Jadi dokter, pacar, suami, kakak ipar, kakak, selingkuhan, guru ngaji ataupun tutor? Jung Jaehyun of NCT bisa menjadi siapun yang kalian inginkan. Fiktif belaka ya jangan disamakan dengan kehidupan real life sang idola. Di sini kamu yang jadi lead f...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Wooy.. Jaehyun.... Jadi bagaimana?" tanya Ten dengan raut wajah kesal, pasalnya Jaehyun sama sekali tak menyimak pembicaraan mereka.
"Apanya?" sahut Jaehyun tak mengerti. Pria itu meringis saat tak sengaja menyentuh bekas luka yang ada di perutnya.
"Tuh kan Yut, gue kata juga dari tadi dia melamun. Lamunin siapa lo? Y/N atau Leta?" ujar Ten.
"Merasa bersalah juga kan lo, iya kan?" timpal Yuta.
Sejujurnya jika dikatakan Jaehyun merasa bersalah tentu saja iya. Y/n bisa mendapatkan perawatan khusus di rumah sakit karena dirinya. Tapi kembali lagi, Jaehyun tak meminta Y/n untuk membantunya saat itu.
Alih-alih meminta maaf pria keras kepala itu justru memilih untuk mengikuti gengsinya yang terlampau tinggi.
Jaehyun meraih jaketnya yang Ia sampirkan di kepala kursi. Ia bersiap untuk pergi menjemput dan mengantar pulang Leta.
"Dia yang bantuin gue, bukan gue yang minta bantuan dia," kata Jaehyun santai sedangkan teman-temannya hanya bisa menatap Jaehyun dengan tatapan tak mengerti, bisa-bisanya pria bodoh itu berbicara demikian. Jika bukan karena Y/N yang membantunya mungkin Jaehyun sudah dikebumikan saat ini.
Taeyong yang sejak tadi hanya diam pun mulai angkat bicara dan menahan pergerakan Jaehyun. "Kayaknya bukan perut lo aja yang terbentur, tapi kepala lo juga. Buktinya omongan lo ngelantur. Gue tahu lo nggak suka sama Y/N, tapi lihat dia sekarang... dia sampai masuk rumah sakit karena nyelamatin nyawa elo. Kalau lo nggak mau minta maaf seenggaknya ucapin terima kasih ke dia."
Pria berparas bak anime hidup itu menahan emosinya, menurutnya Jaehyun sungguh keterlaluan. Haruskah dia berkata seperti itu saat seseorang sedang meregang nyawa karena dirinya? Apa dia tidak melihat bagaimana paniknya Dejun saat melihat Y/N yang tak sadarkan diri kemarin?
"Lo bisa lihat gimana paniknya Dejun kemarin kan Jae?" tanya Taeyong dengan nada getir, "Bagaimana kalau posisi Y/N digantiin sama Leta? Apa lo nggak sepanik itu? Apa lo mau mendengar kalimat melantur lo tadi dari orang yang dibantuin Leta? Gue rasa kalau Dejun dengar ini, bukan cuma di perut lo aja yang ada bekas luka."
"Iya. Gue kalau jadi Dejun bakalan sakit hati. Cewek gue sendiri justru bantuin cowok lain terlebih cowok yang dia bantu nggak tahu terima kasih," sindir Ten tanpa peduli bagaimana perasaan Jaehyun nanti.
Kalimat yang dilontarkan teman-temannya membuat Jaehyun terdiam, terlebih kalimat Taeyong sangat menganggu pikirannya. Jika Leta yang ada di posisi Y/N saat ini apa yang akan dia lakukan?
Entahlah, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang. Yang jelas prioritas utamanya saat ini adalah menjemput Leta karena gadis itu sudah menghubunginya terus-menerus.
Tanpa berpamitan kepada teman-temannya, Jaehyun kembali berjalan menjauhi area kantin Fakultas.
"Semenjak pacaran sama Leta, itu anak makin keras kepala," ujar Ten.