Roomate

1.6K 191 0
                                    

Aku merutuki kebodohanku sendiri karena terlalu boros bulan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku merutuki kebodohanku sendiri karena terlalu boros bulan ini. Tidak mungkin aku menghubungi Papa untuk meminta uang lagi, yang ada aku akan diceramahi.

Baru minggu pertama di bulan penghujan tapi dompetku sudah tak bernyawa lagi, sisa saldo di ATM sudah terkuras habis, credit card ku sudah limit. Jangan ditanya ke mana uangku berlari, tentu saja untuk bersenang-senang.

Aku kembali berpikir, mencari cara bagaimana bisa bertahan hidup untuk tiga minggu ke depan. Haruskah aku bekerja paruh waktu? Tidak, tidak. Pikirkan cara yang lain Y/N.

Suara pekikan dari sahabatku membuat jantungku seketika melompat. "Bisa nggak sih lo itu tenang? Jangan banyak tingkah hari ini, kepala gue lagi sakit," keluhku pada laki-laki yang sudah mendudukkan dirinya di kursi yang ada di hadapanku.

"Kenapa sih?"

"Pusing banget, nggak punya uang," ujarku mengaku, tak ada yang pernah aku tutupi darinya.

"Mampus." Alih-alih mendapatkan solusi, aku justru mendapati Dejun yang sedang mengataiku. Sahabat tak tahu diri.

"Jun, serius. Gue lagi miskin, beneran nggak ada uang untuk tiga Minggu ke depan."

"Kemanain itu uang kiriman dari bokap lo, Y/N?"

"Shopping, clubbing, kuliner," balasku santai.

"Gila emang sahabat gue. Kurang-kurangin clubbing lah, nggak baik Cewek clubbing mulu," sarannya yang selalu aku anggap hanya angin berlalu.

Bagaimana aku bisa berhenti dari semua hobiku? Itu tidak mungkin. Aku tak bisa hidup jauh dari mereka.

"Terus gimana? Nggak mungkin kan gue puasa ini dan itu? Gila aja. Yang ada gue kayak mayat hidup." Membayangkannya saja sudah membuatku bergidik ngeri. Y/N tanpa shopping dan alkohol bagai sayur tanpa garam.

"Berubah. Nggak selamanya lo minta terus sama bokap. Jangan terlalu boros Y/N."

Ah sama sekali tidak membantu, aku berharap Dejun mau memberi belas kasihan kepadaku misalnya meminjamkan uangnya untukku meskipun pantang untukku meminjam uang tapi kali ini. Serius, aku akan menghalau rasa maluku.

Aku menelungkupkan wajahku di meja, tapi Dejun menahannya terlebih dahulu. "Kotor, jangan tidur di situ. Kalau lo mau, lo bisa kerja partime di cafe teman gue. Gue nggak akan minjemin lo uang karena rasanya akan sia-sia aja, lo harus tahu bagaimana rasa susahnya menghasilkan uang," tekan Dejun diakhir kalimat.

"Lo yakin?" tanyaku.

"Nggak mau?" tanyanya balik.

Aku menggeleng pertanda tidak setuju. Dejun merotasikan matanya malas. Aku tidak terbiasa disuruh-suruh, rasanya akan sangat menyebalkan nanti.

JAEHYUN AS (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang