Rules, Don't Apply!

1.8K 301 98
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Selepas subuh, setiap pergerakanku kayak putaran video yang si slow motion. Bergerak lelet kesana kemari, menyiapkan baju sambil mendadak gak selera memadu padankan ini dan itu. Bergerak sendu sambil nyetrika kemeja Gyan pakai setrika uap yang ada di kamarku.

Menepuk wajah dengan skincare tapi lambaat banget. Memoles riasan juga malas-malasan.

"Ayo dong..." Gyan memelukku dari belakang. Aku sendiri masih mematut diriku di depan cermin dengan lesu, sambil merapihkan riasan wajah cermin meja riasku. "Kerja itu ibadah loh. Apalagi kalau hasil pekerjaan kamu menghasilkan banyak manfaat buat orang banyak. Dulu aja, aku bersyukur banget kalau ada pekerjaanku yang di bantu kamu. Manfaat, kan? Nyenengin rekan kerja yang cuman bisa naksir diam-diam. Dulu meeting bareng kamu aja rasanya hadiaaah banget."

Gyan masih memelukku sambil tersenyum. Aku yang lagi duduk menatap wajah senyum sok manis suamiku ini, yang lagi meluk aku sambil menyandarkan pipinya di puncak kepalaku, sambil tatapan kami bertemu di cermin.

Sok ganteng.

Tapi emang ganteng.

Sebel.

Tapi cinta.

Ah tauk lah.

"Semangat dong, Sayang..." Kata dia masih dengan ekspresi wajah merayu kayak Rayhan minta gendong. Biarin, dia suka nyamain aku sama Rayna, dia juga kusamakan sama Rayhan. Awas aja aku sampai turun tingkat jadi Rayqa, makin kayak bocah aja aku.

Tiga bocilnya Nana Andra yang super menggemaskan.

"Hari ini launching loh, Yang. Perdana di antar suami ke kantor." Gyan akhirnya melepas pelukan dan berganti memijat pundakku "Kamu sering nganter aku ke kantor, Mas. Bahkan dulu kita pacaran di kantor." Jawabku sambil memulas bedak lagi untuk meratakan warnanya.

"Eiitts, beda status dong. Nanti malah aku mau anter sampai atas, biar lebih greget.Kayak dulu waktu kita baru pacaran kan? Kita bikin kita disambut dengan meriaah." Aku yang sudah merapihkan bedak kembali ke dalam pouch, memutar posisi duduk dan mencubit gemas perutnya "Jangan macem – macem ya. Kemunculan kamu bisa mengundang mulut nyampahnya Bagas, Erik dan semua kroni – kroni kamu."

Aku menghela nafas sambil berdiri "Curang ya? Aku di kantor banyak yang ngawasin mata – mata kamu. Sampai om kamu aja ada di situ. Eh kamu di kantor gak ada yang awasin. Mana aku tahu nanti kamu di ganjenin cewe mana lagi? Artis dangdut yang tetek nya bisa di dribel itu, jangan – jangan nanti niat bangun apa – apa lagi pakai jasa kamu! Kandang ayam juga nanti minta kamu jangan-jangan. Ganjen begitu orangnya. Nawarin diri banget."

Gyan ketawa ngakak puas banget. Iya aku dulu spaneng berat, waktu ke kantor Gyan dan lihat cewe rambutnya pirang, pakai crop top benar – benar di bawah payudara, dengan size yang 4x lipat nya aku. Kalau jalan biasa aja bisa berguncang – guncang. Rok mini kulit warna hitam super ketat heels merah menyala.

OLAGYAN ( BE US AGAINST THE WORLD )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang