Suami Pengganti Pt. 3

958 138 1
                                    

Mataku mengerjap, merasa sulit untuk membuka mata karena terkena silaunya cahaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mataku mengerjap, merasa sulit untuk membuka mata karena terkena silaunya cahaya. Bau obat-obatan menyeruak di indera penciumanku, netraku menangkap langit-langit kamar bernuansa putih, aku semakin yakin bahwa aku sedang berada di rumah sakit.

"Ada yang sakit?" Aku menoleh ke arah sumber suara, memperhatikan Pak Jaehyun yang sedang menatapku penuh khawatir.

"Pak?"

"Iya, kamu mau minum? Butuh sesuatu?"

"Perut saya sakit," keluhku, tak terjadi apa-apa padanya kan? Jika memang aku kehilangannya aku tak akan bisa memaafkan diriku sendiri.

"Maaf saya terlambat." Kalimatnya sudah pasti bermakna negatif, aku memalingkan wajahku ke arah dinding, memilih menangis dalam diam.

Maaf sayang, kamu sudah harus pergi tanpa melihat bagaimana indahnya dunia.

"Hey, kenapa menangis? Mereka baik-baik aja Y/N." Aku mengerutkan keningku. Mereka? Mereka siapa?

Seakan paham dengan kebingunganku, Pak Jaehyun kembali angkat suara. "Kantung janinnya ada dua, anak-anak kamu kuat." Bisakah dia merubah menjadi anak-anak kita? Apakah aku yang terlalu berharap saat ini?

"Saya sudah memberi pelajaran pada temannya Natha, dia sudah mendapatkan sanksi dari kampus dan saya juga sudah mendapatkan teguran dari kampus."

"Kenapa?"

"Nggak perlu dipikiran. Kamu fokus sama kuliah dan kandungan kamu aja. Bayi kembar bisa bikin kamu cepat lelah. Paham kan maksud saya?"

"Pak, kalau Bapak mau nangis, saya ijinin kok."

Dia menggeleng pelan, berusaha untuk tersenyum padahal aku tahu bahwa senyuman yang dia berikan palsu.

"Nggak ada salahnya buat cowok nangis, cowok nangis bukan berarti cengeng. Anggap aja saya nggak ada."

Detik berikutnya dia menunduk, tubuhnya bergetar membuatku ikut merasakan bagaimana sakit yang dia rasakan. Lenganku terkena tetesan air matanya. Baru kali ini aku melihat seorang pria menangis hebat di depan mataku tanpa bersuara. Bagaimana bisa dia menahannya selama itu?

Aku meraih jemarinya, menguatkan Pak Jaehyun. Dia sedang butuh kekuatan. Tak pernah ada yang kuat dan secepat itu bisa melupakan rasa sedih saat ditinggal pergi orang yang cintai karena sejak awal kita tidak pernah belajar bagaimana caranya melepaskan, kita hanya dibuat buta bagaimana caranya memupuk rasa cinta.

Dia menatap mataku dalam. Matanya yang memerah membuat hatiku semakin tercubit.

"Boleh saya peluk kamu?"

Aku mengangguk pelan, mempersilahkan dirinya untuk memeluk tubuhku, dia suamiku, dia memiliki hak atas tubuhku kan?

"Silahkan."

Sambil berdiri dia memeluk tubuhku yang sedang terbaring, aku menepuk bahu dan memainkan rambutnya secara bergantian. Membiarkan dirinya menangis hanya untuk hari ini.

JAEHYUN AS (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang