Yah, walau kemarin penuh dengan bencana, akhirnya malam wedding anniversary kami berhasil terselamatkan juga karena Gyan. Gyan memang selalu bisa aku andalkan untuk memperbaiki apa yang terlanjur kacau. Mulai dari plafon rumah orang tuaku, lemari somplak, aku yang tenggelam, bumper mobil yang baret, sampai ke hubungan kami.
Itulah yang bikin aku cinta.
Gyan is my Mr.Handyman... in everything.
Di first wedding anniversary ini, aku merenungkan semuanya. Apa sih yang bikin aku jatuh cinta sama pria yang lagi bobo nyenyak kaya bayi gede di sampingku ini? Telunjukku menyusuri sepanjang pelipis sampai rahangnya. Yang kalau mengutip kalimat di novel romantis, rahang yang tegas. Kalau aku bilang ke Gyan kayak gitu, dia pasti ngakak dan minta di tambahin hidung yang tinggi. Nyebelin emang. Bikin cita-citaku buat jadi penulis anonim di wattpad jadi pupus, takut kebaca dia dan di ketawain.
Padahal kan aku pingin nulis-nulis yang rahang tegas, hidung tinggi dan dada bidang itu. Gyan banget loh itu padahal, minus tatapan tajam. Karena Gyan itu manis gantengnya. Kayak permen kaki.
Ngomingin permen kaki, sejak nikah gak pernah lihat Gyan ngemutin permen itu lagi. Kenapa ya? Ganti kesukaan kah?
Oh iya, sudah ada aku sih ya? Eh... terus kenapa?
Tapi Gyan emang doyan banget ngetawain selera bacaan romantisku. Pernah ketangkap basah lagi mewek, dia malah ketawa sambil nyubit kedua pipiku dengan gemas.
Sama kayak aku yang gak pernah paham apa lucunya Jimmy Fallon di Saturday Night Live yang bikin Gyan selalu anteng mantengin talk show itu sambil ketawa – ketawa.
Tontonan Gyan memang agak kurang memenuhi unsur kearifan lokal. Agak bule seleranya. Cocok sama tampang. Eh tampang dia gak bule sih, ciprat-ciprat doang bulenya. Dia kan kalau kata tacik di toko kue di Malang itu, Billy Davidson.
Balik lagi ke kenapa aku cinta Gyan? Walau cintaku ke Gyan gak bikin aku melupakan betapa aku cinta rupiah seperti kata Cindy Cenora. Karena aku gak kenyang makan cinta.
Aku cinta Gyan karena Gyan itu selalu belajar, berusaha dan ingin maju. Dalam segala hal. Gak hanya masalah karirnya, tapi juga soal iman dan kedewasaannya. Gyan selalu berusaha memperbaiki dirinya menjadi lebih baik.
Aku suka laki – laki yang seperti ini. Karena buat aku, laki – laki yang gak mau memperbaiki diri, hanya akan membawa bibit arogansi dalam rumah tangga. Mau dia modelan ikhwan-ikhwan kekinian? Tapi kalau dia gak mau terus berbenah diri? Ya gak oke juga sih.
Berasa paling benar sendiri, suka menulikan telinga dari saran istri dan mungkin anak-anaknya nanti. Padahal, belum tentu dia selalu benar kan?
Tapi Gyan? Dia selalu berusaha memperbaiki diri dan mau di ajak berdiskusi. Dia memuliakan aku sebagai istri. Dia mau aku ajak bicara, dia mau mendengarkan. Di mata Gyan, aku berarti. Aku punya harga diri dan gak merasa kecil. Karena sejatinya aku memang gede.
KAMU SEDANG MEMBACA
OLAGYAN ( BE US AGAINST THE WORLD )
RomanceWARNING! ADULT CONTENT. 21+ READERS ONLY! Setelah kamu ketemu dengan Perfect Match, terus apa? Dear Viola Kirana Salasabila, will you keep dancing with me, you and me, be us against the world. Karena menikah itu, adalah selamat menempuh hidup baru...