Always remember your vows. Dan Gyan selalu ingat dengan janji-janjinya di hari pernikahan kami.
Dia gak pernah ingkar, walau sempat salah. Tapi dia gak pernah ingkar janji. Dia terus berusaha menepati janjinya. Janjinya Gyan itu untuk selalu bersetia kepadaku, itu janji terbesarnya. Dan Gyan alhamdulillah setia.
Kadang ketika manusia melakukan kesalahan, yang kita lakukan adalah menutup diri dari melihat kebaikan yang mereka lakukan. Menutup mata dari maaf yang mereka ucapkan. Seolah mereka udah 100% salah dan enggak bakalan bisa tobat. Gak mungkin.
Gyan memang salah. Fatal. Berat. Menyakitkan.
Tapi,aku selalu diingatkan oleh orang-orang sekitarku, untuk berusaha melihat kebenaran. Kebenarannya adalah, kesalahan Gyan bukan di kesetiaannya. Kesalahan Gyan bukan di hatinya yang berbelok. Kesalahan Gyan, bukan di pandangannya yang beralih.
Kesalahan Gyan adalah di egonya yang enggak mau kalah.
Selebihnya Gyan adalah suami yang sangat bertanggung jawab. Dan soal kesalahan Gyan, teman-teman mengingatkanku untuk mengakui dengan jujur, kalau Gyan itu tulus minta maaf dan merubah dirinya. Walau gak 100% sempurna perubahannya.
Yah siapa sih yang sempurna di muka bumi ini?
Aku akuin, soal ego memang Gyan sampai sekarangpun, masih seperti lelaki pada umumnya. Tinggi gengsinya. Kata siapa Gyan egonya gak tinggi? Gyan adalah laki-laki yang pantang banget kesentil gengsinya.
Gyan takut banget kehilangan harga diri. Karena Gyan sudah merasa terlalu banyak gak punya ini dan itu, diluar perkara uang dan karir.
Memang sih gak sampai memaksakan penampilan kayak orang-orang itu. Yang istilah zaman sekarangnya itu flexing. Gyan justru hemat banget hidupnya, karena dia maunya duit kekumpul sampai banyak banget. Dia jor-jorannya ke aku, Mama dan adiknya.
Tapi Gyan kalau gak aku kontrol, ya bisa sampai kesana juga akhirnya. Hal yang kecil, kalau gak dikendalikan ya lama-lama bisa menjadi besar. Apalagi bawaan sifat yang kurang baik. Dan parahnya, selama ini gak ada yang menyadari, kalau arahnya Gyan itu kesana. Gak Mama Dewi gak Gendis. Semua gak ada yang menyadari. Mereka semua mikirnya, memang Gyan mau take over aja peran Papa dalam mencari uang dan mengatur investasi keluarga.
Aku menyadari itu, di detik ketika Gyan berusaha jadi pacar yang royal sama aku. Memaksakan kami pacaran mewah. Sampai aku memergoki tagihan kartu kredit Gyan yang bengkak. Padahal waktu itu Gyan baru jual mobil buat nutup rugi dan bersikukuh gak mau bobol warisan. Lihat tagihan kartu kreditnya segitu, kan aku juga jadi panik, dia bayar pakai apa? Karena Gyan yang aku tahu, selalu tertib hidup sehari-hari pakai gaji.
Aku juga lancang sih, buka surat tagihan kartu kredit Gyan yang dia geletakin di mobil. Itu adalah pertengkaran pertama kami, yang berlanjut ke pertengkaran berikutnya dan berikutnya sampai akhirnya datanglah Kharisma.
KAMU SEDANG MEMBACA
OLAGYAN ( BE US AGAINST THE WORLD )
RomanceWARNING! ADULT CONTENT. 21+ READERS ONLY! Setelah kamu ketemu dengan Perfect Match, terus apa? Dear Viola Kirana Salasabila, will you keep dancing with me, you and me, be us against the world. Karena menikah itu, adalah selamat menempuh hidup baru...