CHAPTER 116

3.3K 157 9
                                        

*SKIP*

Semua berlalu dengan cepat.

Sekarang, aku ada di kapal ferri. Aku sedang memandang kelaut lepas. Aku melihat dengan teropongku. Terlihat jelas pulau Vinla didepan sana.

Aku berjalan masuk kedalam kapal. Kulihat Mila sedang tertidur disofa dikapal.

Perlahan kuelus wajahnya. Kemudian kucium pelan keningnya dan turun kebibirnya. Mila pun membuka matanya perlahan
"Hei.."sapaku hangat padanya

Dia tersenyum pelan padaku
"Maaf mengganggu tidurmu.."kataku pelan sambil mengelus rambutnya
"Tidak.. apakah kita sudah hampir sampai?"tanyanya
"Ya.. sekitar 20 menit lagi.."jawabku

Perlahan Mila berjalan kedepan kapal. Aku pun mengikutinya. Mila menatap kelaut. Hembusan angin membuat rambutnya terlihat sangat indah.

Perlahan aku berjalan mendekatinya
"Aku menyukai suasana disini.."katanya pelan

Aku pun memeluknya dari belakang. Kuletakkan kepalaku didekat lehernya
"Aku juga menyukai suasana disini.. apalagi ketika bersamamu.. dimana pun, aku akan senang asal selalu denganmu.."kataku dengan nada manja padanya

Mila hanya diam. Dia tak membalasku tapi dia juga tak menolak dipeluk erat olehku.

Perlahan terdengar suara teriakan kesakitan Mila. Seketika aku panik
"Kamu kenapa, Mila, huh? Sakit? Kamu kenapa? Pusing?!"tanyaku sangat panik seketika

Mila menggeleng pelan
"Aku gak apa-apa.. hanya.."tahannya
"Hanya apa? Kenapa?"tanyaku cemas
"Ada bayangan.. bayangan diatas kapal.. makan malam.. suara tawa.. dan.."jelasnya sambil terus menahan kepalanya

Aku tahu bayangan apa yang dilihatnya. Bayangan itu pastilah bayangan saat kami makan malam dikapal di Paris. Pastilah bayangan itu yang terlintas dipikirannya kini.

Aku menahan tubuhnya
"Sudah cukup Mila.. jangan dipaksakan lagi.. aku tak mau kamu kesakitan seperti ini.."kataku
"Aku gak apa-apa.. aku.. aku.."

Dan sebelum Mila menyelesaikan kata-katanya, tubuhnya langsung terkulai lemas. Dia pingsan.

Aku kaget.
"Mila.. bangun, Mila.. Mila.. hei.."kataku cemas

Karena Mila tetap tak sadar juga, aku pun mengendong Mila kedalam. Perlahan kuoleskan minyak kayu putih disekitar hidungnya.

Akhirnya Mila perlahan membuka matanya
"Are you, okay?"tanyaku padanya

Dia mengangguk pelan
"Hanya sedikit pusing.."jawabnya

Kupegang kedua tangannya
"Jangan terlalu dipaksakan, oke? Aku memang ingin kamu secepatnya ingat aku.. tapi bukan berarti aku ingin kamu kesakitan karena memaksakan diri untuk mengingatnya.. biarkan semua berjalan sesuai waktunya.. oke?"tanyaku sambil perlahan mengelus pipinya

Dia menatapku. Matanya perlahan mulai dipenuhi air mata.
"Hei.. kenapa nangis?"tanyaku sambil menyeka air matanya yang perlahan mengalir keluar
"Maaf.."katanya pelan
"Untuk apa? Kamu tak salah apapun.. kenapa harus minta maaf?"tanyaku
"Maaf.. maaf karena aku belum bisa mengingatmu.. maaf.."katanya

Aku mencium keningnya pelan
"Lupakan saja.. anggap saja kita sekarang sedang memulai yang baru.. kalaupun ingatanmu suatu hari nanti kembali lagi, maka syukurlah.. tapi jika tidak, maka anggaplah itu semua tak pernah terjadi.. mudah kan?"usulku
"Tapi.. kamu bilang ada banyak hal indah dan penting tentang kita dalam masa laluku.. itu berarti aku harus mengingatnya.."katanya
"Aku tahu, Mila.. tapi tak ada gunanya kamu memaksakan diri untuk mengingatnya.. tak masalah kamu lupa itu semua.. setidaknya aku masih mengingatnya.. aku nanti bisa perlahan menceritakannya padamu.. yang penting sekarang adalah, kamu tahu aku siapa.. dan kamu percaya sama aku.. oke?"kataku

Mila pun mengangguk perlahan. Aku membalasnya dengan tersenyum.
'Hanya ini yang bisa kulakukan sekarang..'kataku dalam hati

*SKIP*

Pulau Vinla.

Kami semua akhirnya tiba disini. Keluargaku dan keluarga Mila, semuanya sudah pergi ke cottage yang tersedia dipulau ini. Aku sudah meminta karyawanku dicottage tersebut untuk menyiapkan semuanya untuk kedatangan kami hari ini.

Aku dan Mila tidak langsung ke cottage. Aku mengajak Mila untuk melihat sunset. Kami melangkah bersama sambil berpegangan tangan hingga kepinggiran pantai. Sekilas terlihat senyuman diujung bibirnya Mila, membuatku sangat senang melihatnya
"Kamu suka?"tanyaku
"Ya.. ini sangat indah.. aku tak pernah melihat sunset seindah ini.."jawabnya

Aku hanya tersenyum pelan mendengar jawabannya
"Kenapa namanya pulau Vinla?"tanyanya pelan sambil menatapku
"Itu diambil dari singkatan nama.."jawabku
"Singkatan nama siapa?"tanyanya
"Sebenarnya ini pulau yang kubeli sebagai hadiah pernikahanku untuk Sahila.. akubl tak pernah kepulau ini lagi sejak Sahila pergi.. dan ini pertama kalinya aku datang lagi kesini.. bersamamu.."jelasku

Mila hanya diam saja. Apa mungkin dia marah karena mendengar sejarah pulau ini?
"Kamu tenang saja.. nanti pulau ini akan kuganti namanya.. nama pulau ini kelak adalah pulau Kemil.. Kevin-Mila.."kataku
"Kevin-Mila?"tanyanya heran
"Ya.. aku akan urus surat-surat dan sertifikatnya.. tenang aja.."kataku
"Oh.."balasnya

'Aku akan buat semuanya indah disini.. indah untuk kita.. dan tak akan bisa lagi semudah itu dilupakan.. aku janji..'kataku dalam hati

TO BE CONTINUED...

IS THIS LOVE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang