CHAPTER 19

5.2K 242 3
                                        

Perlahan kulepaskan ciuman itu. Membiarkan Mila bernapas. Kubiarkan dahi kami tetap bersentuhan.
'Tuhan, apa yang baru saja kulakukan? Kami berciuman?! Apa ini mimpi?'kataku dalam hati.

Guyuran hujan yang semakin deras membasahi tubuh kami. Kedua kening kami masih saling menyatu. Mila masih terlihat sedikit kaget. Hingga ia menutup matanya rapat, tak berani menatapku.

*SKIP*

~POV Author~

Disebuah rumah sakit besar diJakarta, di ruang ICU.

Seorang perempuan terbaring lemah tak berdaya ditempat tidur pasien. Seluruh tubuhnya dipasang alat pendeteksi. Wajahnya sangat pucat dan matanya tertutup rapat.

Jika kamu hanya melihat sekilas, kamu akan mengira bahwa perempuan ini telah tak bernyawa. Tapi tidak. Dia masih hidup. Hanya saja dia mengalami koma.

Tak lama, seorang pria berbaju putih, yang tak lain adalah dokter masuk kedalam ruangan ini bersama seorang suster. Dari nama yang tercantum dibajunya, dapat diketahui kalau dia bernama Dr. Rico Fernandez Wijaya.

Dia berjalan mendekati perempuan yang masih koma ini sambil menghela napas panjang. Perlahan ia memeriksa kondisinya dengan stetoskop.
"Semua masih sama dok.. tak ada kemajuan apapun.."kata si suster padanya.
"Ya.."balasnya pelan.

Suster tersebut pun berjalan keluar, membiarkannya bersama perempuan tersebut.
"Kapan kamu akan sadar? Sudah terlalu lama kamu tertidur seperti ini.. apa kamu tak merindukan anakmu?"kata Dr. Rico pelan sambil terus menatap perempuan yang masih koma tersebut.

*SKIP*

~POV Kevin~

Aku akhirnya mengantarkan Mila pulang setelah hujan reda. Entah berapa lama kami berdiri dibawah hujan yang deras tadi. Dan aku bisa merasakan jika Mila kedinginan karena itu. Bukan hanya Mila, tapi aku juga kedinginan.

Mila perlahan pun turun dari motorku ketika motorku telah benar-benar berhenti tepat didepan rumahnya.

Kulihat dia sedikit menggigil kedinginan. Kulepas jaketku dan kemudian kukenakan padanya.
"Walau ini juga basah, tapi mungkin setidaknya bisa memberikan kehangatan.."kataku sambil mengenakan jaketku pada Mila.
"Thanks.."katanya pelan.

Dari nada bicaranya, aku tahu kalau dia masih shock akibat kejadian tadi.
'Astaga! Aku benar-benar bodoh. Apa yang telah kulakukan? Kenapa tadi aku menciumnya?'kataku dalam hati.

Aku pun menatapnya pelan.
"Maaf.."kataku

Dia tak menjawab apapun. Dia hanya membalas menatapku.
"Maaf karena tadi telah menciummu.. aku tak ada maksud apapun tadi.. hanya saja.. Haiz! (memukul kepalaku sendiri pelan) entah setan mana yang mendorong diriku untuk melakukan itu.. maaf jika tadi itu membuatmu shock sekaligus kaget.."kataku padanya.

Dia tiba-tiba tertawa melihatku.
"Kamu lucu ya kalau lagi merasa bersalah.."katanya
"Hah?!"kagetku
"Lupakanlah masalah tadi.. ya mungkin aku agak kaget tadi.. karena itu ciuman pertamaku.. tapi ya sudahlah.. aku tahu kamu tak sengaja melakukan itu.. jadi jangan terus merasa bersalah lagi.. justru aku mau ucapkan terima kasih.. karena telah mengajakku jalan dan menikmati hujan malam ini.."katanya sambil tersenyum pelan.
"Oh.. ya, bisa kurasakan tadi jika itu ciuman pertamamu.. tapi maaf, ini bukan ciuman pertamaku.. kamu tahu kan, aku sudah pernah menikah dan punya anak?"balasku
"Ya.. tapi jangan diulangi lagi ya.."ketusnya pelan.

Aku begitu gemas melihat wajahnya. Kemudian kutarik pelan hidungnya.
"Kamu orang yang menyenangkan.. pantas saja jika Kenzo langsung merasa nyaman ketika bersamamu.. bahkan menganggapmu sebagai bundanya.."kataku
"Pulanglah.. sudah malam.. lagipun, bajumu basah.."katanya.
"Kamu usir aku?"candaku
"Bukan maksud usir.. tapi tak enak jika ada tetangga yang melihat.. apa kata mereka coba jika kalau melihatku bersama seorang laki-laki dilarut malam seperti ini.. mereka pasti berpikir aku bukan perempuan baik-baik.."katanya

Aku pun menyalakan mesin motorku.
"Untuk apa pikirkan perkataan mereka? Jika mereka tanya, bilang saja kalau aku kekasihmu.. mudah kan?"kataku

Wajahnya menunjukkan kalau dia sangat kaget. Aku hanya tersenyum melihat wajahnya.
"Masuklah.. aku pulang sekarang, bye.."kataku sambil melaju pergi.

Diperjalanan pulang,
'Apa aku tadi baru saja menyatakan cinta padanya? Astaga! Kenapa aku jadi begitu bodoh ketika didepannya?'kataku dalam hati.

TO BE CONTINUED..

IS THIS LOVE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang