"Mila.. kamu kenapa?"tanyaku
Dia tak menjawab dan hanya menatapku. Matanya terlinang air mata. Aku pun berjalan mendekatinya.
"Apa yang membuatmu menangis?"tanyaku pelan.Mila tetap diam. Dia menundukkan kepalanya kebawah. Aku pun perlahan memegang pelan kedua pipinya.
"Siapa yang melukaimu?"tanyakuKurasakan ada air yang hangat mengalir di pipinya.
"Mila.. kamu sebenarnya kenapa?"tanyaku lagi.Perlahan dia mengangkat kepalanya. Dia langsung memelukku erat. Aku sedikit kaget. Tapi kemudian ku elus pelan rambutnya, membiarkannya menangis dalam pelukanku.
'Apa yang membuatnya menangis seperti ini? Apa yang telah melukainya hingga sehancur ini? Air matamu ini untuk siapa?'
Begitu banyak pertanyaan dalam hatiku tapi kubiarkan dulu Mila menangis. Mungkin dia bisa merasa lebih tenang setelah menangis.*SKIP*
Dimobil,
Aku dan Mila tak berbicara apapun selama dimobil. Mila hanya menatap keluar jendela mobil. Sedangkan aku hanya fokus mengendarai mobil sambil sesekali aku menoleh kearahnya.
"Well.. sekarang katakanlah.. apa yang terjadi padamu..?"tanyaku memecahkan keheningan dimobil.
Mila hanya menggeleng pelan tanpa berkata apapun.Aku menghela napas panjang.
"Kamu tidak mungkin tak apa-apa.. tadi kamu menangis cukup lama.. apa ada yang melukaimu?"tanyaku lagi.
"Hanya ada sedikit masalah.."jawabnya singkat.
"Baiklah.. ceritakan nanti padaku.. kita sekarang makan siang dulu.."kataku
"Kamu saja yang makan.. aku ingin kembali ke kantor saja.."balasnya.
"Tidak.. aku mau kamu makan siang denganku karena nanti jam 3 akan ada meeting.."kataku
"Meeting? Seingatku hari ini tidak ada jadwal meeting apapun.. apa ada meeting mendadak?"kagetnya
"Tidak.. hanya saja aku ingin melakukan meeting dengan para staf membahas masalah perusahaan dan masalah dipemasaran.."kataku
"Oh.."balasnya
"Jadi, nanti kamu akan sangat sibuk untuk mempersiapkan berkas-berkas dan bahan meeting.. maka sekarang lebih baik kamu makan sianglah dulu.. anggap saja aku yang traktir.. oke?"tanyaku
"Baiklah kalau memang kamu memaksa.."jawabnya.
Aku hanya tersenyum.*SKIP*
Di kafe.
Aku dan Mila duduk disebuah meja didekat jendela. Kami telah memesan makanan. Sambil menunggu pesanan kami datang, Mila hanya terus menatap keluar jendela. Aku tahu dia pasti lagi memikirkan sesuatu."Sekarang.. ceritakanlah.."kataku
"Apa?"tanyanya.
"Ceritakan masalahmu.."kataku
"Oh.. bukan masalah besar.. hanya ada sedikit salah paham.."balasnya
"Dengan siapa?"tanyaku
"Ricky.."katanya pelan.Aku terdiam.
'Ricky? Jadi, sedari tadi Mila hanya menangis dan memikirkan Ricky? Tapi kenapa? Kenapa harus Ricky? Apa karena Mila menyukai Ricky?'kataku kesal dalam hati."Dia marah padaku.. tapi aku tak tahu apa alasannya.. aku sudah coba menemuinya dan meminta penjelasan darinya.. tapi dia malah menghindariku.."lanjut Mila.
"Tak perlu menangis deminya.."kataku pelan.Dia menatapku heran.
"Terlalu berharga air matamu hanya untuk menangisi orang seperti Ricky.."tambahku
"Apa maksudmu? Ricky berharga untukku.."kata Mila.DHEG!
Sesaat jantungku seolah berhenti berdetak.
'Ricky berharga untuk Mila? Lantas, bagaimana denganku? Apa aku juga sama berharga untuknya? Kenapa mendadak hatiku sesak mendengar kata-kata Mila? Sedikit terasa perih disini.. dihatiku..'kataku dalam hati.Tak lama, pesanan kami datang. Kami pun langsung makan. Selesai makan, kami langsung melaju kembali kekantor.
Selama diperjalanan kembali ke kantor, aku tak berbicara apapun pada Mila. Aku masih sedikit kesal dan juga kecewa padanya. Entah kenapa aku bisa marah hanya karena mendengar kalau Ricky berharga untuk Mila.
~POV Mila~
Sesampainya dikantor.
Aku turun dari mobil Kevin. Begitupun Kevin. Tapi dia terlihat kesal. Dia menutup dengan kesal pintu mobilnya dan langsung berjalan masuk ke kantornya.'Ada apa dengannya? Apa dia juga sedang kesal denganku? Apa salahku lagi dengannya? Kenapa semua orang kesal padaku?'kataku dalam hati.
Aku pun berjalan masuk ke kantor. Naik lift ke lantai 24. Aku pun berjalan ke mejaku
Yuni berlari ke mejaku.
"Hei.. apa yang terjadi dengan pak Kevin?"tanya Yuni
"Gue gak tahu.."katakuTO BE CONTINUED..

KAMU SEDANG MEMBACA
IS THIS LOVE?
RomansaSeorang pengusaha sukses, punya kekayaan berlimpah, terlahir dengan wajah yang tampan Bertemu seorang gadis cantik dan polos yang ingin menjadi sekretaris pribadiku. Awalnya aku mengira dia sama seperti gadis lainnya, hanya menginginkan hartaku. Han...