Ada satu kebiasaan Mia; menarik kulit mati bibirnya hingga terlepas. Jika hanya sampai di sana, Jungkook tak masalah. Tapi seringnya, bibir itu sampai berdarah dan membengkak. Jungkook benar-benar tidak suka hal itu. Menurutnya Mia hanya menyakiti sendiri. Padahal daripada ditarik, lebih baik diberi pelembab bibir—Jungkook sudah belikan.
Siang ini, Jungkook kembali dibuat berdecak oleh kebiasaan istrinya ini. Mia, yang sedang membaca novel di sela waktu Miku tertidur, nakal menarik-narik kulit bibirnya. Jungkook mendengus ketika melihat Mia berdecak dan mengambil tisu untuk menyeka bibirnya yang berdarah.
"Mia."
"Hmm?"
Tanpa kata, Jungkook menyatukan bibir mereka dalam sebuah kecupan yang khas. Mia mengerjap, diam saat suaminya bergerak lebih intens di bibirnya yang terluka. Lidah prianya bermain, menyapu dengan lembut hingga menciptakan gelenyar aneh yang membuat Mia tersenyum di sela ciuman. Namun, ia meringis ketika menyadari Jungkook menghisap bibirnya sedikit kuat. Baru saja hendak protes, Jungkook lebih dulu menarik pinggangnya dan memangkas jarak mereka.
Puas merasai bibir wanitanya, Jungkook pun berhenti. Mia menarik napas, lantas menatap wajah tampan suaminya yang berekspresi datar.
"Kau menghisap darahku lagi, ya?" tegur Mia.
Jungkook menggerakkan alis, menggoda. Mia berdecak. Selain dirinya, Jungkook juga punya kebiasaan aneh, menghisap darah dari bibirnya jika sudah terlalu kesal.
"Darahmu manis," ucap pria Jeon itu dengan wajah tak berdosa.
Mia mendengus. Paham bahwa kalimat tadi hanya sekedar rayuan. Darahnya asin, tidak manis. Dasar Jungkook.
"Berhenti melakukan kebiasaan buruk itu. Bibirmu bisa membengkak, perih juga," nasihat Jungkook sembari mengacak gemas rambut istrinya yang dipotong sebahu.
"Sudah kebiasaan." Mia menjawab sambil memainkan jari-jarinya di depan wajah Jungkook, sengaja membuat suaminya terkekeh.
"Mia," panggil Jungkook ketika selesai tertawa.
"Hmm?"
"Izin cium sekali lagi," kerling Jungkook genit. Bahkan, bibirnya membentuk senyuman yang menggoda.
Mia tersenyum—namun lebih terlihat seperti ringisan. "Nanti malam saja," tolaknya.
"Aku mau sekarang."
"Malam saja."
"Tidak mau."
"Kenapa?"
"Miku jahil, suka mengganggu keasyikan Appa dan Eomma-nya." Jungkook menggerutu, teringat kemarin malam dia gagal mendapat jatah dimanjakan karena Miku tiba-tiba menangis. Padahal ya... salahnya juga saat itu mendesah terlalu kuat. Tapi namanya Jungkook, dia malah menyalahkan Mia yang terlalu menggoda saat menyentuhnya. U-uh, benar-benar, Mia harus memiliki kesabaran ekstra dalam mengurus dua orang tersayangnya ini.
Mia tersenyum, manis sekali, apalagi tangannya juga membelai-belai pipi Jungkook hingga pria itu ikut tersenyum-senyum. Tapi, belaian itu tiba-tiba berubah jadi cubitan yang cukup keras. Hampir saja Jungkook berteriak, tapi batal karena Mia secara tak terduga memberi ciuman sayang di hidungnya yang mancung.
Jungkook merona, menggemaskan sekali. Mia tertawa kecil, gemas mencubit hidung sang suami yang barusan dikecup. "Uri Appa...," panggilnya manja.
Oh, ayolah. Dipanggil 'Oppa' saja Jungkook sudah salah tingkah jika yang melakukannya adalah Mia, apalagi ini. 'Uri Appa'? O-ow, izinkan Jungkook untuk terbang saat ini juga.
"Jungkook-ah." Mia mengganti panggilannya, tapi kali ini dengan gerakan tubuh yang mendekat ke suami.
"Mm. Apa?" Jungkook tersenyum malu-malu, padahal pikirannya sudah ke mana-mana.
"Jungkook...."
"Iya, apa?"
"Boleh tidak...." Mia menggantung kalimat. Jungkook mengerutkan kening. Ada banyak kemungkinan di otaknya.
"Boleh tidak aku...."
Jungkook menunggu.
"Minta uang?"
Mata bulat pria Jeon itu menyipit. Bukan hanya karena pikirannya yang ke mana-mana akhirnya buyar seperti debu, tapi juga heran dengan permintaan Mia.
"Uang?" Jungkook membeo.
Mia mengangguk. "Ada banyak novel yang baru terbit. Aku mau itu," ucapnya.
Jungkook memutar malas bola matanya. Mia melihat itu, membuatnya perlahan menjauhkan jarak dari suami.
"Maaf, aku tidak bermaksud—"
"Berikan aku sesuatu, maka aku akan memberikanmu sesuatu juga."
"Eh?"
Gantian, Jungkook yang sekarang mendekatkan tubuh ke Mia yang justru mundur agar tak terlalu menempel ke suami yang mulai nakal dengan memberikan tatapan menggoda.
"Beri aku ciuman, dan akan kubeli semua yang kau mau," tawar Jungkook dengan bahasa yang formal.
Mia tertawa, namun akhirnya mengangguk. "Ingin berapa ciuman?" tantangnya tanpa diduga.
"Sampai aku puas."
"Hmm."
"Kutunggu nanti malam, Sayang. Dan tolong pastikan, Miku tidak jahil untuk yang kedua kalinya." Jungkook mengerling sembari mencolek hidung istrinya.
Mia? Hanya tertawa dan mengiyakan permintaan Jungkook. Hanya cium, 'kan? Tidak masalah.
-FIN-
❤
❤Haiiiii!!!! Miss you so much yeorobun~~~ 😍😍😍😍 *peluk atu-atu*
Maaf baru di next. Maklum, sibuk ngurus Miku sama bapaknya sekaligus 😂😂
Semoga feel-nya kerasa ya ❤❤
Love you ❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
[Jungkook x Mia]
FanfictionWork kedua dari series [Jungkook x Mia]. Enjoy read my fanfiction~ ❤