CHAPTER 132

4.9K 163 3
                                        

*SKIP*

~POV Kevin~

Kondisiku cukup cepat memulih. Bahkan dokter telah mengijinkanku pulang. Tapi walaupun begitu, sepertinya aku belum bisa ke kantor. Bukan karena aku tak sanggup, namun ada dua orang yang dengan menjawab "Tidak boleh..!" kala aku bertanya pada dokter apa aku sudah boleh beraktivitas seperti ke perusahaan.

Ya, Mila dan Aliando adalah kedua orabg tersebut. Mereka melarangku dengan alasan tubuhku masih butuh istirahat total.

Kamarku

Aku sedang melakukan pemeriksaan berkas-berkas perusahaan dengan bantuan laptopku diatas tempat tidur. Ya, walau dilarang ke perusahaan, kan bukan berarti tak bisa bekerja. Aku meminta Joe dan kepala staf serta bantuan Yuni, meminta agar mereka mengirimkanku sejumlah berkas perusahaan yang harus kuperiksa namun menjadi tertunda karena aku tak masuk lebih dari 1 bulan.

Tak lama, ada yang mengetuk pintu kamarku.
"Masuk.."kataku

Aku berhenti mengetik dilaptop dan melihat siapa yang berjalan masuk.
"Kevin.."panggilnya dengan nada kesal

Aku tersenyum menatapnya.
"Ada apa? Kenapa suaranya terdengar seperti sangat kesal padaku?"tanyaku pura-pura tak tahu

Matanya menatap tajam laptopku dan sejumlah berkas yang berserakan ditempat tidurku
"Apa sebegitu sulit permintaanku itu? Aku hanya meminta agar kamu istirahat dan jangan pikirkan masalah pekerjaan.. apa itu saja sulit untuk dituruti?"tanyanya
"Bukan masalah sulit atau tidak, Mila.. tapi permintaanmu dan Ali itu berlebihan.. aku sudah sembuh.. dan aku sudah bisa kembali beraktivitas.. begitulah kata dokter.. jadi kalian tak perlu menahanku dikamar ini.. banyak pekerjaan yang sudah tertunda karena aku tak masuk selama 1 bulan lebih.."jelasku

Mila langsung menutup laptopku
"Aku yakin Aliando sudah mampu mengurus semuanya dengan baik.. lebih kamu istirahat saja sampai kondisi tubuhmu benar-benar pulih total.."katanya sambil merapikan semua berkas-berkas tersebut dan meletakkannya bersama laptopku didalam laci.

Aku hanya bisa menatapnya pasrah
"Kenapa kamu datang semalam ini?"tanyaku
"Untuk memastikan apa kamu benar-benar istirahat atau malah sibuk dengan pekerjaan kantor.. dan ternyata dugaanku tepat.. kamu tak istirahat.."katanya sambil menatapku dengan tajam

Wajahnya membuatku sangat gemas hingga akhirnya kucium pelan bibirnya
"Kamu tahu.. kamu tak terlalu pintar dalam berbohong.."ucapku

Dia menatapku sambil tertawa pelan
"Baiklah, nyonya Kevin.. maukah kamu memberitahuku apa tujuanmu datang kerumah semalam ini?"tanyaku
"Baiklah.. aku mengaku kalah oleh kecerdasaanmu.. mama khawatir denganmu.. dan dia memintaku mengantarkan ini untukmu.. dia bilang, kamu baru saja melakukan pendonoran hati jadi tak boleh makan makanan yang terlalu keras.. selama tante Nancy dan om Chandra ke Jepang.. mama bilang dialah yang akan menjagamu.."jawabnya

Aku hanya mengangguk pelan tanda paham. Mila pun menuangkan bubur panas kedalam sebuah mangkuk dari dalam rantang.

Kemudian dia berbalik kearahku. Mila meniup buburnya dan bisa terlihat betapa panasnya bubur tersebut kala uapnya mengenai wajahku.
"Pelan-pelan.. ini sangat panas.."katanya sambil menyuapiku
"Ehm.. enak.. tante Jane memang paling tahu seleraku.."kataku saat mencoba bubur tersebut
"Terkadang, aku berpikir.. apa aku ini anak mama atau kamu yang anak mama.."katanya sambil memasang wajah cemberut

Seketika aku tertawa geli mendengar pernyataannya
"Kenapa tertawa?"tanyanya seolah tak menyadari betapa anehnya pernyataannya tadi
"Apa bedanya? Mamamu ya mamaku juga.. kan aku calon menantu tante Jane.."jawabku

Mila hanya tertawa mendengar kata-kataku. Perlahan dan kuambil mangkuk tadi dan kuletakkan dimeja samping. Kupegang kedua tangannya
"I'm serious, Mila.. do you want to marry me?"tanyaku memasang wajah serius

Mila hanya diam saja. Entah bingung, kaget atau bahagia. Yang jelas sangat sulit menggambarkan arti dari tatapannya kini
"Ada begitu banyak masalah yang sudah kita hadapi, Mila.. semuanya seolah membuatku semakin yakin kalau kamu memang ditakdirkan untukku.. aku yakin bukan hanya aku yang merasakan itu.. tapi kamu juga.. so, do you want to marry me? Do you want be a mom for my little boy, Kenzo?"tanyaku ulang
Mila pun mengangguk dengan cepat disertai dengan genangan air mata bahagia yang jatuh.

Perlahan kuseka air mata tersebut. Kuraih wajahnya dan kucium pelan bibirnya. Mila membalasnya dengan melingkarkan kedua tangannya dileherku
Ini akan jadi awal yang bahagia untukku kan?

TO BE CONTINUED..

IS THIS LOVE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang