Si Pembuat Onar pt. 5

856 122 7
                                    

Y/N mendengus menatap Jaehyun yang sedang berjalan ke arahnya, ingin menghindari pria berdimple itu pun percuma karena kedua manik mata mereka sudah bertemu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Y/N mendengus menatap Jaehyun yang sedang berjalan ke arahnya, ingin menghindari pria berdimple itu pun percuma karena kedua manik mata mereka sudah bertemu.

Kampus tempatnya menimba ilmu begitu luas, lalu mengapa Y/N harus bertemu dengan pria itu lagi terlebih mereka yang berbeda fakultas dengan gedung yang berjauhan, bukankah seharusnya sulit bagi mereka untuk bertemu?

"Hai," sapa Jaehyun dengan senyuman menawan tepat di hadapan Y/N. Tak ada balasan apapun dari sang wanita yang membuatnya tergila-gila pun membuat Jaehyun semakin gencar untuk mendekati Y/N.

Peduli setan jika wanita itu sedang mengandung janin dari suaminya, yang jelas bagi Jaehyun dirinya pantas untuk bahagia dan berhak untuk menjemput kebahagiaannya sendiri, kebahagiaan yang menurutnya ada dalam diri Y/N.

"Udah sehatan?" tanya Jaehyun, pria itu terkesan tidak peduli atau takut dengan apa yang diucapkan suami Y/N tempo hari.

"Nggak usah pegang-pegang." Tangan Y/N menepis uluran tangan Jaehyun berkali-kali.

"Jangan galak-galak sayang."

"Jaehyun, gue ingetin lagi barangkali lo lupa kalau gue sudah bersuami dan gue sedang mengandung anak dari suami gue. Lo masih ingat kan siapa suami gue?"

"Calm down beibh, gue nggak keberatan kok kalau dijadikan yang kedua atau kita harus menjalin hubungan backstreet pun gue terima."

"Sinting!" sahut Y/N tak habis pikir.

"Bisa aja sih gue nunggu lo jadi janda dulu, tapi gue nggak sesabar itu Y/N."

Wanita yang sedang menatap jengah ke arah pria yang ada di hadapannya itu pun semakin dibuat muak dengan tingkah laku kakak tingkatnya, tidak tahu lagi harus bertindak apa kepada Jaehyun.

Apakah sarannya tempo hari untuk pindah kampus kepada sang suami harus dia pikirkan kembali. Tidak ada salahnya bukan? Terlalu lelah untuknya menanggapi Jaehyun.

"Sore nanti gue ada tanding basket lawan kampus sebelah, gue harap lo datang ya?"

"Ngapain?!"

"Support aku lah cinta, kalau nanti aku cetak skor banyak aku minta hadiah."

"Mimpi aja sana, gue nggak akan sudi lihat lo tanding apalagi kasih lo hadiah."

"Jangan terlalu membenciku sayang, benci sama cinta itu beda tipis dan jangan terlalu cinta sama suami kamu karena suatu saat dia bakalan menjadi pria yang teramat kamu benci. Kita nggak pernah tahu ke depannya loh dan bisa aja justru dia pria yang bakal menyakiti hati kamu. Iya kan?"

"Nggak akan, gue tahu gimana suami gue. Nggak usah ngajarin. Mending lo cari cewek lain aja sana. Di luaran sana masih banyak gadis yang dengan mudahnya menerima kekurangan lo yang berlebih ini."

Y/N mengatakan kalimatnya tanpa keraguan, bahkan dirinya tak berpikir bagaimana perasaan Jaehyun nantinya karena pada kenyataannya dia hanya ingin membuat Jaehyun menjauh dari hidupnya, tidak peduli apa dan bagaimananya caranya.

JAEHYUN AS (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang