Tutor Galak

1.4K 166 2
                                    

Sebuah tarikan membuat gadis itu terhuyung ke belakang, sang sahabat yang terkejut mendapat respon dari Y/N pun merengkuh tubuh mungil gadis itu pelan agar tidak terjatuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah tarikan membuat gadis itu terhuyung ke belakang, sang sahabat yang terkejut mendapat respon dari Y/N pun merengkuh tubuh mungil gadis itu pelan agar tidak terjatuh.

"Lo sakit?" tanyanya penuh khawatir.

Y/N mendengus pelan di perpotongan leher Dejun, "Jun. Gue mau cuti kuliah aja. Stress banget gue," keluh sang gadis. Xiaojun mengurai pelukannya dan menatap wajah Y/N dengan tatapan penuh kebingungan. Apa yang ada dipikiran sahabatnya hingga ia memikirkan untuk mengambil cuti?

"Kenapa?"

"Lo tahu gue bodoh di soal perhitungan kan? Gue nyerah sampe pengen nangis darah rasanya," ujar Y/N mendramatisir.

Alih-alih merasa kasihan Dejun justru menertawakan Y/N, ia sangat paham kelemahan sahabatnya itu.

"Kok ketawa? Jahat banget, bukannya bantuin."

"Kantin kuy, gue traktir."

"Nah, gitu dong. Ini baru sahabat gue."

"Uh dasar. Makanan aja nomer satu," sindir Dejun. Ia melangkah mengekori Y/N yang sudah berjalan di depannya menuju kantin fakultas.

Banyak pasang mata yang memperhatikan ke duanya dan mengira bahwa mereka mempunyai hubungan lebih dari sekedar sahabat. Baik Y/N ataupun Dejun mereka tak akan malu-malu mengumbar skinship di area kampus. Maka dari itu, banyak yang iri dengan persahabatan mereka bahkan banyak pula yang mendoakan mereka agar berlayar.

"Kapan sih couple gue berlayar. Jun, Y/N jadian aja dong, kalian itu cocok tahu."

Jika sudah mendengar kalimat itu, keduanya hanya bisa tertawa. Dejun dan Y/N bersatu? Itu tidak mungkin. Mereka sungguh bertolak belakang dan tak akan bisa menyatu ibarat minyak dan air yang tak bisa menyatu tapi anehnya mereka bisa bersahabat dari TK dan tak pernah meributkan masalah apapun.

"Yakin cuma karena satu mata kuliah lo memilih untuk menyerah. Kalau lo memilih cuti tetap aja lo harus ambil SKS itu kan?" Y/N membenarkan ucapan Dejun, memang mata kuliah itu wajib hukumnya karena Y/N mengambil program studi Ekonomi. Salahkan sang ayah yang memaksanya untuk mengambil jurusan itu.

"Tapi Jun, seenggaknya gue bisa healing satu semester."

"Yakin, katanya mau lulus bareng sama gue?"

Ah, Dejun. Mengapa dia pintar sekali untuk membuat Y/N semakin ragu.

"Gini aja deh, gue punya temen lulusan sini dan juga satu jurusan sama lo. Semoga dia mau jadi tutor lo."

"Bayarannya?"

"Tenang, santai. Dia udah banyak duit."

Y/N semakin berpikir, apa teman Dejun mau membantunya sedangkan ia tak bisa membayar mahal jasa temannya itu? Tapi jika sudah memiliki banyak uang apa orang itu juga memiliki waktu luang untuknya?

JAEHYUN AS (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang