CHAPTER 73

3.6K 173 1
                                    

Perlahan Sahila berjalan mendekatiku.
"Lama gak ketemu? Bagaimana kabarmu?"tanyanya pelan seolah tak terjadi apapun diantara kami.

Aku meminta agar Kenzo pergi melanjutkan permainannya. Kenzo pun menuruti kata-kataku.

"Kamu marah?"tanya Sahila lagi
"Tidak.. untuk apa marah? Aku akan marah jika aku masih memiliki perasaan untuk orang tersebut.. atau aku masih memperdulikannya.. tapi kala jika dia sudah tak berarti sama sekali lagi.. maka untuk apa aku marah? Itu hanya akan membuang tenagaku saja.."ketusku

Aku perlahan berjalan mundur.
"Kenzo.. ayo pulang.."ajakku
"Tapi.."tahannya
"Ayo sayang.. papa masih harus kekantor.."bujukku

Perlahan Kenzo pun berjalan kearahku.
"Sampai jumpa, ma.."kata Kenzo dengan berat sambil terus menatap Sahila

Aku pun menggenggam erat tangan Kenzo dan perlahan berjalan meninggalkan taman.

Tiba-tiba, kurasakan Sahila berlari cepat dan langsung memelukku erat dari belakang.
"Jangan pergi.."katanya

~POV Mila~

Kevin tadi meninggalkanku. Aku tak bisa menyalahkannya juga. Aku tahu dengan pasti ketakutan Kevin. Secara, Kenzo kan anak tunggalnya, anak kesayangan lagi. Jadi, tadi dia buru-buru lari pergi mencari Kenzo.

Aku dan suster jalan bersama untuk menemui Kevin dan Kenzo. Kami dikawal oleh anak buahnya Kevin.

Namun, langkah kakiku terhenti kala melihat sebuah pemandangan didepan sana. Pemandangan yang cukup menyayat hatiku
"Nyonya Sahila?"kaget suster

Aku menatap ke suster kemudian menoleh kembali, melihat adegan berpelukan antara Kevin dan.. Sahila?

Air mataku seperti akan mengalir keluar, namun kutahan. Aku ingin tahu apa yang sedang terjadi disana. Apa kenyataannya sama seperti yang kulihat?

~POV Kevin~

Perlahan kulepas tangan Sahila dariku. Tapi dia malah memelukku lebih erat.
"Kumohon, Vin.. dengarkan penjelasanku dulu.. semuanya tak seperti yang kamu bayangin.."katanya mulai terisak

Aku akhirnya berhasil melepas pelukannya. Aku berbalik dan menatapnya tajam.
"Dan sekarang aku yang memohon padamu.. aku tak peduli apapun alasanmu.. aku tak peduli seberapa bodohnya aku dimatamu saat itu.. tapi kumohon, jangan ganggu hidupku lagi.. jika kamu telah menemukan yang lain, maka aku juga ingin memulai semuanya dengan orang kusayang.. please.. lepaskan aku.."kataku

Sahila langsung mengenggam erat tanganku
"Aku akan pergi tapi setelah kamu dengarin penjelasanku dulu.. aku ingin kamu dengar semuanya saja.. kumohon.. kasih aku waktu.."pintanya
"Baiklah.. hanya 5 menit.. jelaskanlah.."kataku pasrah
"Aku tak pernah meninggalkanmu.. tak pernah, Vin.."katanya pelan
"Tidak pernah meninggalkanku? Lalu, apa maksud kejadian 3 tahun yang lalu? Pergi dengan meninggalkan sebuah surat.. itu disebut apa?"ketusku
"Biarkanlah aku jelaskan dulu.. setelah itu, jika memang ada yang tak sesuai, kamu baru bilang.. boleh?"katanya

Aku hanya diam saja
"Aku pergi bukan karena aku mencintai pria lain.. bukan karena aku hanya mengingkan hartamu.. kamu tahu kan, betapa aku mencintaimu.. mulai dari awal pertemuan kita sampai kemudian kita menikah.. aku selalu cinta sama kamu.. tapi kemudian, aku harus pergi.. tapi aku bukan pergi karena sudah tak mencintaimu.. aku divonis mengidap kanker rahim ganas saat kita baru menikah dulu.. dan Dr. Rico yang menanganiku selama ini.. dia tak mengijinkanku untuk hamil dan memiliki anak karena akan berakibat fatal padaku.. tapi kemudian aku ingat kamu pernah bilang, kamu mengingkan seorang anak dariku.. aku tak ingin mengecewakanmu, maka aku tak pernah cerita padamu.. dan sampai akhirnya ternyata aku bisa punya anak.. aku bisa melahirkan Kenzo.. awalnya kukira aku baik-baik saja.. kukira semuanya akan berjalan baik-baik saja.. tapi dugaanku salah.. kankerku semakin ganas.. dan akhirnya aku benar-benar drop setelah usia Kenzo 2 bulan.. tapi aku tetap tak ingin memberitahumu karena kupikir jika hari ini aku harus matipun, aku tak mau kamu menangis dan terluka.. aku cinta padamu.. tapi jika takdir tak ingin kita bersatu dan aku harus meninggal, aku hanya akan terus berharap kamu bisa menemukan penggantiku tanpa mengetahui kematianku.. biarlah kamu pikir aku ini jahat.. biarlah kamu pikir aku ini kejam.. asalkan kamu tidak terluka.. hanya itu keinginanku saat itu, sehingga aku minta agar Dr. Rico membantuku membuat semua kebohongan itu, termasuk foto, surat dan semuanya.. agar kamu percaya.. setelah itu, aku koma selama 3 tahun lebih.. aku tak pernah berharap aku bisa bangkit lagi.. aku tak pernah berharap bisa hidup lagi.. tapi Tuhan berkehendak lain.. Dia memberikanku kesempatan lagi melalui usaha Dr. Rico.. aku hidup lagi.. walau kondisiku belum sepenuhnya membaik, tapi ini sudah jauh lebih stabil dari sebelumnya.. kini aku kembali bukan untuk mengganggumu ataupun meminta pengampunanmu.. tapi aku kembali untuk bertanya, apa aku masih ada harapan untuk kembali denganmu? Apa masih ada harapan untukku berkumpul dengan kamu dan Kenzo lagi?"tanyanya

TO BE CONTINUED...

IS THIS LOVE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang