Hot Night [NC]

8.7K 402 54
                                    

Jungkook tidak mengerti, tapi Mia marah sampai hari ini. Sebabnya saat di Jepang kemarin, Jungkook iseng mendekati Taehyung dan menciptakan beberapa momen untuk membuat para ARMY bahagia, tapi Mia yang sejak dulu kurang suka dengan kedekatannya dan Taehyung malah merajuk. Puas Jungkook menjelaskan, tapi Mia sepertinya tidak mau mendengar. Entah cara apa lagi yang harus dilakukan Jungkook.

"Miku sudah tidur?" tanya Jungkook berbasa-basi ketika Mia baru keluar dari kamar. Yah... sejak tadi dia memang sendirian di ruang keluarga, menonton acara yang sebenarnya tidak menarik sama sekali, tapi dilakukannya agar Mia tidak terganggu.

Mia? Dia hanya bergumam sambil membuka kulkas untuk mengambil minuman dingin. Tetapi sebelum dia kembali ke kamar, Jungkook lebih dulu memanggil. Membuatnya menghentikan langkah dan memandang pria tampan tersebut.

"Kenapa?" tanyanya.

"Ke sini." Jungkook menyuruh, tapi nampaknya Mia enggan menuruti. Terlihat jelas dari gerak-geriknya.

"Aku—"

Jungkook bangun, langsung menghampiri Mia dan tanpa disangka mengangkat wanitanya ke bahu. Mia menjerit kaget, memukul punggung sang adam, tapi seperti tak ada rasa sakit. Dia protes, mengomel, namun tak didengar oleh Jungkook yang menuju sofa.

Mia dijatuhkan begitu saja, dan ketika ingin bangun, Jungkook lebih dulu menahan tangannya. Berontak, tapi sia-sia. Tenaga Jungkook jauh lebih kuat darinya. Akhirnya, wanita cantik itu hanya bisa pasrah di bawah kendali sang suami.

"Katakan, kenapa kau marah?" tanya Jungkook.

"Aku tidak marah."

"Kau marah."

"Tidak."

"Kau mengabaikanku."

"Itu karena aku mengurus Miku."

"Biasanya kau meminta bantuanku."

"Kau baru datang, dan aku mau kau beristirahat."

Jungkook diam, tapi cengkeramannya di tangan Mia tidak berkurang meski beberapa kali wanita itu berusaha melepaskan, hingga akhirnya dia menyerah dan membiarkan Jungkook terus memegangi pergelangan tangannya. Pun raut wajahnya, juga berubah lebih lembut dan bersahabat daripada sebelumnya.

"Aku memang kesal dengan momen kalian, tapi tidak berlangsung lama," jelas Mia kemudian. "Aku tidak mau merepotkanmu hari ini, tapi entah besok. Aku mau kau istirahat, tidur, lalu makan dan mandi. Urusan lain biar aku yang mengerjakan. Tetapi maaf jika itu malah menyinggungmu."

Pegangan itu akhirnya melonggar. Mia melepaskan diri, lantas bangkit dan duduk berhadapan dengan Jungkook yang masih terdiam. Perlahan, Mia tersenyum dan menyentuhkan jemarinya ke pipi sang suami. Jungkook membiarkan.

"Aku tidak mau kesayanganku kelelahan. Kau itu harus banyak istirahat, Jung." Mia mengusap pipi Jungkook, baru pindah ke rambut hitam yang tetap halus dan menyenangkan untuk disentuh.

"Jadi aku sudah berprasangka buruk denganmu, ya?"

Begitu menggemaskan ketika Jungkook bertanya. Ayolah, dia pria yang sudah memiliki anak, tapi lihat, dia tak ubahnya seperti anak kecil yang malu karena sudah berbuat kesalahan. Gara-gara itu Mia tersenyum dan kemudian menggeleng.

"Tidak sepenuhnya salah. Sebab diamnya aku hari ini mungkin juga disebabkan kekesalan itu. Jadi... aku juga minta maaf denganmu." Mia memberitahu.

Jungkook diam. Diraihnya tangan Mia yang mengusapi rambutnya, lalu dikecup lembut sebagai tanda penghargaan terhadap sang istri. Mia bersemu, membuat Jungkook ingin berbuat lebih dan melihat semu itu lebih lama. Dia mendekat, sengaja memangkas jarak mereka.

"Kau mau menciumku ya?"

Jarak mereka hanya terpaut beberapa senti ketika Mia mengatakan hal tersebut. Jungkook menarik napas, kemudian berkata, "Seharusnya kau membiarkanku menciummu."

Mia menahan senyum, apalagi ketika Jungkook membatalkan gerakan. Pria Jeon itu mengembuskan napas, lalu menyandarkan tubuhnya ke sofa. Dia jadi sedikit kesal karena tingkah Mia—dan itu diketahui dengan orang yang bersangkutan.

"Kookie...." Nada manja Mia terdengar. Jungkook berusaha mengabaikan, tapi Mia malah menjadikan bahunya sebagai tumpuan dagu. Belum lagi tangan nakalnya yang melingkari pinggang. Oh, Jungkook tergoda.

"Mia... kau bilang mau membiarkanku beristirahat," kata Jungkook mengingatkan.

"Sekarang tidak lagi."

Jungkook menyipitkan mata, kemudian melirik dengan senyum misterius di bibir. "Kau tidak memikirkan apa yang kumau, 'kan?" tanyanya memastikan.

Mia tersenyum, manis sekali. "Memangnya apa yang kau mau?" tanyanya balik dengan ekspresi polos seperti orang yang tidak mengerti ke mana arah pembicaraan.

"Aigoo, pura-pula tidak tahu," cibir Jungkook sambil mencubit gemas hidung Mia hingga wanita itu tertawa. "Haruskah aku menggendongmu ke kamar?" tawarnya dengan ekspresi nakal.

"Memangnya apa yang ingin kau lakukan di kamar?" Mia menggoda sambil tertawa. Pelukan di pinggang Jungkook belum dilepas.

"Membuatmu mendesah dan memanggil namaku berulang kali."

"Kenapa aku harus mendesah dan memanggil namamu?"

"Karena kau suka hentakanku."

"Oho? Benarkah?"

"Tentu saja benar. Jadi, ayo! Aku akan melaku—"

Terputus ucapan Jungkook ketika Mia menciumnya secara tidak terduga. Pria tampan itu memperbaiki posisi, balas memegangi pinggang sang hawa dan mulai menelusuri punggung mulus yang ia suka. Mia mendesah tertahan, memejamkan mata dan membiarkan Jungkook mengintimkan posisi mereka. Namun dia kalah sepenuhnya ketika Jungkook memindahkan ciuman ke leher yang terbuka, dan tangan yang sebelumnya di punggung, sekarang berpindah ke area depan.

"Jung...."

Wajah Mia memerah. Tangannya menyentuh rambut Jungkook, lantas meremasnya pelan ketika ciuman lelaki itu semakin jauh. Pakaiannya berantakan, pun rambut panjangnya yang lupa diikat. Namun Jungkook tidak peduli dan malah merebahkannya ke sofa.

"Kau yakin mau melakukannya di sini?" tanya Mia ketika Jungkook melepas pakaian atas, memamerkan aset berharga yang mana hanya Mia yang memiliki akses bebas ke sana.

"Kenapa? Hanya ada kita di sini." Jungkook melepaskan kaos yang dipakai Mia, membuangnya ke lantai, berikut penutup yang lain. Dan tanpa membuang waktu, dia langsung menikmati bagian yang memang sudah seharusnya disentuh. Lagi, Mia mendesah sambil memejamkan mata. Pun jari Jungkook, tidak tinggal diam dan menyentuh lebih jauh ke bawah. Mia kewalahan, pasrah dengan semua yang dilakukan sang dominan terhadap tubuhnya.

"Menyerah?" tanya Jungkook ketika Mia semakin sulit mengendalikan diri. Wanita Jeon itu menarik napas, baru mengangguk. Jungkook tersenyum puas.

"Lalu, kulakukan yang harus kulakukan." Jungkook menghabiskan penutup terakhir mereka, baru kemudian membuat Mia meringis dan mencengkeram tangannya. Pria Jeon itu menggeram. Digerakkannya tubuh, membuat sang wanita memejamkan mata menikmati setiap sentuhan.

Bibir yang memerah jadi sasaran Jungkook. Mia susah payah meredam desah dan mengimbangi ciuman Jungkook, tapi ini benar-benar sulit. Dia kalah, dan Jungkook lagi-lagi berkuasa untuk seterusnya hingga permainan panas ini selesai.

-FIN-

[Jungkook x Mia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang