CHAPTER 131

3.8K 156 12
                                    

*SKIP*

Hari demi hari berlalu dengan cepat. Bahkan aku sudah diijinkan pulang dari rumah sakit. Tapi setelah pulang pun aku masih sering datang kerumah sakit untuk sekedar menemani Kevin

Hari sudah 3 minggu sejak aku kondisi Kevin kritis. Dan sampai sekarang, Kevin masih di ICU.

Aku melangkah cepat menuju ruang ICU. Ketika kubuka pintunya, betapa kagetnya kala aku tak melihat sosok Kevin disana.

Aku langsung panik dan berlari keluar. Dan kemudian aku bertemu Aliando
"Kak Mila.."panggilnya
"Aliando.. Kevin.. dia gak ada diruang ICU.."kataku panik
"Hah?!"kagetnya
"Cepat cari dia.."kataku
"Iya, kak.. bentar gue cari dokternya sama suster dulu.."katanya sambil berlari pergi

Aku berdiri diam
'Kamu kemana, Kevin? Apa yang terjadi denganmu lagi? Kenapa kamu menghilang lagi?'kataku dalam hati
Rasanya aku tak akan kuat jika Kevin harus menghilang lagi.

Tak lama, Aliando berlari menghampiriku
"Ruang rawat VIP 107.."katanya
Aku dan Aliando pun langsung berlari keruangan tersebut

Ruang rawat VIP 107

Aku dan Aliando perlahan membuka gangang pintunya. Terlihat sosok yang sangat kurindukan tersenyum pelan padaku

Air mataku tergenang kembali dipelupuk mataku
"Hai.."sapanya sambil terus mengukir senyuman diwajahnya

Aku langsung berjalan pelan menghampirinya. Dan berhenti tepat didepannya. Air mataku mengalir keluar saja dari mataku

Dengan lembut, dia menyekanya
"Kenapa menangis?"tanya dengan suara yang sangat lembut
"Karenamu.."jawabku pelan
"Karena aku? Apa salahku?"tanyanya
"Salahmu adalah melakukan hal yang berbahaya tanpa berunding dulu denganku.."jawabku sambil memasang wajah polos
"Saat itu kamu bahkan tak sadarkan diri.. bagaimana berunding denganmu.."jawabnya sambil tertawa pelan

Aku langsung memeluknya erat
'Terima kasih Tuhan.. terima kasih karena kau memberikanku kesempatan lagi.. kesempatan untuk melihatnya tertawa lagi.. kesempatan untuk memeluknya dan mencintainya.. terima kasih Tuhan..'ucap syukurku dalam hati

Perlahan dia mengusap lembut rambutku
"Sebegitu rindunya kah kamu sama aku hingga peluknya begitu erat?"tanyanya
"Menurutmu? Aku bahkan tak berani membayangkan jika harus kehilanganmu.. kalau kamu pergi.. berati kenangan lilin kecil akan menjadi kenangan terburuk dalam hidupku.."kataku tanpa melepaskan pelukanku darinya

Perlahan Kevin mendorong tubuhku hingga pelukanku terlepas darinya
"Kamu ingat semuanya? Kamu ingat kenangan lilin kecil?"tanyanya sambil terus menatapku
"Bahkan adikku dengan mudah tahu jika aku telah mengingat semuanya hanya dengan pelukan dan kata-kata hangat.. kenapa kamu bisa tak tahu? Apa kamu benar-benar Kevin-ku.. Kevin yang mencintaiku?"candaku

Perlahan Kevin tertawa lagi. Dan kali ini dia tertawa dengan sangat bahagia hingga menutup wajahnya dengan bantal
"Apa ini mimpi? Kamu ingat semuanya sekarang? Apa ini bukan hanya mimpi indah?"tanyanya sambil kemudian tertawa lagi

Terlalu gemas melihatnya begitu bahagia tertawa sedangkan aku hampir saja mati karena melihat kondisinya beberapa waktu lalu, aku pun mengelitiknya pelan
"Mila.. Mila.. henti.. tikan.. geli.."katanya sambil terus mengelak dari gelitikku
"Siapa suruh kamu tertawa sebahagia itu.. apa kamu tahu, jika kamu tak juga bangun hari ini aku sudah merasa akan melompat kedalam jurang.."ketusku

Tiba-tiba, raut wajahnya berubah. Tangannya memegang luka bekas operasinya
"Aw.."teriaknya pelan kesakitan
"Kevin.. hei.. kamu kenapa, huh? Mana yang sakit?"tanyaku panik
"Ini.."tunjuknya pada bekas lukanya
"Benarkah? Biar aku panggilkan dokter, oke?"kataku sambil berniat pergi memanggil dokter

Tapi kemudian pergelangan tanganku ditahannya. Dia menarikku hingga hatuh dalam pelukannya. Dengan lembut, dia mencium kepalaku
"Jangan pernah menyakiti dirimu dengan alasan apapun.. kalau kamu melompat kedalam jurang.. berarti kamu menyia-nyiakan semua pengorbananku.. aku memberikan sebagian hatiku agar kamu tetap hidup.. jadi jangan lakukan hal bodoh apapun yang bisa menyelakai dirimu sendiri.."bisiknya
"Bukankah tadi kamu bilang bekas luka operasimu itu sakit? Apa kamu bohong?"tanyaku

Kevin hanya mengangguk pelan. Awalnya ingin memukulnya namun tak jadi kala aku mendengar bisikannya lagi
"Semua rasa sakitku pasti akan menghilang jika kamu tetap disisiku.. jadi jangan memintaku pergi lagi dari hidupmu.. karena aku bahkan tak tahu arah yang harus kutuju jika tak ada dirimu lagi.."bisiknya
"Tak akan pernah lagi, Vin.. aku tak akan pernah memintamu pergi dari sisiku.. karena aku bahkan tak tahu bagaimana caranya hidup kalau kamu benar-benar pergi menghilang dari hidupku.."balasku

Perlahan aku mencium bibirnya sekilas dan kemudian menenggelamkan seluruh wajahku ke lehernya. Aku bahkan tak peduli lagi jika Aliando yang sedari tadi duduk disofa sedang memandangi kami. Dia seolah menjadi nyamuk diruangkan ini.

TO BE CONTINUED..

IS THIS LOVE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang