Jadi dokter, pacar, suami, kakak ipar, kakak, selingkuhan, guru ngaji ataupun tutor? Jung Jaehyun of NCT bisa menjadi siapun yang kalian inginkan. Fiktif belaka ya jangan disamakan dengan kehidupan real life sang idola. Di sini kamu yang jadi lead f...
Mengandung unsur BxB Yang tidak suka atau tidak berkenan, silahkan di skip ya ⚠️
Mohon jangan dibawa ke realife ataupun sosmed lain. Ini hanya imagine, jangan latah ya say~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gadis itu merenung hingga membuat adik tingkatnya gemas sendiri pasalnya laki-laki yang sejak tadi menegur Y/N tak mendapat balasan apapun. Sebuah ketukan singkat di meja membuat atensinya kembali teralih. "Ya, Jae? maaf aku melamun," cicit gadis itu pelan.
"Ada apa denganmu Kak? Aku perhatikan kamu hanya merenung, ada yang mengganggu pikiranmu? Tubuhmu di sini tapi pikiranmu sedang tidak di sini atau kamu sedang sakit?"
Seperhatian itu memang anak itu, dia Jaemin adik tingkat Y/N yang merangkap sebagai muridnya. Perbedaan usia mereka terpaut dua tahun, Y/N pun tidak mengerti alasan Jaemin meminta dirinya untuk menjadi tutor pria tinggi itu.
Bisa dikatakan laki-laki yang sedang menatap wajah Y/N itu terbilang cukup pintar, hanya saja dia terlalu malas melakukannya sendiri. Ia butuh support system yang tidak dia dapat dari orang lain dan keluarga.
"Aku hanya kelelahan."
Jaemin tersenyum, mendekatkan tubuhnya pada gadis yang terlihat letih itu, punggung tangannya menyentuh kening Y/N lembut. "Ah, aku tahu. Kamu sedang putus cinta kan?" tuduhnya asal. Bocah itu akan selalu seperti itu, dia tak akan malu untuk menggoda Y/N.
"Tidak perlu heran dari mana aku tahu. Berita putusnya kamu dengan Bang Abima sudah menyebar kemana-mana, ternyata tutorku famous ya? Kamu tidak ada niatan untuk cari penggantinya, Kak? Aku sedang menganggur nih," timpal Jaemin dengan mata yang mengerling.
Sinting!
"Apalagi yang mesti aku jelasin setelah ini? Tentang sistemnya atau pembahasan materinya yang kamu tidak mengerti? Kalau tidak ada, aku pamit pulang ya?" tanya gadis itu mengubah topik.
Bukannya membalas ucapan sang gadis, pria bemarga Na itu semakin menggodanya membuat tangan Y/N seketika mendarat mulus di kepala Jaemin. "Sorry, kamu sih dari tadi ngejahilin aku terus."
Jaemin terkekeh lalu meraih kunci yang ada di sebelahnya, "Yaudah yuk aku antar pulang."
"Ma, lagi pada diskusi apa?" tanya Jaemin saat mereka sampai di anak tangga terakhir.
"Abang kamu mau pulang membawa pacarnya. Besok kamu jangan kemana-mana ya? Y/N sudah selesai? Makan dulu ya? Tante baru selesai bikin resep baru, cobain yuk?"
"Maaf Tante, Y/N ada janji dengan teman," tolak halus Y/N, sejujurnya dia merasa sungkan. Jessie, ibu dari Na Jaemin sangat lah baik dan ramah. Meskipun mereka dari kalangan berada, mereka tak pernah membeda-bedakan.