Duren (Duda Keren) Pt.3

807 118 3
                                    

Tidak usah berbicara soal cinta jika pada akhirnya aku akan menikah dengan pria yang tidak aku cintai sama sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak usah berbicara soal cinta jika pada akhirnya aku akan menikah dengan pria yang tidak aku cintai sama sekali.

Terpaksa? Iya.

Aku terpaksa bertunangan dengan pria pilihan Papa dan Kak Hendery. Aku juga tidak mengerti alasan Kak Dejun menerima perjodohan ini.

Usaha Papa agar aku bisa melupakannya rasanya akan sia-sia saja. Enam bulan berlalu aku sama sekali belum bisa melupakan rasa cintaku kepada Om Jaehyun justru saat ini aku sangat ingin bertemu dengannya. Aku sangat mengkhawatirkan keadaannya ditambah Nara tak pernah terlihat lagi batang hidungnya membuatku semakin khawatir. Mereka baik-baik saja kan? Apa Om Jaehyun memutuskan untuk pindah dari kota ini karena dulu dia sempat memintaku untuk ikut bersamanya.

"Kalau memang hubungan kita ditentang banyak orang, kamu mau ikut bersamaku? Kita pergi dari kota ini? Aku ingin tinggal di Malang dan hidup bahagia bersamamu."

Kalimatnya beberapa tahun silam membuatku semakin berpikir, sepertinya dia telah menyerah, meninggalkanku dan mencari kebahagiaan yang lain. Haruskah aku menyerah dan menerima kehadiran Kak Dejun sekarang?

Berulang kali kukatakan bahwa aku sudah tidak peduli apapun termasuk tentang hidupku, hanya saja aku merasa tak enak hati dengan Kak Dejun.

Secara terang-terangan aku mengatakan padanya bahwa aku belum bisa mencintainya. Aku tahu dirinya sakit hati tapi pria itu justru sangat baik, dia tidak bisa memaksakan kehendaknya karena menurutnya cinta tak bisa dipaksakan. Seharusnya pria baik seperti Kak Dejun mendapatkan gadis yang lebih baik dari pada aku kan?

Aku juga tidak mengerti mengapa dia bisa bersikap seperti itu, dirinya pernah menyatakan perasaannya kepadaku membuatku semakin merasa bersalah. Aku tak tahu perlakuan baiknya kepadaku karena rasa itu. Dia mengakui bahwa ada rasa yang lain saat bersamaku.

"Mungkin ini terlalu cepat buat aku mengakui, aku nggak mau kamu merasa bersalah atau merasa nggak nyaman setelah aku menyatakan ini. Saat aku di dekat kamu, rasanya sangat berbeda. Sepertinya aku mulai menaruh hati sama kamu. Maaf kalau aku justru mempersulit keadaan."

Astaga!

Justru aku tak tahu harus melakukan apa? Aku tak ingin menyakiti hatinya dan tak ingin membuat dirinya semakin berharap.

"Kenapa melamun? Makanan nggak akan bisa habis kalau cuma kamu aduk-aduk begitu." Aku mendongak menatap Kak Dejun yang sudah ada di depanku.

Sejak kapan dirinya ada di sana?

"Kak?"

Kak Dejun menarik kursi yang ada di sebelahku kemudian mendudukkan dirinya di sana. "Habisin dulu makanan kamu, baru kita pulang."

"Loh, kan kamu masih ada jadwal bukannya?"

"Anterin kamu pulang dulu, nanti aku balik ngampus lagi. jadwalnya dua jam ke depan, lagian ngapain aku nunggu di sini."

JAEHYUN AS (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang