Workaholic ⚠️🌚

3.2K 187 2
                                    

Mengandung unsur ++ 🌚🌚🌚 Yang tidak suka atau tidak berkenan, silahkan di skip ya ⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mengandung unsur ++ 🌚🌚🌚
Yang tidak suka atau tidak berkenan, silahkan di skip ya ⚠️

Anak kecil dibawah 19 tahun
dilarang hadir karena mengandung jebakan... serius, tolong ya minggir dulu 🙏🏻 Bijaklah dalam membaca, Mohon jangan dibawa ke real life ataupun sosmed lain. Ini hanya imagine, jangan latah ya say~
_________________



Menikah dengan pria yang gila kerja membuatku harus selalu melapangkan dada karena suamiku selalu merasa dirinya tidak puas, tidak mepedulikan kesehatan, kurang bersosialisasi, terus memikirkan pekerjaan, dan tidak mempedulikan prioritas keluarga bahkan untuk dirinya sendiri.

Terkadang aku sampai dibuat bosan memarahi pria itu. Dengan putrinya saja dia seringkali membatalkan janji. Tak ayal Elena selalu tak percaya jika Mas Jaehyun membuat janji kepadanya.

"Bunda.. Ayah belum pulang?"

"Belum sayang, kenapa?"

"Aku ada tugas."

"Sini Bunda bantu."

"Nanti aja Bunda, aku tunggu Ayah."

Ayah. Ayah. Ayah dan selalu ayah. Terkadang aku merasa iri dengan Mas Jaehyun, Elena berada di perutku selama 9 bulan. Aku yang selalu bersamanya, aku yang mengajaknya berbicara, aku yang melahirkannya, aku yang menyusuinya dan aku pula yang memberi perhatian penuh kepada dirinya tapi mengapa mas Jaehyun yang mendapat perhatian penuh dari Elena.

Jam menunjukkan pukul delapan malam, Elena belum tidur karena masih setia menunggu ayahnya bahkan aku sudah menegurnya beberapa kali hingga lelah rasanya.

"Sayang... Ini sudah malam, besok kamu sekolah kan? Ayo tidur, Bunda temani."

"Aku menunggu Ayah, Ayah janji pulang cepat hari ini Bunda."

"Bagaimana kalau El tidur, nanti kalau Ayah sudah pulang Bunda bangunin."

"Iyakah?"

"Iya. Bunda janji. Kamu juga udah ngantuk kan?"

"Tapi tugasku dikumpulkan besok."

"Bunda tadi bilang apa? Bunda bisa bantu Kakak, besok jangan seperti ini lagi ya?"

"Iya Bunda."

Bahkan aku merasa kasihan dengan anakku sendiri, hanya ingin diajari oleh ayahnya dia rela untuk tidur larut malam. Mas Jaehyun benar-benar sudah keterlaluan.

Aku menutup pintu kamar Elena dengan pelan, takut jika dirinya akan terbangun. Kutolehkan wajahku ke arah jam di dinding. Jam menunjukkan pukul sembilan malam tapi suamiku belum menunjukkan batang hidungnya. Terkadang aku kebingungan untuk apa dia memiliki banyak pegawai jika harus dia sendiri yang turun tangan melebihi dari bawahan itu sendiri. Bukankah itu bukan sifat seorang pemimpin, aku seringkali mendengar kalimat itu.

JAEHYUN AS (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang