CHAPTER 72

3.7K 174 4
                                        

Mila langsung panik kala melihatku kesakitan.
"Kevin.. hei.. kamu gak apa-apa, huh? Makanya kamu jangan emosi gitu.."kata Mila berusaha menenangkanku
"Ya.. aku gak apa-apa.."kataku

Tiba-tiba, HP-ku berdering. Tanda telpon masuk. Namun, nomornya adalah nomor tak diketahui. Aku pun mengangkatnya.
"Halo?"kataku pelan
"Sedang mencari anakmu?"tanya seseorang disana
"Anda siapa? Dimana anak saya?"balasku emosi
"Hei.. jangan emosi dulu.. Kenzo, dia baik-baik saja.. bahkan sekarang dia lagi asyik bermain.."katanya
"Berani sekali anda menculik anak saya..!! Apa anda tak tahu siapa saya,huh?!"teriakku semakin emosi
"Tentu saya tahu.. saya tahu dengan pasti siapa anda.. Anda Kevin Julio Chandra.. cucu kesayangan dari tuan Gabriel Chandra.. dan juga adalah pewaris dari semua kekayaannya.. anda juga adalah seorang pemilik perusahaan LDM, perusahaan terbesar di Jakarta.."jawabnya
"Jika anda begitu tahu tentang saya.. kenapa anda berani sekali menculik putra saya.. kembalikan Kenzo..!!"kataku marah
"Akan kukembalikan.. datanglah ke taman di Jalan Kasturi.. dan anda akan menemukan putra anda.."katanya
"Apa maksud semua ini? Apa anda ingin mempermainkan saya?!"ketusku
"Saya tidak sedang mempermainkan anda.. anda bisa buktikan semuanya sendiri.. anda bisa melihat jika memang benar putra anda ada disini.."balasnya sambil kemudian mematikan telponnya

Aku juga menutup telponku
"Bagaimana?"tanya Mila padaku
"Taman di Jalan Kasturi.. begitu katanya.."jawabku
"Kenapa semudah itu dia memberitahukan semuanya.. apa dia punya maksud jahat dibalik ini semua?"kata Mila bingung sama bingungnya denganku
"Aku tak tahu, Mila.. tapi kita harus kesana sekarang.. karena jika memang Kenzo ada disana.. kita harus kesana.."kataku
"Ya.. ayo.."balas Mila
Aku, Mila, suster dan semua orang suruhanku melaju ke taman tersebut.

*SKIP*

~POV Sahila~

Aku sedang duduk, melihat putraku sedang bermain layangan. Dia berlari kesana kemari sembari tertawa.

Inilah pertama kalinya aku melihat Kenzo lagi sejak kepergianku 3 tahun yang lalu. Saat itu, Kenzo masih sangat kecil. Dia belum bisa bicara, apalagi berlari seperti ini. Dan sekarang, lihatlah, dia sudah tumbuh lebih besar. Melihatnya seperti ini saja membuatku sangat bahagia.

Dia pun berlari kearahku
"Mama.. ayo, main dengan Kenzo.."ajaknya sambil menarik tanganku
"Gaklah sayang.. kamu main sendiri aja.. mama duduk disini saja sambil lihat kamu main.."tolakku
"Gak mau.. ayolah, ma.. main dengan Kenzo.."rengeknya
"Baiklah.. baiklah.."kataku akhirnya pasrah
Aku pun bermain dengan Kenzo.

*SKIP*

~POV Kevin~

Mobilku pun akhirnya tiba di taman, tempat si penculik katakan tadi. Aku, Mila dan suster pun turun dari mobil. Begitupun para orang suruhanku. Aku langsung meminta orang suruhanku menyebar ke semua sudut taman ini.

Tak lama, seorang anak buahku berlari kearahku.
"Tuan.. disana.."katanya sambil menunjuk kedalam taman

Aku langsung berlari masuk kedalam taman, meninggalkan Mila dan suster. Kurasa mereka pasti akan menyusulku.

*SKIP*

Langkahku terhenti ketika kulihat sosok yang sedang kucari. Disana, terlihat jelas Kenzo sedang bermain dengan seorang wanita. Tunggu, seorang wanita? Siapa dia?

Aku langsung berlari kesana dan berhenti agak jauh dari mereka.
"Kenzo.."panggilku keras.

Kenzo pun menoleh dan kemudian tersenyum, langsung berlari kearahku
"Papa.."teriaknya keras

Aku langsung memeluknya erat. Kucium pelan kepalanya
"Kamu buat papa takut, sayang.."ucapku
"Maaf, pa.."balasnya

Perlahan kulepas pelukanku darinya
"Jangan pernah lakuin ini lagi.. kamu tahu kan papa tak akan sanggup jika harus kehilanganmu.."kataku
"Ya.. pa.. lihatlah.."katanya sambil menunjuk ke sosok seorang gadis yang membelakangiku.
"Siapa sayang? Apa dia yang menculikmu?"tanyaku
"Tidak.. tak ada yang menculik Kenzo.."jawabnya

Gadis itu pun perlahan berbalik. Seketika mataku terbelak kaget. Dia.. dia kembali? Kenapa? Kenapa Sahila ada disini lagi?

Aku menatapnya, menahan gejolak emosiku didalam diriku. Jika kalau bukan karena ada Kenzo, pasti sudah kumaki dia.

Perlahan Sahila berjalan mendekatiku
"Hai, Vin.."sapanya pelan padaku sambil tersenyum manis.

Sahila masih saja memanggilku dengan nama kecilku. Jujur, aku tak menyukai kita dia memanggilku dengan nama kecilku lagi.

TO BE CONTINUED...

IS THIS LOVE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang