Dokter

1.7K 171 0
                                    

"Juna?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Juna?"

"Apasih Y/N? Repot banget gue liatin dari tadi," sahut Juna terlihat kesal.

Y/N hanya mendengus pelan, sejak tadi dirinya memang  memanggil temannya itu tak berniat untuk berbicara lebih lanjut. Sebenarnya ada yang membuat hatinya gundah gulana. Y/N mengakui bahwa dia merindukan seseorang. Rinndu kepada mas dokter yang tiap kali mengunjungi dirinya saat ia di opname beberapa hari yang lalu.

"Gue kangen dia," katanya lirih.

Juna melirik ke arah Y/N. Telinganya masih berfungsi dengan baik, ia masih bisa mendengar bahwa Y/N sedang merindukan seseorang. "Kangen siapa lo?"

"Nggak, bukan apa-apa. Lanjutin aja makannya. Gue ke perpus ya," pamit Y/N pada Juna.

Juna hanya bisa menatap kepergian temannya itu, ada yang aneh dengan sikap Y/N hari ini.

Y/N menatap seseorang yang sedang bersandar di koridor perpustakaan paling sudut yang merupakan basecamp untuk tidur jika dirinya sedang mengantuk. "Oh, Y/N?" sapanya berbisik.

Y/N kembali menoleh ke arah pria tadi setelah berpikir ingin mencari tempat lain. "Janu? Gue pikir siapa."

Dia Janu saudara kembar Juna. Y/N lebih dekat dengan Juna dibanding Janu karena Janu lebih pendiam, maka dari itu sulit bagi Y/N untuk bergabung dengannya.

"Lo mau tidur? Nggak makan siang? Biasanya lo sama Juna udah ada di kantin jam segini."

"Gue lagi nggak lapar," sahut Y/N dengan suara pelan. Janu hanya ber-oh-ria membalas pernyataan dari Y/N. Y/N sedang berbohong, sebenarnya perutnya sedang sakit karena menahan lapar sejak tadi pagi. Dia sengaja membuat dirinya sakit agar bisa bertemu dengan dokter Jaehyun. Bertindak bodoh memang, tapi tak ada cara lain yang mesti dia lakukan selain itu.

"Eh, lo kenapa? Sakit?" tanya Janu panik, bagaimana dirinya tak panik melihat Y/N yang terjatuh lemas di sampingnya? Dengan wajah pucat dan keringat sebesar biji jagung di dahinya, Y/N meminta Janu untuk menghubungi kembarannya.

"Jun, ke perpus cepat. Y/N sakit." Itu adalah sepenggalan obrolan Janu di sambungan telepon saat ia menghubungi Juna.





***






Juna berjalan tergesa nenuju perpustakaan membuat suara gaduh saat dia baru saja tiba di tempat tujuannya itu. Beberapa teguran pun dihiraukan olehnya, yang terpenting baginya saat ini adalah Y/N. Kenapa bisa dia sakit? Padahal baru beberapa menit yang lalu temannya itu terlihat baik-baik saja.

Laki-laki berjaket kulit itu berjalan pelan ke arah Y/N. Matanya menatap Y/N yang sedang memegang perutnya. Ia berpikir jika penyakit yang di derita Y/N sedang kambuh. "Kambuh kan? Siapa suruh tadi nggak mau makan? Ayo gue antar ke klinik kampus."

Y/N menggeleng tak setuju, "Nggak mau, antar gue ke rumah sakit tempat gue di rawat aja," pinta Y/N.

Alis Juna seketika berkerut. Apa terlalu sakit sampai Y/N meminta diantar ke sana? "Lo nggak sengaja kan? Biar bisa ketemu sama dia?" tanya Juna memastikan, pasalnya Juna tahu jika Y/N menyukai dokter yang bernama Jung Jaehyun itu.

Y/N terdiam menatap dokter tampan bernama lengkap Jung Jaehyun yang sedang memeriksa kondisi tubuhnya. Setelah dokter Jaehyun mengalungkan stetoskop di lehernya, ia menoleh ke arah perawat yang sedang membantu mendampinginya hari ini.

Y/N sendiri hanya bisa memperhatikan dokter Jaehyun lekat-lekat. Akan sulit baginya untuk bertemu dengan dokter tampan itu lagi setelah ia sembuh nanti dan tidak mungkin Y/N harus merusak dirinya sendiri agar bisa bertemu kembali dengan dokter Jaehyun kan?

"80/60 ya Kak, tensinya rendah sekali," ucap perawat itu. Y/N tak menanggapinya sama sekali membuat Juna yang mesih setia di sebelahnya menyadarkan dirinya.

"Oh, iya. Terima kasih suster," balas Y/N sedikit canggung, dokter Jaehyun hanya tersenyum tipis melihatnya.

"Ada hal yang sedang mengganggumu, Y/N?"

"Dokter," sahut Y/N singkat.

Jaehyun terlihat kebingungan dengan jawaban dari Y/N. Apakah tadi Y/N memanggilnya? Tapi dari nada bicara Y/N tadi bukan merupakan sebuah kalimat yang terjeda.

"Iya, saya? Ada apa dengan saya?"

"Oh, bukan," balas Y/N terkesiap.

Dokter tampan tersebut menghela napasnya pelan. Matanya melirik ke arah Juna dan juga perawat yang sedang membantunya kali ini. Y/N dibuat kebingungan saat Juna dan perawat itu keluar dari ruangan satu persatu. "Jun?" panggil Y/N lirih.

"Bentar, gue ada telepon penting," balas Juna. Dia takut jika nantinya Y/N salah paham atau marah dengan Juna perihal ini.

"Kamu tahu yang kamu lakukan bisa merusak tubuh kamu kan?" tanya Jaehyun tenang tapi tatapannya sangat sulit untuk Y/N artikan.

"Dok..."

"Baru dua hari Y/N, apa sebegitu rindunya kamu dengan saya? Dua hari yang lalu kondisi tubuh kamu sudah membaik, tapi mengapa sekarang kondisi kamu justru semakin menurun?"

Y/N semakin kebingungan dengan sikap dokter Jaehyun, entah kalimat sebelumnya merupakan kalimat sindiran atau kalimat yang memang ia ajukan untuk Y/N. Tidak mungkin kan jika dokter Jaehyun tahu perihal masalah itu? Dimana Y/N yang sedang mencari cara agar bisa bertemu dengannya lagi.

Mencintai seseorang itu bukan kesalahan tapi ketika membiarkan diri bertindak bodoh hanya karena cinta itu bukan cinta namanya, lebih seperti obsesi ingin memiliki.

Semoga bukan hal itu yang sedang Y/N rasakan. Y/N mengaku jika dirinya mengagumi sosok Jaehyun. Jaehyun yang sangat ramah, Jaehyun yang sangat baik, dan Jaehyun yang sangat pengertian sebagai seorang dokter.

Masih ingat dengan jelas ketika Y/N meminta untuk berjalan di koridor menggunakan kursi roda. Sang ayah tidak memperbolehkannya tapi dengan sigap Jaehyun mengatakan jika itu tak masalah bahkan Jaehyun sendiri yang mengajak Y/N untuk berjalan-jalan di taman rumah sakit sore itu. Jaehyun tahu jika Y/N sangat bosan mengingat sudah hampir dua minggu Y/N di opname di rumah sakit.

"Y/N?"

"Ya dok?"

"Saya mohon jangan melibatkan perasaan kamu, saya takut nggak bisa membalasnya dan pada akhirnya kamu yang akan tersakiti."

"Maksud dokter?"

"Saya sudah ber-istri dan memiliki satu anak. Saya tahu kamu memiliki perasaan itu. Jangan mengelaknya. Bukan hanya kamu saja, ada banyak wanita lain yang melakukan hal yang sama seperti kamu. Saya mohon, sayangi tubuh kamu sendiri. Saya bisa menangkap sinyal yang kamu berikan. Jadi, jangan merasa terbebani ataupun malu. Kamu lebih pantas mendapatkan pria yang lebih dari saya. Laki-laki yang sedang mengantarmu tadi, percaya tidak jika saya bilang bahwa dia menyukaimu? Terlihat jelas ketika dia sedang cemburu melihat kamu bersama saya."

"Dokter, sepertinya dokter salah paham."

Baik Y/N ataupun Jaehyun sama-sama terdiam, menatap satu sama lain dengan otak mereka yang sedang bekerja masing-masing. Y/N pikir Jaehyun terlalu percaya diri tapi memang tidak salah juga karena memang Y/N menyukainya tapi tidak berpikir sampai sejauh itu.

"Kalau begitu boleh saya bertanya, apa kamu menyukai saya?" tantang Jaehyun.











JAEHYUN AS (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang