CHAPTER 86

3.9K 179 4
                                    

*SKIP*

Mila mengalami koma setelah kejadian itu. Setiap hari aku selalu datang kerumah sakit untuk melihatnya.

Setiap pagi, aku datang untuk menyapanya, membukakan tirai jendela untuknya, dan juga mengganti bunga. Ya, Mila menyukai bunga mawar merah. Setiap hari aku mengganti bunganya agar segar.

Pagi ini seperti biasa, aku datang ke rumah sakit sebelum ke perusahaan. Ini sudah hari ke-40 Mila koma.

Seorang suster berjalan keluar dari kamar Mila ketika aku akan masuk kedalam ruang rawat Mila.
"Eh, pak Kevin datang lagi.. mau jengukin non Mila ya?"tanyanya
"Iya.. oh ya, gimana kondisinya Mila, sus?"tanyaku
"Kondisinya masih stabil.. tapi masih seperti kemarin, belum sadar.."jawabnya
Suster pun berjalan pergi

Dua orang anak buahku yang kusuruh 24 jam menjaga ruangan VIP Mila pun menundukkan kepalanya sebagai tanda hormat padaku. Aku hanya membalasnya dengan tersenyum pelan pada mereka.

Didalam kamar rawat Mila.

Aku berjalan mendekati Mila yang masih koma.
"Pagi, manis.."sapaku pelan

Aku pun mengganti bunga mawar merah yang kemarin dengan mawar merah yang kubawa hari ini.

Setelah itu, perlahan kubuka tirai jendelanya. Aku menatap keluar.
"Mila.. lihatlah, matahari hari ini sangat terik.. cuacanya sangat bagus.."kataku pelan

Aku pun berjalan kembali dan kemudian duduk disampingnya
"Kamu harus cepat sadar ya.. kita harus rayain Natal bareng.. kan bentar lagi udah mau Natal.. masa kamu mau lewati tanpa bisa merasakan kedamaian dihari Natal nanti.."kataku pelan

Aku pun bangkit. Kucium pelan kening Mila
"Aku harus kekantor sekarang.. jika hari ini aku pulang cepat, aku akan kesini lagi buat nemani kamu ngobrol.. kamu harus cepat sadar ya.."kataku pelan
Aku pun melangkah keluar dari kamarnya.

*SKIP*

Jam 14.30

Aku masih sibuk dengan pekerjaan kantorku. Jujur, sejak tak ada Mila yang mengurusi jadwalku, semuanya jadi agak kacau. Sering sekali, jadwal meeting bertabrakan bahkan aku sampai harus delay ataupun cancel sebuah meeting hanya karena jadwal yang tak sesuai.

Namun, aku tetap memutuskan untuk tak mencari sekretaris baru lagi. Tempat itu milik Mila. Dan selamanya tak akan pernah terganti

'Tok! Tok! Tok!'
"Masuk.."kataku dari dalam

Yuni berjalan kemejaku.
"Pak.. besok pak Kevin harus berangkat ke Jerman karena lusa pak Kevin ada pertemuan dengan pemegang saham di Berlin, pak.."kata Yuni
"Haiz.. apa tak bisa diwakilkan saja, Yun? Oleh Joe misalnya.."tanyaku
"Sepertinya tidak bisa, pak.. kan ini pertemuan tahunan.. setiap tahun memang ada pertemuan seperti ini dan kebetulan tahun ini berlokasi di Berlin.."jawabnya
"Iya.. tapi kamu kan tahu kan saya gak mungkin pergi sekarang.. dengan kondisi Mila seperti ini, bagaimana mungkin saya ke Jerman.. kamu sampaikan saja pada mereka jika saya tak bisa ikut pertemuan tahunan tahun ini.."kataku
"Tapi, pak.. tanpa pak Kevin pertemuan ini tak mungkin bisa berlangsung.. lagipula, pak.. jika pak Kevin tak ikut pertemuan ini, saya khawatir akan banyak pemegang saham yang mencabut sahamnya dari perusahaan kita, pak.."balasnya
"Ya.. ya.. baiklah saya besok akan pergi.. siapkan pesawat pribadi saya.. tapi.. berapa lama?"tanyaku
"Hanya 1 minggu, pak.."jawabnya
"Baiklah.."kataku

*SKIP*

Malamnya

Rumah sakit

Aku berjalan masuk kedalam ruang rawat Mila. Kulihat ada Aliando dan Kim yang malam ini bertugas menemani Mila.
"Kak.."panggil Kim kala melihatku masuk
"Kak.. loe ngapain kesini malam-malam kek gini? Pulang aja dulu kak.. istirahat dulu.. besok pagi baru datang.. lagian besok kan loe harus kerja.."kata Aliando
"Gak apa-apa, Ali.. gua ingin lihat Mila bentar aja.. soalnya besok gua harus ke Berlin.."kataku
"Hah?! Kog mendadak gitu, kak?"kaget Kim
"Bukan mendadak.. tapi gua lupa bahwa memang lusa ada pertemuan tahunan para pemegang saham.. sejak gak ada Mila dikantor.. banyak hal yang kacau.. terutama pikiran gua.."kataku dengan nada sedih

Aku pun duduk disamping Mila. Kugenggam erat tangannya dan kucium pelan punggung tangannya
"Aku kangen kamu, Mila.. aku ingin lihat kamu senyum lagi.. aku rindu pada senyuman yang sangat indah itu.."kataku pelan pada Mila

Aliando berjalan mendekatiku. Perlahan dia memegang pundakku
"Kak.."katanya pelan
"Ali.. gua mau minta bantuan sama loe.. boleh?"tanyaku
"Boleh, kak.. apa?"tanyanya
"Selama gua pergi.. loe tolong handle perusahaan ya.. cuma loe yang bisa gua percaya.."kataku pelan
"Baiklah, kak.. gua pasti bantu loe.."balasnya

TO BE CONTINUED...

IS THIS LOVE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang