CHAPTER 114

3.1K 141 5
                                    

*SKIP*

Malamnya

Aku dan keluargaku akhirnya tiba di gereja. Kami sama-sama berjalan masuk kedalam gereja.

Banyak prosesi yang kami lewati malam ini. Dan saat berdoalah..
'Tuhan.. ini malam natal.. semua orang bersuka cita menyambut hari esok.. begitupun aku.. Tuhan.. kini aku hanya akan berdoa padamu.. berikanlah kesembuhan pada Mila.. biarkan dia kembali mengingatku.. mengingat semuanya.. mengingat apa yang pernah terjadi bersamaku dimasa lalu.. hanya itu keinginanku.. hanya itu doaku..'doaku dalam hati
Selesai dari gereja, kami semua pulang kerumah.

*SKIP*

Dirumah.

Aku berjalan perlahan kebalkon kamarku. Kurasakan seseorang berjalan masuk kekamarku dan kini berdiri disebelahku.
"Besok kan natal.. itu adalah hari yang harusnya penuh suka cita.. kenapa justru wajah loe sedih gitu, kak?"tanya Dahlia

Aku tersenyum pelan
"Ini sudah malam.. tidurlah.. besok kita harus bangun pagi.."kataku
"Gua belum bisa tidur.. loe sendiri.. kenapa belum tidur, kak?"tanyanya
"Sama.. gua juga belum bisa tidur.. ada begitu banyak masalah yang menganggu pikiran gua sekarang.."jawabku
"Pasti masalahnya berhubungan dengan kak Mila, ya kan?"tebaknya
"Memang hanya itu yang akan jadi masalah besar gua.."kataku pelan
"Pasti soal kak Mila yang belum bisa ingat apapun, kan?"tebaknya lagi

Aku menghela napas panjang, menunjukkan kelelahan dalam hatiku
"Sudah 3 bulan sejak Mila hilang ingatan.. dan belum ada perubahan apapun.. hanya belakang ini, ada bayangan yang mulai melintas diingatannya.. namun, itu belum mampu membuat Mila ingat segalanya.."kataku

Dahlia memegang pundakku pelan
"Semua itu perlu waktu, kak.. anggap aja, sekarang Tuhan lagi menguji kekuatan cinta kalian.. dan kak Mila adalah cobaan buat loe.. loe harus berjuang keras kalau ingin memenangkan sebuah pertandingan.. begitu pula dengan cobaan ini.. loe harus berjuang keras kalau loe mau akhir yang indah.."katanya menenangkanku

Aku menunduk, menatap kebawah sana, taman yang gelap karena sudah malam.
"Gua balik kekamar ya.. loe istirahat, kak.. jangan terlalu malam tidur.. besok pagi-pagi kita harus ke gereja lagi.."kata Dahlia
"Ya.."balasku
Kulihat Dahlia berjalan keluar dari kamarku.

Aku pun berjalan perlahan ketempat tidurku. Kuhempaskan tubuhku ketempat tidur.
"Aku akan bertahan selama aku mampu bertahan.. tapi ketika hatiku menyerah.. maka tak ada cara lain, selain aku mundur.."kataku pelan

Malam semakin larut, dan terasa aku akhirnya tertidur pulas hingga keesokkan paginya

Keesokkan paginya

Aku berjalan keluar dari kamarku dengan pakaian yang sudah rapi. Kenzo berlari sangat cepat dan langsung memintaku mengendongnya. Aku pun menuruti keinginannya
"Papa.. selamat natal.. hadiah Kenzo dimana?"tanyanya
"Dibawah pohon natal, diruang tamu.. nanti sepulang dari ziarah ke makam buyut, baru dibuka ya hadiahnya.."kataku
"Tapi nanti ada yang mengambilnya.."katanya
"Tidak akan.. lagipula siapa yang mau mengambilnya?"tanyaku
"Om Ali.."jawabnya

Aku tertawa pelan mendengar jawabannya
"Om Ali tidak akan bisa mengambilnya.. karena papa sudah menempelkan sebuah kartu nama yang bertuliskan 'Merry Christmas.. for my boy, Kenzo.. from dad..' jadi tak ada yang bisa mengambilnya.. oke?"kataku
"Oke.."balasnya
Aku pun menggendong Kenzo, berjalan keluar dari rumah.

Semuanya sudah berkumpul didepan rumah.
"Kak.. udah siap?"tanya Kim
"Udah.. kalian?"tanyaku balik
"Udah juga.. bahkan udah dari tadi.. tuh sampai Kenzo lari masuk kedalam lagi buat panggil loe.."kata Aliando
"Sorry ya buat kalian nunggu.."kataku
"Udah.. gak apa-apa.. ayo berangkat sekarang.. sebelum acara gereja nanti dimulai.."kata papa
"Ya.."balas kami bersamaan

Aku, Kenzo dan Aliando menggunakan satu mobil, dengan aku yang menyetir sendiri. Papa, mama, Dahlia dan Kim satu mobil, dengan disupiri pak Anto

*SKIP*

Kami berjalan keluar dari gereja
"Well.. now, kita ke makam opa sama oma, kan?"tanya Aliando
"Ya.."jawab papa
"Ya udah.. yuk berangkat.. sebelum semakin panas nanti.."kata mama
"Ya.. ayo.."kataku
Kami pun masuk kemobil dan melaju ke pemakaman opa dan oma.

Dipemakaman opa dan oma

Aku sebagai cucu pertama, pun menyiram makam opa dan oma setelah makam mereka dibersihkan. Kemudian disusul Dahlia, Aliando, Kim dan terakhir Kenzo sebagai cicit pertama dan sementara ini adalah cicit tunggal dikeluarga ini.

Selesai menyiram makam mereka, kami pun berdoa dimakam mereka. Aku juga sempat menyampaikan permintaan maaf Sheila dan keluarga yang tak bisa pulang pada natal tahun ini.

Selesai dari pemakaman opa dan oma, kami pun pulang. Karena nanti kami masih harus merayakan natal dengan anak-anak yatim di panti asuhan.

TO BE CONTINUED...

IS THIS LOVE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang