haruskah Jungkook mencubitnya?
"Anggap saja kue ini untuk Janhae yang di Thailand sana. Kau yang menjadikannya visual, mewakili untuk menghabiskan. Dan semoga, suatu hari nanti kau di notice langsung dengannya." Jungkook tersenyum, mengacak pelan rambut istrinya yang sudah diurai.
"Kau memainkan instagram-ku lagi, ya?" Mia acuh dengan ucapan Jungkook yang cukup panjang.
"Eum ... yah. Kenapa?"
"Pantas banyak akun kelinci yang mem-follow-ku. Mereka keluargamu?"
"Hei ... aku tidak ada hubungan dengan akun-akun kelinci itu. Tapi mereka lucu-lucu, 'kan?"
"He-em."
"Mia."
"Hmm?"
"Bagi kue."
Oh yah, mari kita biarkan keluarga bahagia ini melanjutkan aktivitas manis mereka.
-FIN-
**Yup! Hari ini visual Mia aka Janhae lagi ulang tahun ^_^ Tanggal 5 Januari :3 Yang mau ngucapin, ke IG-nya aja --> Janhae
Dan~ jangan lupa tinggalkan jejak :*
KAMU SEDANG MEMBACA
[Jungkook x Mia]
FanficWork kedua dari series [Jungkook x Mia]. Enjoy read my fanfiction~ ❤