Aku tahu ini keputusan yang tak mudah untuk Sahila. Apalagi dia dan Kevin baru saja sempat berkonsultasi untuk mengikuti program bayi tabung.
"Apa resikonya akan besar jika aku tetap hamil dan melahirkan nantinya?"tanyanya.
"Resikonya sangat besar.. kamu dan bayimu bisa sama-sama terancam keselamatannya.. jika pun kamu bisa melahirkan bayi itu, bayi itu belum tentu terlahir dengan sempurna, dan nyawamu pasti akan dalam bahaya.."jelasku
"Aku dan Kevin baru saja menikah.. dan aku tahu Kevin sangat mengharapkan kehadiran seorang anak dipernikahan kami.. bagaimana mungkin aku bisa bilang sama dia kalau kami tak mungkin punya anak karena aku akan melakukan operasi pengangkatan rahim.. itu pasti akan membuatnya terluka.."katanya
"Coba bicarakan baik-baik sama Kevin.. kasih tahu dia semuanya.. mungkin dia akan mengerti.. dan lagipun ini demi keselamatanmu.."balasku.
Dia hanya mengangguk dan kemudian berjalan keluar dari ruanganku*BACK TO STORY*
"Andai waktu itu kamu ikuti semua perkataanku, lakukan operasi pengangkatan rahim.. kamu pasti gak akan kek gini sekarang.. terbaring tak berdaya.. berjuang antara hidup dan mati.."kataku pelan sambil memegang tangan Sahila pelan.
*FLASH BACK*
Aku berjalan masuk ke ruang persalinan.
Kulihat Sahila terbaring disana. Perlahan ia membuka matanya.
"Hei.. gimana keadaan kamu?"tanyaku
"Bayiku.. Ric, bayiku mana? Dia gak apa-apa kan?"tanya Sahila panik
"Dia gak apa-apa.. dia sehat.. dan sekarang dia lagi diruang bayi.. Kevin juga lagi disana.."jelasku
"Syukurlah.. syukur kalau dia memang gak apa-apa.."katanya.
"Gimana perasaan kamu sekarang?"tanyaku cemas
"Bahagia.. bahagia karena aku udah bisa lahirin seorang bayi.. dan kini aku udah jadi seorang ibu.."jawabnyaAku hanya diam dan kemudian tersenyum pelan.
"Istirahatlah.. kamu butuh banyak istirahat sekarang.. jaga kesehataanmu ya.."pesanku
"Makasih ya, Ric.."balasnya
Aku hanya berusaha tersenyum dan kemudian berjalan keluar.Aku berdiri diam didepan kamar persalinan.
'Aku sangat takut sekarang, Sahila.. aku benar-benar takut apa yang kutakutan selama ini akan terjadi.. mungkin bayimu akan aman sekarang.. tapi bagaimana denganmu? Kankermu pasti akan jauh lebih ganas sekarang.. apa yang harus kulakukan agar aku bisa menyelamatkanmu? Apa..?'kataku dalam hati.Aku berjalan ke ruang bayi. Kulihat Kevin sedang berdiri disana. Diwajahnya terlihat begitu bahagia dan dia sedang bercanda dengan bayinya.
"Bagaimana jika kamu tahu, nyawa pun telah dipertaruhkan Sahila hanya agar bisa melahirkan bayi itu, memberikanmu sebuah kebahagiaan sempurna? Mungkin kamu akan juga sama terlukanya denganku.. sama-sama tak tega melihat semua pengorbanan yang telah dilakukan olehnya.."kataku pelan.
Aku pun melangkah pergi kembali keruanganku.*SKIP*
2 Bulan kemudian.
Aku turun dari mobilku. Kemudian aku menekan bel rumah Sahila dan suaminya.
Tiba-tiba, seorang satpam keluar.
"Maaf, ada yang bisa saya bantu?"tanyanya
"Saya ingin bertemu Sahila.. apa dia ada?"tanyanya
"Oh.. nyonya Sahila ada.. ehm.. kalau boleh tahu, anda siapa ya?"tanyanya
"Saya Rico.. sahabatnya.."jawabku.
"Oh.. silakan masuk, mas.."katanya.
Aku pun membawa mobilku masuk ke halaman rumahnya.Aku melangkah masuk dan kemudian berdiri didekat pintu.
Seorang pembantu pun menghampiriku.
"Maaf, anda siapa ya?"tanyanya
"Saya Rico.. sahabatnya Sahila.. kami sudah janjian tadi.."kataku.
"Oh.. nyonya sedang dikamarnya.. biar saya panggilkan.."katanya
"Tak usah.. biar saya saja yang panggil sendiri.. bisa anda tunjukkan dimana kamarnya?"tanyaku
"Baiklah.. mari ikut saya.."balasnya.Dia pun membawaku hingga disebuah pintu kamar.
"Ini kamar nyonya Sahila dan Tuan Kevin.."katanya
"Makasih ya.."balasku
"Ya, kalau gitu saya permisi dulu.."katanya
"Ya.."balasku.
Dia pun berjalan pergi. Sedangkan aku masih berdiri didepan kamarnya Sahila.Perlahan kuketuk pintu kamarnya.
'Tok! Tok! Tok!'
Tak ada yang menjawab"Sahila.. ini aku, Rico.."kataku pelan.
Tetap tak ada yang menjawabku.Aku pun berniat berjalan pergi. Namun, tiba-tiba..
"Ric.. Rico.."suara teriakan kesakitan Sahila dari dalam kamar.TO BE CONTINUED..

KAMU SEDANG MEMBACA
IS THIS LOVE?
RomantizmSeorang pengusaha sukses, punya kekayaan berlimpah, terlahir dengan wajah yang tampan Bertemu seorang gadis cantik dan polos yang ingin menjadi sekretaris pribadiku. Awalnya aku mengira dia sama seperti gadis lainnya, hanya menginginkan hartaku. Han...