CHAPTER 26

4.6K 204 0
                                    

"Aneh deh.. tadi tuh pak Kevin langsung jalan masuk dengan memasang wajah yang dingin dan kesal.. walaupun gue udah sering lihat dia dengan wajahnya yang tak pernah senyum, like the killer, tapi kalau disapa, dia selalu balas dan tak pernah terlihat kesal gitu.. apa kalian sedang berantem?"tanya Yuni
"Entahlah.. gue lagi pusing juga sama masalah pribadi gue.. nanti aja baru kita bahas.. sekarang gue mau serahin berkas ini dulu ke pak Kevin.."jawabku sambil kemudian berjalan ke ruangan Kevin.

'Tok! Tok! Tok!'
Aku mengetuk pintu ruangannya.
"Masuk.."katanya dari dalam.

Aku pun berjalan masuk. Kulihat dia sedang duduk dikursinya sambil memeriksa berkas lainnya.

Aku berjalan mendekatinya.
"Ini berkas untuk meeting nanti, pak.."kataku sambil meletakkan berkas tersebut diatas mejanya.
"Letakkan.. dan kamu boleh keluar.."katanya dingin.
"Ba.. baik pak.."balasku
Aku berjalan keluar dari ruangannya.

Aku hanya berdiri terdiam didepan pintunya.
'Kenapa?! Kenapa hari ini semua orang marah padaku?! Apa salahku?! Apa yang telah membuat mereka menjadi kesal padaku?!'kataku dalam hati.

Entah kenapa air mataku kembali mengalir keluar saat memikirkan sikap Kevin dan Ricky padaku.

*SKIP*

~POV Kevin~

Jam 5 sore..
Akhirnya meetingnya selesai. Aku langsung berjalan meninggalkan ruangan meeting menuju keruanganku. Terdengar suara yang memanggilku sedari tadi.
"Pak.. pak Kevin..!"teriaknya

Tapi aku kenal dengan baik suara ini. Aku coba cuek padanya. Kuteruskan langkahku hingga masuk keruanganku.

Diruanganku,
Aku berdiri diam memandang keluar jendela.
"Hei..!"teriaknya dengan nada suara lelah karena mengejarku dari ruangan meeting hingga keruanganku.

Aku tetap diam tak menjawabnya.
"Apa kamu tak mendengar kalau aku memanggilmu dari tadi? Apa kamu tuli?"ketusnya.

Aku pun menoleh kearahnya.
"Apa?"tanyaku dingin padanya.

Sekarang malah dia yang diam dan menatapku dengan tajam.
"Kamu marah padaku juga?"tanyanya
"Tidak.."jawabku sambil mengalihkan pandanganku darinya.
"Apa salahku lagi hingga membuatmu marah padaku juga? Tadi Ricky.. sekarang.."
"Berhenti menyebut namanya.."bentakku keras padanya.

Dia terdiam sesaat. Dia perlahan berjalan menjauh dariku. Seolah kaget mendengar suara bentakkanku.
Aku pun membalikan tubuhku. Berusaha menenangkan amarahku.
"Apa kamu tahu.. yang membuatku marah adalah kamu terus menyebut namanya.. kamu terus memikirkannya.."kataku dengan nada keras.

Aku pun menoleh kearahnya lagi. Kulihat dia hanya diam. Seolah dia sedang memikirkan apa yang baru kukatakan.
"Aku juga gak tahu kenapa aku bisa semarah ini.. aku juga gak tahu kenapa aku bisa merasa sekesal ini saat aku mendengar kamu menyebut namanya.. tapi hatiku panas.. hatiku kesal.. apa kamu mengerti.. aku benci mendengar namanya.."bentakku keras sambil mengacak-acak rambutku.

~POV Mila~

Aku kaget mendengar semua perkataan Kevin. Aku bingung. Apa aku harus senang atau sedih setelah mendengarkan semua perkataannya. Jika aku tak salah mengartikan, Kevin cemburu dengan Ricky.
"Tapi dia sahabatku.. dia temanku.. dia berarti untukku.. bagaimana mungkin aku bisa tak menyebut namanya..?"kataku pelan.
"Kamu boleh sebut namanya.. tapi setidaknya jangan didepanku.. aku benci mendengar namanya.. kamu boleh temui dia.. kamu boleh berteman dengannya karena itu hakmu.. tapi aku membencinya.. tolong jangan membuatku merasa tak nyaman didekatmu.. karena aku baru saja mulai merasa nyaman berteman denganmu.."kata Kevin.
"Maaf.. maaf jika kamu merasa tak nyaman denganku.."balasku sambil langsung berlari keluar.

Aku bertemu Yuni didepan ruangannya Kevin.
"Mila, loe kenapa? Kog loe nangis?"tanyanya

Aku baru sadar kalau ternyata ada air mata yang mengalir keluar dari mataku. Aku menyekanya pelan.
"Gue gak apa-apa kog, Yun.. gue pulang dulu ya.. bye.."kataku dan kemudian berlari pergi.

'Kenapa aku nangis? Apa yang kutangisi? Kevin atau Ricky? Tapi kenapa Kevin harus berkata seperti tadi? Apa dia tahu, apa yang dia katakan tadi itu menyakitiku? Seolah dia mau aku memilih antara dia atau Ricky.. tapi itu hal yang mustahil..'kataku dalam hati.

Aku pun memanggil taksi untuk pergi, tapi bukan pulang kerumah.

TO BE CONTINUED..

IS THIS LOVE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang