CHAPTER 42

3.2K 159 4
                                    

"Gimana, Vin?"tanya mama yang membuyarkan pikiranku
"Mama apaan sih.. Mila kan cuma sekretaris pribadi Kevin.. dan lagipula.. Kevin belum siap untuk berumah tangga lagi.."kataku pelan
"Apa karena Sahila? Kamu masih mencintainya?"tanya mama
"Tidak ma.. Kevin sudah melupakannya.. hanya saja.. luka itu belum bisa Kevin lupakan.."kataku pelan
"Kamu tidak boleh terus seperti ini.. sudah waktunya kamu belajar mencintai dan bahagia sekarang.. mama yakin, gadis itulah jodohmu.. karena mama bisa lihat jika dia tulus padamu.. apa kamu tidak bisa merasakannya?"tanya mama
Mama pun berjalan keluar, meninggalkanku duduk sendiri disofa.

'Kevin bisa merasakannya, ma.. malah selalu Kevin rasakan setiap dari ketulusan Mila.. bahkan Kevin perlahan mulai merasakan getaran cinta untuknya.. Kevin juga mulai merasa sangat nyaman ketika didekatnya.. bagi Kevin, Mila itu sangat berharga.. dan Kevin juga tak mau kehilangannya.. hanya saja...'kataku dalam hati.

Aku menyandarkan kepalaku pelan disofa.
"Aku masih butuh waktu.. aku tak mau merasakan luka yang sama lagi.. aku memang mencintaimu, tapi biarkanlah waktu dan cinta juga takdir yang menyatukan kita nanti.."kataku pelan.

*SKIP*

Selesai makan malam,
Aku, Mila, Aliando, dan Dahlia duduk santai disofa ruang tamu.
"Mama sama papa mana?"tanyaku sambil asyik memainkan Iphoneku
"Udah lagi istirahat, kak.. maklumlah, mereka sudah lelah setelah kemarin semalaman dipesawat.."kata Aliando
"Terus, kalian berdua tidak lelah?"tanyaku pada Aliando dan Dahlia
"Gak terlalu, kak.."jawab Aliando
"Oh ya, Kim mana, kak?"tanya Dahlia padaku
"Lagi dikamar Kenzo.. lagi main.."jawabku.
"Ya sudah, gua kekamar Kenzo dulu ya.."pamit Aliando
"Ya deh.. gua juga mau anterin Mila pulang dulu.. yuk Mil.."ajakku pada Mila
"Ya.. yuk.."balas Mila
"Gua juga mau istirahat dulu deh.. malam kak, malam Ali.."kata Dahlia sambil berjalan ke kamarnya.
Aku juga berjalan keluar rumah bersama Mila.

Didepan rumah.
Aku menahan tangan Mila sebentar.
"Maaf ya.. jadi kemalaman gini.."kataku
"Gak apa-apa kog.. besok kan minggu.. lagian keluarga kamu semuanya baik kog sama aku.. apalagi adik-adik kamu.."balas Mila tersenyum
"Bagus deh kalau kamu nyaman dengan keluarga aku.."kataku
"Tapi, aku besok tidak harus kerja kan?"tanya Mila

Aku tertawa pelan mendengar perkataan Mila.
"Belum tahu.. kalau ada, akan aku hubungi kamu.."kataku
"Hah?! Kenapa tidak biarkan aku istirahat sehari saja?"kesalnya
"Itulah resiko menjadi sekretaris seorang CEO perusahaan besar.. yuk, pulang.."kataku sambil perlahan memegang tangannya.

Mata Mila perlahan melirik kearah tanganku yang menggenggam tangannya. Aku juga ikut melirik.
"Kenapa?"tanyaku
"Gak.. yuk pulang.."balasnya sambil membalas genggaman tanganku.

Aku pun membukakan pintu mobil untuk Mila. Setelah Mila masuk, aku juga masuk. Dan kemudian mobilku melaju kerumah Mila.

*SKIP*

~POV Mila~

Aku berjalan masuk kerumah. Kevin sudah pulang lagi kerumahnya.

Entah kenapa, tapi hatiku senang. Aku diajak jalan sama Kevin, makan dengan keluarganya, bahkan sepertinya keluarga Kevin sangat menerima kehadiranku ditengah-tengah keluarga besar mereka. Hingga aku merasa telah menjadi bagian dari keluarga mereka karena aku benar-benar sangat nyaman ketika dengan mereka.

Aku pun duduk disofa. Merebahkan tubuhku karena aku lelah. Bukan lelah karena kerja atau apapun itu, hanya saja aku lelah karena sedari tadi berbahagia.

Tiba-tiba, Dicky berlari menghampiriku.
"Hayo.. lagi ngapain loe, kak?"teriak Dicky mengagetkanku
"Apaan sich loe, Dicky.. kagetin gue aja.."kataku sambil memukulnya pelan
"Aw.. sakit, kak.. kejam banget loe sama gue, kak.. eh, kek mana acara loe sama kekasih loe itu?"tanyanya
"Hah?! Kekasih? Emang gue punya pacar? Kog gue gak tahu kalau gue punya pacar?"kataku kaget
"Yang tadi itu loe, kak.. yang jemput loe tadi.. gimana acara loe tadi sama dia?"tanya Dicky lagi.
"Oh.. maksud loe, Kevin..? Dia bos gue, teman gue.. bukan cowok gue.."kataku sambil kemudian berjalan meninggalkannya dan masuk kekamar

Dicky pun mengejarku hingga mengetuk keras pintu kamarku yang sudah kukunci.
"Kak.. buka dulu.. gue cuma mau tahu gimana hubungan loe sama dia.. kak.."teriaknya keras sambil terus mengetuk keras pintu kamarku.
"Udah deh.. anak kecil jangan banyak tanya.. belajar aja sana.. bentar lagi kan loe udah mau ujian kelulusan.."balasku.
"Huh.. banyak banget alasan loe buat ngeles, kak.."ledeknya dari luar kamar.
"Bajaj kali ngeles.."candaku dari dalam kamar
Akhirnya dia berhenti mengetuk dan berlalu pergi, mungkin masuk ke kamarnya.

TO BE CONTINUED...

IS THIS LOVE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang