Jadi dokter, pacar, suami, kakak ipar, kakak, selingkuhan, guru ngaji ataupun tutor? Jung Jaehyun of NCT bisa menjadi siapun yang kalian inginkan. Fiktif belaka ya jangan disamakan dengan kehidupan real life sang idola. Di sini kamu yang jadi lead f...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Memiliki sosok suami sempurna tentu menjadi idaman setiap wanita. Namun kata sempurna sangatlah luas dan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.
Suami sempurna itu bukan hanya dilihat dari ketampanan, ketulusan hatinya, kesabaran, kariernya yang cukup bagus ataupun ayah yang hebat untuk anak-anaknya.
Bagiku, meskipun suamiku belum menjadi ayah yang hebat untuk anak-anak kita nanti dia begitu sempurna di mataku karena dirinya yang selalu mensupport apa yang aku lakukan. Termasuk tak melarangku untuk mengadopsi seekor kucing meskipun keluarganya sangat melarang keras kami mengadopsi hewan di rumah mengingat aku yang tak kunjung mengandung setelah mengalami keguguran.
Tak masuk akal menurut Jaehyun, pria itu selalu menjelaskan pada keluarganya bahwa belum saatnya aku kembali mengandung. Tuhan belum memberikan kepercayaan penuh kepada kami untuk mendidik seorang anak. Lagipula ambil sisi positifnya, mungkin Tuhan meminta kami untuk belajar lebih dahulu, belajar menjadi sosok ayah yang tangguh dan ibu yang penyayang untuk anak-anak kami kelak.
"Kamu yakin mau ikut?" tanyanya. Jaehyun tetaplah Jaehyun, ia akan seperti pria yang aku kenal tujuh Tahun lalu. Dia yang selalu mengkhawatirkan aku, memastikan bahwa aku akan baik-baik saja.
"Kamu gimana sih Mas, ini kan ulang tahun Papa kamu. Masa iya menantunya nggak hadir," balasku.
Aku mengerti apa yang menjadi kegelisannya saat ini. Tentu saja, omongan dari keluarga besarnya yang akan membuatnya pening, perihal anak. Jika dikatakan bosan, Jaehyun pasti bosan mendengar pertanyaan itu, pertanyaan yang selalu sama. Kapan aku hamil? Kapan kami memiliki anak?
Jangan tanya kepadaku dan Mas Jaehyun karena kami sendiri pun tak tahu.
Setelah aku mengalami keguguran empat tahun yang lalu, aku belum diberi ijin kembali untuk mengandung. Aku tak pernah menyesali apa yang telah terjadi dalam hidupku, mungkin memang belum waktunya meski calon anakku saat itu sudah berusia lima bulan.
"Nggak apa sayang, dia udah ada di tempat yang terbaik. Jangan sedih, dia bakal nungguin kamu di sana. Kita bisa usaha lagi kok."
Ucapan Mas Jaehyun saat itu membuatku tersadar, aku bersyukur memiliki dia yang begitu sempurna meskipun aku belum sempurna menjadi seorang wanita. Ketika aku mengatakan kalimat itu dia akan selalu membantahnya dengan kalimat panjangnya yang seperti ini :
"Apaan sih yang, buat aku kamu itu istri yang sempurna, ibu yang sempurna untuk si kecil yang belum sempat melihat dunia dan calon ibu yang sempurna untuk anak-anak aku nanti. Jangan berkecil hati, aku nggak mau kamu kepikiran, kesempurnaan itu hanya bisa dilihat dari sudut pandang kita, Nggak tertakar sayang... Semua tergantung gimana cara kita melihatnya. Bukan berarti kamu nggak sempurna karena kamu belum melahirkan, belum menjadi ibu, ataupun belum menyusui. Big No. Kamu hampir sampai dititik itu tapi memang Tuhan yang belum kasih kepercayaan ke kita, hum? Lagipula kesempurnaan hanya milik Tuhan. Jadi jangan punya pikiran kayak gitu lagi, kamu wanita sempurna dan istri yang sempurna di mata aku."