CHAPTER 31

4.6K 207 1
                                        

Aku baru sadar jika dimata Kenzo, mamanya begitu sempurna. Kevin tidak pernah menceritakan apapun pada Kenzo. Sekali pun, Sahila telah begitu melukainya, tapi dia tak pernah membuat Kenzo membenci mamanya sendiri.

Kuelus pelan kepala Kenzo.
"Suatu hari nanti, Kenzo harus berbakti ya sama papa kalau sudah dewasa.. karena semua yang sudah papa kamu lakukan hanya untuk membahagiakan kamu.."kataku pelan.
"Maksud bunda?"tanyanya.
"Tidak.. sekarang sudah malam.. Kenzo tidur ya.. besok kan harus sekolah.."kataku
"Ya.."balasnya sambil perlahan memejamkan matanya.

*SKIP*

~POV  Author~

Dirumah sakit Kasih Bersama.
Di R.ICU.

Seorang suster sedang memeriksa infus dan alat medis lainnya yang melekat pada tubuh Sahila. Dia mengecek satu persatu, memastikan semuanya masih baik-baik saja.

Tiba-tiba, suster melihat tangan Sahila bergerak pelan. Dia lantas kaget dan segera berlari keluar untuk mencari Dr. Rico dan memberitahukan semuanya.

~POV Rico~

Aku dan seorang suster berlari masuk ke R. ICU untuk melihat keadaan Sahila.

Aku memeriksa pelan denyut nadi dan jantungnya perlahan. Tiba-tiba,
"Rico.."suara panggilan namaku terdengar pelan.

Aku menatap dengan tak percaya. Sahila.. dia sadar.
"Hei.. hei.. kamu sadar..? Aku senang.. aku senang kamu sudah sadar.. apa yang kamu rasakan? Apa ada yang sakit?"tanyaku seraya kegirangan.

Sahila hanya menggeleng pelan.
"Syukurlah.. syukurlah kalau kamu udah sadar.. sekarang istirahatlah.. karena tubuhmu masih sangat lemah.."kataku.
Dia hanya mengangguk.

*SKIP*

~POV Mila~

Kenzo akhirnya tertidur. Aku pun meninggalkannya dan berjalan masuk kekamar Kevin. Kulihat dia masih tertidur lemas. Wajahnya masih sedikit pucat.

Aku perlahan duduk disampingnya. Kudekatkan wajahku ditelinganya.
"Maaf.."kataku pelan

Aku pun berniat bangkit dan duduk disofa yang juga ada dikamar ini. Tapi, tiba-tiba, sebuah tangan menahan pergelangan tanganku.

Aku pun menoleh kebelakang. Kulihat mata Kevin masih tertutup, namun tangannya menahan erat tanganku.
"Jangan pergi.. kumohon jangan.."katanya

Ternyata Kevin sedang ngigo. Ketakutannya terbawa hingga kealam tidurnya. Dan akulah yang telah membuatnya begitu ketakutan.

Tangannya itu segera menarikku keras hingga aku terjatuh tepat dipelukkannya. Kevin memelukku erat.
"Jangan pernah pergi dariku.."katanya tak sadar.

Aku berusaha untuk bangun, tapi apa dayaku. Tangannya begitu erat memelukku. Sehingga aku terpaksa membiarkannya saja.

Bisa kurasakan jika wajahku sudah mulai panas. Pasti sekarang sudah sangat merah. Dan debaran jantungku begitu kencang. Untung saja, Kevin sedang tidur. Jika tidak, akan betapa malunya aku. Dia pasti akan meledekku karena debaran jantungku dan wajahku yang merah ini.

Jujur, aku menikmati setiap detik malam ini, menikmati pelukkannya. Andai ini hanya sebuah mimpi, aku berharap agar aku tak pernah bangun dari mimpi indah ini.

Aku akhirnya tertidur karena sudah larut malam dan juga tubuhku sudah lelah seharian ini. Aku tertidur didalam pelukan Kevin.

*SKIP*

~POV Kevin~

Aku terbangun karena silaunya cahaya matahari yang menyinari tepat dimataku. Aku berniat bangkit namun tak bisa. Dan aku pun sadar, ada Mila yang tertidur diatas tubuhku.

Aku berusaha mengingat kejadian kemarin malam.

Aku berlari ketaman, menyusuri pinggiran danau dan menemukannya. Dan aku.. menciumnya. Ya, aku ingat sekarang. Kemarin malam aku takut sekali kehilangan Mila.

Tapi syukurlah, karena sekarang dia masih ada disini, didekatku.
"Aku tak ingin kehilangan orang yang berharga lagi dihidupku.."bisikku pelan.

Aku pun bangun dan membaringkan tubuh Mila ditempat tidurku. Kuselimuti dia. Kulihat jam dinding, jam 6 pagi.

Aku pun berniat keluar dari kamar. Ingin menemui Kenzo. Tapi sebelumnya, aku berbalik lagi dan kulihat wajah Mila yang indah dan sedang tertidur.
"You are beautiful girl.."kataku pelan
Kucium pelan pipinya.
Setelah itu, aku berjalan keluar dari kamar. Aku melangkah ke kamar Kenzo.

Dikamar Kenzo,
Kulihat putra kecilku masih tidur. Aku pun berjalan mendekatinya. Kucium pelan keningnya.

Dia pun membuka matanya.
"Papa.."panggilnya kegirangan saat melihatku.

TO BE CONTINUED..

IS THIS LOVE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang