Bahagiamu, Siapa?

3.4K 485 146
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku kembali aktif di Coffeecoustic. Kangen luar biasa banget aku sama tempat ini, selama aku tinggal mendampingi Gyan di Singapore. Kadang aku suka mengadakan meeting dengan video call bersama rekan-rekan disini sekaligus melepas kangen.

Alhamdulillah, pemberian Gyan yang satu ini, terawat amat baik selama aku tinggal. Teman-teman juga gak membuatku jadi kerepotan harus mengurus dari jauh. Terutama sejak aku hamil dan sempat ambruk tiga bulan. Teman-teman benar-benar menjadi back up yang baik dalam urusan menjaga coffeecoustic.

Mereka benar-benar menaruh perasaan mereka pada tempat ini, jadinya mereka memelihara tempat ini seolah ini milik mereka sendiri. Aku di kelilingi oleh team kerja yang sangat bisa di percaya.

Selama aku tinggal, hampir bisa di bilang gak ada masalah yang berarti. Permasalahan hanya seputar laporan kerusakan mesin atau ada kerusakan beberapa spot. Bisa di atasi dengan menelpon vendor perbaikan atau telepon tukang langganan Gyan untuk perbaikan kerusakan bangunan.

Tapi Alhamdulillah, gak ada dengar cerita saling bertengkar, ada yang berbuat curang apalagi sampai nilep uang. Aku bersyukur banget, dan bertekad naikin gaji mereka tahun ini. Kerja keras mereka patut di apresiasi dan lagi pula, keuntungan mulai naik juga.

Coffeecoustic juga akhirnya melewati masa krisisnya dan kembali berjaya walau dengan dengan konsep yang sedikit berbeda. Kami mengalunkan musik-musik akustik sepanjang jam operasi. Tapi untuk pentas musik sendiri hanya di Jumat dan Sabtu malam.

Kami menyesuaikan dengan puncak keramaian tamu aja. Jadi gak memaksakan sampai Minggu. Kecuali kayak waktu itu ada yang sewa tempat buat acara mereka dan minta khusus ada musiknya. Itu juga kami kenakan extra charge kalau manggil khusus di luar jadwal manggung.

Kalau dulu bisa sampai Minggu kan Gyan yang suka nyambi manggung. Gratisan dan si bapak ganteng yang dulu di gilai pengunjung itu, rela nyanyi berjam-jam sambil main gitar secara gratisan.

Kalau sekarang? Ya kali aku yang manggung. Bisa bubarkustik nama café nya.

Cukuplah Mbak Ola ini mikirin rancangan bisnis dan susunan pembaharuan menu. Gak usah sok nyanyi-nyanyi. Aku sama nyanyi bukan dua hal yang bisa di akurkan. Cuman Gyan yang tahan dengar suaraku bernyanyi.

Setiap dua bulan kami bakalan review, menu yang paling sering dan paling jarang di pesan. Kalau yang paling jarang itu sedikit banget jumlahnya, mending di take out dari menu, karena cuman jadi beban stocking di dapur. Aku menetapkan batas minimum pemesanan tiap minggunya. Kalau di bawah itu mending di stop aja.

"Ini kopi baru sih La, harganya lebih mahal memang, ini gue dapat samplenya dari supplier kita. Katanya mereka juga baru masukin, mau nawarin ke kita mau pakai ini juga gak? Lebih mahal, tapi segi kualitas menurut mereka lebih oke. Gue juga udah coba, menurut gue sih memang bener lebih oke. Wanginya lebih strong dan untuk pecinta kopi, ini rasanya lebih kuat dari yang biasa kita pake. Menurut gue ini worthy banget buat kita pake. Supplier nya masih dari orang yang sama, jadi gak perlu ganti supplier. Kita harus mulai upgrade kualitas biji kopi juga sih, buat menginkat para pecinta kopi juga. Karena orang sekarang aware banget sama kualitas kopi yang di pakai sebagai bahan dasar. Merek-merek beken mereka udah pada main flavoured syrup dan mereka mulai bosan." Angga menjelaskan sample biji kopi variant baru kepadaku yang tentunya....

OLAGYAN ( BE US AGAINST THE WORLD )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang