*************
Segala rangkaian prosesi akad nikah plus upacara adat akhirnya berhasil di lewati, tanpa ada pihak yang harus masuk rumah sakit karena terjadi pertikaian lempar – lempar sendal perkara keluarga siapa harus di dulukan.
Terima kasih pada mas Hafiz yang benar – benar standby sampai ke urusan siapa yang harus di dandani duluan sebelum resepsi. Setidaknya itu laporan yang aku dapatkan dari mbak Tiara, yang cerita mas Hafiz sukses jadi wasit. Padahal dia sebenarnya bukan panitia perwasitan apalagi tata busana.
Itu tugasnya sepupu dari pihakku, karena kebetulan penyewa kain dan perias keluarga memang dari sanggar pengantin yang di kelola salah satu bude jauhku. Catatan, orangnya gak resek. Kalau resek mending aku cari salon lain buat handle keluargaku.
Aku tanya mbak Tiara, katanya sih gak ada kericuhan lagi di ruang rias. Di dalam juga ada mbak Widy yang kalau negur gak perduli itu istri presiden sekalipun, dia bakalan tegur kalau sudah resek.
Jangan di tanya gimana nasib mbak Widy dan kejudesannya kalau sudah di singgung. Dari luar mbak Widy itu tampak kalem dan pasrahan. Tapi kalau sudah di senggol dia bisa keluar taringnya.
Kata siapa dia pasrahan? Mas Arya aja nyaris di cerai sampai nangis – nangis dia sujud minta jangan di gugat cerai.
Jadi situasi persiapan resepsi berjalan kondusif.
Justru yang gak kondusif di kamarku dan Gyan, karena ada tragedi Gyan sok bantu lepas sanggul. Padahal sudah ada team perias yang bakalan bantu nyabutin. Cuman sebelum mereka datang aku sudah mengeluh pegal jadi Gyan sok inisiatif nyopotin yang hasilnya malah aku nangis karena Gyan narik hiasannya nyangkut – nyangkut.
Team perias sampai memekik 'Wealah maass mbok ya sabar. Itu kasihan mbaknya di jengguti gitu mas. Eee si mas udah gak sabar aja mau bongkar – bongkar.'
Gyan cuman nyengir gak berdosa sementara aku udah menatap dia garang sambil manyun. Gimana gak manyun kalau sakitnya amit – amit jabang bayi begitu? Gyan akhirnya menyingkir dan pindah ke kamar sebelah untuk mandi dulu.
Terus episode nyebelinnya lagi apa coba? Selesai aku di copot hiasan – hiasannya, aku masih harus membersihkan paesku yang malah belepotan kemana – mana. Aku harus keramas berkali – kali sampai rambutku benar – benar lepas dari jeratan hairspray dan sisa sasakan. Aku menatap nanar ke saluran pembuangan, melihat banyaknya rambut rontok.
Aku keluar dari kamar mandi dengan kimono handuk dan rambut yang masih terlilit handuk. Kulit kepalaku rasanya perih karena keramas sampai tiga kali dan cuci muka pakai face wash sampai dua kali demi benar – benar luntur makeup sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OLAGYAN ( BE US AGAINST THE WORLD )
Roman d'amourWARNING! ADULT CONTENT. 21+ READERS ONLY! Setelah kamu ketemu dengan Perfect Match, terus apa? Dear Viola Kirana Salasabila, will you keep dancing with me, you and me, be us against the world. Karena menikah itu, adalah selamat menempuh hidup baru...