Dosen

4K 306 2
                                    

"Haduh Dejun, kepala gue rasanya mau pecah," keluhku kepada sahabatku ini, pasalnya sedari tadi aku tidak mendapatkan jawaban dari rumus-rumus yang diberikan oleh Jaehyun saat di kelasnya tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Haduh Dejun, kepala gue rasanya mau pecah," keluhku kepada sahabatku ini, pasalnya sedari tadi aku tidak mendapatkan jawaban dari rumus-rumus yang diberikan oleh Jaehyun saat di kelasnya tadi. Tidak perlu menambahkan panggilan Pak, dia tidak mendengarku memanggilnya demikian jadi aku terbebas.

"Hidup lo tuh mengeluh terus, gue heran sama lo. Selain mengeluh, lo itu jago dalam hal apa lagi?"

"Bikin anak," balasku asal.

Rasanya aku ingin mencakar wajah Dejun saat ini juga.

"Lo lelang ke mana otak lo, hah? Nggak ngerti gue punya teman kok bodohnya sampai ke tulang," kelakarnya membuat bibirku mengerucut.

"Tampang lo nggak usah memelas gitu. Gue nggak punya uang buat beliin lo baskin."

Ah payah!

Sumpah ya aku tidak mengerti lagi mengapa mata kuliah Jaehyun sama sekali tak masuk ke otakku? Meskipun terkadang aku meminta dirinya untuk memberikan les private tetap saja buntu.

Sepertinya aku terlambat saat pembagian otak, buktinya aku tidak sepintar yang lain. Mungkin saat pembagian otak ada yang menyerobot antrianku karena aku tipe anak yang tidak enakan jadilah aku bodoh seperti ini.

Lucu sekali kamu, Y/N.

"Jun, bolos yuk?" ajakku mengedipkan mataku berkali-kali, berusaha agar dirinya luluh dan mau membolos. Sakit kepalaku rasanya.

"Nggak usah macam-macam gue nggak mau kena semprot laki lo ya. Lo kerjain nih tugasnya, heran sih gue bisa-bisanya ngegosip nggak liat situasi," cecarnya lagi seakan apa yang aku lakukan selalu salah di matanya, jadi sedih Y/N.

"Mentok, gue nggak bisa, menyerah pokoknya."

"Dicoba terus Y/N, lo mau mengulang kelasnya lagi? Dia nggak akan pandang bulu. Seharusnya lo paham itu."

"Cariin gue tutor dong, yang tampan kayak Doyoung NCT."

"Lo mau pintar apa cari selingkuhan? Suka nggak sadar diri punya tunangan sepintar, setajir, dan setampan itu. Inilah ciri-ciri manusia yang tidak pandai bersyukur."

"Ah, nggak tahu lah. Lelah gue bercakap sama lo."

"Apalagi gue," balasnya singkat.

"Lebih baik lo ke ruangan dia deh. Baik-baikin, minta dikurangi hukuman lo."

Aku mengernyit heran, bukannya dikurangi yang ada hukumanku semakin bertambah dan mendapatkan bonus nasihat dari si tampan itu. Ku akui Jaehyun memang tampan, tapi sifat tegasnya itu tidak bisa berkurang membuat kepalaku semakin sakit.

"Kak Taeyong!" panggilku saat melihat si tampan mirip anime hidup berjalan sedang melewati kami.

"Oh, Y/N. Ada apa? Eh Jun, gue kira Y/N sendirian."

JAEHYUN AS (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang