This Isn't How We End!

3.7K 472 157
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dulu, waktu gue sama Ola menikah. Gue pernah bilang sama Ola, will you keep dancing with me? You and I, be us, against the world? Dan nyatanya apa? Di babak pertama pernikahan kami, gue membiarkan Ola berperang sendirian.

Padahal yang gue bilang be us. Us itu kan bentuk jamak. Bukan be me against the world atau be you against the world. Sekali lagi.... be us!

Be us Gyan goblok!

Us itu artinya Ola dan lo harus punya satu kata sepakat, yang di jalankan sama-sama, tanpa ada unrus paksaan. Tapi nyatanya apa? Lo egois Gyan! Lo egois parah.

Semua cuman gara-gara obsesi lo sama kerjaan, takut karir anjlok lagi dan bawa-bawa Ola hidup susah. Lo trauma ngajak Ola pacaran pas susah dan bertekad Ola harus bisa hidup jadi istri santai yang gak mikirin besok ada uang apa enggak.

Karena lo benci kehilangan yang mendadak, jadi lo merasa semuanya harus aman. Termasuk masalah finansial.

Lo benci gangguan, bahkan saking bencinya lo sampai merasa Ola pengganggu lo kerja dengan nyuruh-nyuruh lo tegas ke Ciara.

Gue gak sadar, Ola bahkan udah gak perduli sama berapa duit yang gue hasilkan. Life isn't always about money, Mas. Itu nasihat Ola dulu, waktu gue pulang lembuuur banget dalam keadaan tepar berat. Ola ngusap-usap kening gue dengan lembut dan badan gue agak demam. Mas Gy gak boleh kerja sampai menyiksa badan, kita gak ada kebutuhan sampai harus begitu kan kerjanya? Itu nasihat Ola sambil terus mengusap lembut kening dan kepala gue. Sampai gue tertidur.

Harusnya gue nyadar di moment itu, kalau Ola lebih butuh gue nya ketimbang duitnya. Sama kayak Mama yang diam-diam lebih butuh kehadiran Papa ketimbang duit puluhan milyar yang Papa tinggalkan. Tapi sepaket sama lukanya.

Papa yang selalu obsesi membangun bisnis, berkelana kesana kemari, sampai lupa kalau ada anak dan istri yang rindu dengan kehadirannya. Papa memang sekalinya pulang tuh total banget sama anak istri. Bener-bener gak kemana-mana. Tapi Papa seringnya jauh dari anak dan istri. Makanya, godaan menyerbu masuk dengan mudahnya.

Akhirnya, warisan Papa buat kami berdua, lengkap banget. Asset dengan total nominal yang fantastis, berikut bonus anak dari hasil perselingkuhan yang kala itu... jujur mau kita apain.

Mama jelas gak mungkin naro Gendis di panti asuhan, karena Gendis sudah Mama adopsi statusnya. Selain itu, Mama yang berhati malaikat, gak akan sampai hati.

Gue yang kala itu terlanjur sekolah mahal banget di universitas beken di Manchester. Ambil jurusan super mahal pula? Cuman bisa bingung, harus gimana? Duit Papa mungkin gak bakalan habis-habis di makan bertiga. Tapi waktu itu gue kayak dirundung ketakutan.

Udah gak ada yang nyariin gue duit. Gue punya banyak cita-cita.

Pasca gue rehab, gue menyusun cita-cita gue macam-macam. Mau kayak Om Akhdan simpelnya. Mau jadi arsitek terus pengusaha property kayak Om Akhdan. Kepingin kayak gitu. Terus punya rumah tangga kayak Om Akhdan.

OLAGYAN ( BE US AGAINST THE WORLD )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang