CHAPTER 03

5K 229 1
                                    

Ricky Harun, temanku dari kecil. Selain teman, dia juga sudah kuanggap saudara.  Orang tuanya dan orang tuaku adalah sahabat. Jadi ya, dari kecil kami sudah berteman.

*SKIP*

Sesampainya dirumahku,

Aku pun turun dari motor Ricky.

"Makasih ya, Ky.."kataku

"Iya.. sama-sama.. masuk ghi.."balasnya

"Ya.. bye.."ucapku

"Bye.."ucapnya juga.

Aku pun masuk kerumah.

*SKIP*

~POV Kevin~

Malamnya,

Mobilku tiba dihalaman rumahku. Rumahku ada didalam Kompleks Perumahan Elite. Disini yang tinggal rata-rata punya perusahaan sendiri. Jadi, bisa dibilang yang tinggal didaerah ini hanya mereka yang memiliki harta melimpah. Satu unit rumah bertingkat disini harganya hampir 4 miliar.

Supirku membukakanku pintu. Sejumlah pembantuku berlari keluar. Berbaris rapi dan kemudian memberi hormat padaku.

"Selamat malam, Tuan.."kata mereka bersamaan.

Aku hanya berjalan masuk. Sudah ada yang membukakan pintu untukku dari dalam. Dia adalah Madam Susi, kepala pembantu dirumah.

"Malam Tuan Kevin.."sapanya

"Malam.."balasku

Aku memberikan tasku padanya. Kemudian aku langsung berjalan masuk. Langkah kakiku akhirnya terhenti di ruang keluarga. Aku tersenyum pelan ketika melihat Kenzo sedang bermain bersama susternya.

Aku berjalan mendekatinya.

"Kenzo.."panggilku pelan.

"Papa.."balasnya kegirangan sambil berlari kearahku dan memelukku.

Ya, ini Kenzo. Putra kecilku, putra kesayanganku. Dia adalah anak hasil pernikahanku dengan mantan istriku.

Kini Kenzo telah berusia 3 tahun. Aku membiarkan dia sekolah di PG. Dan selama ini hanya suster dan supir yang selalu ikut dia ke sekolahnya. Aku tidak pernah punya waktu menemaninya kecuali malam hari dan hari minggu.

Aku mencium Kenzo pelan.

"Gimana harimu hari ini, sayang?"tanyaku hangat padanya.

"Menyenangkan.."jawabnya singkat.

Aku tersenyum mendengar jawabannya.

"Ya udah.. main dulu ya sama suster.. papa mau mandi dulu.. habis itu nanti kita main ya.."kataku

"Ya.."balasnya sambil kemudian berlari pergi.

Aku pun berjalan ke kamarku. Madam Susi sudah berdiri didepan kamarku.

"Bawa tas saya ke ruang kerja saya.."kataku

"Baik Tuan.."balasnya sambil kemudian pergi.

Aku masuk ke kamar.

*SKIP*

Selesai mandi,  aku berjalan keluar menuju ke ruang makan. Disana sudah ada 10 orang pembantuku yang sedang menyiapkan makan malam.

Saat aku berjalan mendekat, mereka mundur perlahan dan berbaria rapi disamping.

"Mana Kenzo?"tanyaku

"Diruang keluarga, Tuan.. biar saya panggilkan.."jawab madam Susi.

"Ya.."jawabku

Tak lama, Kenzo datang dengan madam Susi dan susternya.

"Kenzo.. sini.. makan.."ajakku

"Ya pa.."katanya

*SKIP*

Selesai makan, aku menemani Kenzo dikamarnya. Kami menonton kartun kesukaannya. Dia tidur dikakiku.

Saat menonton, ada beberapa adegan lucu yang membuatnya tertawa. Aku tersenyum melihatnya tertawa. Jarang sekali aku punya waktu untuk menemaninya. Padahal dia paling butuh aku setelah mamanya meninggalkannya saat dia bahkan baru berusia 2 bulan.

Kenzo, dia anak kesayanganku. Aku sangat menyayanginya. Dialah alasan aku bertahan hidup sampai sekarang, setelah mamanya pergi meninggalkanku dengan pria lain. Lukaku saat itu sudah sangat dalam. Saat itu bahkan aku berpikir untuk mengakhiri hidupku. Tapi jika kulakukan itu, bukankah anak tak berdosa ini akan lebih terluka lagi? Dia pasti akan berpikir bahwa orang tuanya tak menginginkannya lagi. Dan saat itu juga, aku berjanji akan bertahan demi anakku, Kenzo. Walau dia tak memiliki mama, biarlah setidaknya dia masih memilikiku sebagai papanya.

Kuelus rambut Kenzo pelan dan kemudian kucium pelan keningnya. Dia menatapku.

"Papa.."panggilnya

"Iya sayang.. apa?"tanyaku pelan

"Apa Kenzo bisa ketemu mama suatu saat nanti?"tanyanya

Aku tersenyum pelan padanya.

"Pasti sayang.. kamu pasti bisa ketemu mama.. selama Tuhan Yesus mengijinkan.."kataku

'Sahila.. apa yang telah kamu lakukan? Lihatlah, kini Kenzo selalu menanyakanmu. Dia terluka karena kehilanganmu. Apa kamu tahu, kamu sudah menghancurkan impian seorang anak.. semua anak pasti berharap bisa memiliki keluarga yang utuh.. tapi lihatlah.. kamu telah menghancurkan impiannya itu..'kataku dalam hati.

TO BE CONTINUED..

IS THIS LOVE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang