CHAPTER 119

3.2K 137 8
                                    

*SKIP*

Malamnya.

Mobilku parkir didepan rumah Mila.
"Mila.. minta maaf sama om dan tante ya.. acara makan malam hari ini terpaksa batal karena rapat dadakan itu.."kataku pada Mila
"Ya.. kamu mau masuk dulu?"tanya Mila
"Kurasa tidak.. besok pagi-pagi, aku masih harus ke pabrik.. besok tak apa kan jika aku tak jemput kamu?"tanyaku
"Gak apa-apa.. aku bisa berangkat sendiri.."jawabnya

Perlahan kucium keningnya
"Goodnight.."kataku pelan
"Goodnight.."balasnya

Mila pun keluar dari mobilku dan berjalan masuk kedalam rumahnya. Mobilku pun melaju pulang.

*SKIP*

Ruang keluarga

Aku sedang menemani Kenzo menonton kartun. Dia berbaring dan menaruh kepalanya dipahaku. Mataku memang sedang menatap layar televisi tapi tidak dengan pikiranku. Aku sedang memikirkan hal lainnya
'Apa semuanya akan berjalan semudah yang kupikirkan? Apakah mungkin semuanya berjalan seperti yang kupikirkan?'pikirku

Pikiranku buyar kala Kenzo memanggilku
"Papa..!"panggilnya keras
"Ah.. iya, Kenzo, kenapa?"tanyaku bingung
"Papa dari tadi gak nonton.."katanya dengan nada kesal
"Sorry Kenzo.. papa lagi banyak masalah pekerjaan yang harus dipikirkan.. Kenzo nonton sendiri aja ya.. papa mau ke ruang kerja dulu.."kataku padanya

Aku bangkit dari tempat dudukku dan berniat berjalan keluar. Tapi langkahku terhenti saat mendengar apa yang Kenzo katakan
"Bukan karena kerjaan.. tapi karena bunda.. iya kan, pa?"tebaknya

Aku menoleh menatap Kenzo. Kemudian aku tersenyum pelan padanya dan langsung berjalan keluar meninggalkannya

Ruang kerjaku

Aku duduk dikursi kerjaku sambil memutarkan penku ditanganku.
'Bagaimana jika semuanya terulang lagi? Bagaimana jika aku ternyata harus terluka sekali lagi karena cinta? Apa aku masih sanggup bertahan hidup?'kataku dalam hati

Kuputar kursiku hingga aku menghadap kejendela. Kutatap keluar jendela, melihatnya kegelapan malam diluar sana.

*SKIP*

Keesokkan paginya

Pabrik

Aku berjalan bersama Joe dan beberapa karyawan pabrik lainnya. Aku memeriksa data dan semua proses pembuatan kayu didalam pabrik

Langkahku terhenti didepan pintu pabrik
"Joe.. semua masalah yang tadi saya katakan.. tolong kamu urus ya.. saya serahkan semuanya ke kamu.. oke?"kataku
"Baik, pak.."balasnya

Saat aku hendak melangkah keluar dari pabrik, tiba-tiba aku merasa seperti sesak napas. Dadaku begitu sakit. Joe kaget dan langsung memegangiku yang hampir saja jatuh
"Pak Kevin.. apa pak Kevin baik-baik saja?"tanyanya cemas
"It's okay.. cuma dada saya sedikit sakit saja.."kataku
"Are you sure?"tanyanya lagi
"Ya.."jawabku
"Kalau begitu, biar saya bantu hingga ke mobil, pak.."katanya
"Baiklah.. terima kasih, Joe.."kataku
"Sama-sama, pak.. mari.."katanya

Joe pun membawaku hingga masuk kedalam mobil. Setelah itu, mobilku melaju pergi meninggalkan pabrik.

Dimobil

"Tuan, kita sekarang ke kantor atau pulang saja?"tanya pak Anto
"Ke kantor saja.. saya ada meeting para staf nanti.."jawabku
"Tapi tuan.. apa tuan yakin, tuan gak apa-apa?"tanyanya lagi
"Saya yakin.. saya mungkin cuma karena kelelahan saja.. dan lagipula akhir-akhir ini saya ada banyak sekali masalah.. mungkin sedikit tertekan.. tapi saya yakin.. dengan saya istirahat sebentar.. kondisi saya pasti akan pulih.."kataku
"Baiklah kalau begitu.."balasnya
Mobil pun melaju ke kantor

Kantor, ruanganku

Pak Anto membantuku hingga duduk disofa.
"Tuan yakin tak perlu ke rumah sakit?"tanya pak Anto cemas
"Iya.. terima kasih pak Anto.."kataku

Tak lama, Aliando berlari masuk kedalam ruanganku
"Kak.. are you okay?"tanya Aliando panik
"I'm fine.."kataku sambil menahan sedikit sesak didadaku
"Tadi tuan Kevin sempat sesak napas dan dadanya sesak, tuan Aliando.."kata pak Anto pada Aliando
"Sesak napas?! Kak.. serangan jantung loe kambuh lagi?"tanya Aliando
"No.. hanya mungkin kecapekan.. loe tahu kan.. akhir-akhir ini, masalah gua menumpuk.. terutama masalah kerjaan dan Mila.."kataku
Pak Anto pun pamit dan berjalan keluar.

Aliando pun langsung duduk disampingku
"Jaga kesehatan loe, kak.."pesan Aliando
"Ya.. oh ya, Mila mana? Kog dari tadi gua gak lihat dia?"tanyaku disela sakitnya dadaku

Aliando terdiam sesaat.
"Kenapa loe diam, Ali? Mana Mila? Apa dia gak masuk hari ini?"tanyaku lagi
"Ini sudah hampir jam makan siang, kak.. jadi tadi kak Mila pergi makan siang sama.."tahannya
"Sama siapa, Ali?"tanyaku penasaran
"Sama.. Mischa.."jawabnya ragu

Kini, aku yang terdiam
"Tapi kak.. loe jangan mikir macam-macam dulu.. gua yakin kog kalau mereka cuma makan siang biasa aja.. kak Mila pasti cuma anggap Mischa teman doang.. gua yakin kalau kak Mila cuma cinta sama loe.. buktinya kan walau dia hilang ingatan, dia tetap terima lamaran pertunangan loe waktu itu kan.. jadi gua yakin, didalam lubuk hatinya yang terdalam.. dia cinta sama loe.."kata Aliandi berusaha menenangkanku

Kupaksakan untuk tersenyum pelan
"Iya.. gua percaya sama kekuatan cinta kami, Ali.. loe gak usah khawatir.."kataku
"Kak.. mending loe istirahat dulu deh.. kondisi loe sekarang terlalu lemah.. wajah loe aja pucat banget.."katanya
"Gua gak apa-apa kog, Ali.."elakku
"Gak usah bohong deh, kak.. wajah loe pucat banget.."katanya
"Gua benar-benar udah gak apa-apa.. oh ya, loe kasih tahu semua staf ya.. nanti setelah jam makan siang, gua mau adakan meeting.."kataku
"Loe yakin loe sanggup?"tanyanya
"Iya.. gua yakin.."jawabku
"Ya udah.. gua mau beli makan siang dulu.. loe mau, kak?"tanyanya
"Gak usah, Ali.. tadi gua udah makan.."jawabku bohong

Sebenarnya aku belum makan. Bahkan tadi pagi aku tak sarapan. Aku benar-benar tak ada nafsu makan sama sekali. Karena ada begitu banyak masalah yang menimpaku akhir-akhir iuni. Sekarang aku semakin tak bernafsu karena mendengar Mila pergi dengan Mischa
'Apa aku benar-benar akan kehilanganmu, Mila? Lalu bagaimana hidupku selanjutnya jika tak ada dirimu disisiku?'kataku dalam hati

TO BE CONTINUED...

IS THIS LOVE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang