Duren (Duda Keren) Pt. 2

822 137 7
                                    

Bisakah bantu aku untuk berpikir?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bisakah bantu aku untuk berpikir?

Apa yang harus aku lakukan dan apa yang harus aku katakan pada Nara setelah dia memergokiku dan ayahnya sedang berciuman di dapur?

Sungguh, aku dan Om Jaehyun sama sekali tidak menyadari kedatangannya, Nara kembali ke dalam rumah setelah dia berpamitan pergi ke kampus sepuluh menit yang lalu kepada Om Jaehyun.

Tamat sudah riwayatku kali ini. Aku hanya bisa pasrah, lebih tepatnya takut, takut akan kehilangan Om Jaehyun juga teman baikku - Nara. Dibanding takut diusir Papa, aku lebih takut kehilangan mereka.

Mungkin aku terlalu percaya diri karena Papa tidak akan tega mengusirku dari rumah, Papa sangat menyayangiku sebab aku merupakan anak gadis satu-satunya di rumah. Abangku Hendery sedang kuliah di China, kakak kandungku yang terpaut usia satu tahun itu memilih tinggal bersama nenek dan kakek.

Merasa bersalah sudah pasti, aku memilih diam menunduk, tak bisa berkata apa-apa lagi, meskipun om Jaehyun menggenggam jemariku dengan erat tetap saja tak bisa membuat hati ini kembali tenang.

"SEJAK KAPAN?!" Nara mulai angkat suara, suaranya begitu memekakkan telinga. Baru kali ini aku melihat dirinya bisa semarah itu, Nara yang tak pernah bisa marah, Nara yang selalu sabar dalam menyikapi sesuatu, untuk pertama kalinya aku melihat dirinya yang berbeda dan itu karena ulahku.

Maafkan aku Nara.

"Ayah... Nara kasih ijin Ayah untuk menikah lagi kok, Nara bakal terima ibu sambung Nara dengan tangan terbuka... siapapun itu, Tapi... kenapa harus teman Nara sendiri, yah? Kenapa harus Y/N? KENAPA AYAH?"

Om Jaehyun melepaskan genggaman tangannya pada jemariku, ia berjalan ke arah Nara, menggiring Nara untuk duduk di sofa. "Sayang, dengerin penjelasan Ayah dulu... Y/N nggak salah apa-apa, kalau kamu mau marah limpahin semuanya ke Ayah karena Ayah yang memulainya, Ayah yang memaksa Y/N untuk menerima cinta Ayah."

Aku menatap Nara dalam diam, semakin merasa bersalah tentunya, harusnya dari awal aku memberitahunya dan tidak berpikir untuk menutupinya secara terus menerus karena bagaimanapun rahasia yang sudah kami tutup rapat akan terbongkar saat waktunya tiba dan aku rasa ini adalah waktunya.

Jika di kemudian hari aku dipermalukan, aku akan menanggung semuanya, menerimanya dengan lapang dada. Tak apa, karena mencintai seseorang bukanlah suatu kesalahan atau pun suatu kejahatan, toh orang yang aku cintai bukan milik orang lain.

Ada benarnya ucapan Om Jaehyun, cinta itu tak mengenal usia. Tak ada salahnya mencintai pria dewasa yang usianya terpaut lima belas tahun denganku.

Memangnya siapa kalian hingga berani melarangku untuk mencintainya?

Di luaran sana masih banyak sepasang kekasih seperti kami, terlebih jarak usia mereka terpaut jauh hingga di atas dua puluh Tahun.

Tak ada masalah kan? Buktinya mereka yang sudah menikah pun bisa hidup bahagia.

JAEHYUN AS (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang