Kisah Romantis!

5K 648 153
                                    

As I warned before, rate 21+ nya serious loh ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

As I warned before, rate 21+ nya serious loh ya. Karena, banyak scene di OLAGYAN the sequel ini memang saruuu di baca sama yang di bawah umur. Namanya juga sudah suami istri. Jadi, masuk ke Part ini. Aku warning sekali lagi, mulai part ini dan seterusnya, pembahasan mendalam kehidupan pasutri di mulai!!! Jadi, yang merasa masih dedek gemes, silahkan minggir dulu.

********






"Poco... pocooo....." Suara itu tiba – tiba menggema dan aku sama Gyan cuman bisa geleng – geleng kepala aja. Sudah ku duga ini akan terjadi. Sebenarnya aku gak masalah, karena anggep aja ini bonus buat mama dan papa, karena udah izinin aku garden party seperti ini.

Karena tadinya mama sempat mendelik, karena mama bilang 'Tamu – tamu nanti merasa tidak di hormati, karena harus jalan muter – muter nyariin dimana mantennya? Dimana yang punya hajat?' dan ini dan itu dan ini dan itu. Panjang lah pokoknya.

Sampai akhirnya aku berlagak sedih dan bilang 'Padahal, kapan lagi mama bisa puas jogetan poco – poco sambil nutup nikahin anak, kan? Pas mas Arya kan udah puas dong perlehatan ala pejabatnya? Sekarang ya di nikmati lah pestanya. Emang mama gak mau ma, bisa santai dansa – dansa?' Dan mama terdiam dan melirik papa.

Aku tahu, mama itu termasuk barisan garda terdepan untuk nari poco – poco dan segala macam tarian kesatuan kalau reunian. Jadi mama pasti tergiur pingin nari poco – poco di pestaku, setelah pesta mas Arya yang beliau hanya bisa duduk manis menerima ucapan selamat.

Dan lihatlah hasilnya sekarang "Ayo...ayo..." Mama dengan sigap walau dengan kain jarik yang sudah di buat rok dan selop wedges yang lumayan tinggi, bisa berjalan cepat menuju lantai dansa sambil ngibas – ngibas tangan ke mama mertuaku, teman – temannya dan siapa aja yang mau ikutan.

Malenggang patah patah

Ngana pe goyang pica pica

Ngana pe body poco poco

"Aku ikutan tanteeee...." Pekik mbak Uli semangat sambil berjalan ngibrit dan teman – teman lain juga ikutan. Sampai entah gimana ceritanya lantai dansa sudah penuh dengan sebagian tamu – tamu yang juga semangat mau nari poco – poco.

Wedding band yang aku sewa memang udah aku wanti – wanti, kalian siap gak kalau tiba – tiba ada serombongan emak – emak minta poco – poco. Awalnya mereka bingung, karena memang mereka itu terdiri dari vocalist, grand piano, gitar, bass dan saxophone. Jelas genre mereka bukan poco – poco. Tapi aku memasang wajah memelas dan mereka akhirnya menyanggupi 'Kita coba sesuaikan dengan style kita ya mbak?' dan aku mengacungkan jempol tanda setuju.

Kalau kata Gyan 'Nego sama mereka bisa kalem, nego sama aku kok kayak mau nelen aku?' Dengan muka merengut. Hahaha... ya maaf yang, nasibmu sama mereka beda. Mereka vendor, kamu calon suami. Jelas mendapat kursi kehormatan untuk di omelin, di rengekin dan di rayu juga.

OLAGYAN ( BE US AGAINST THE WORLD )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang