WARNING! ADULT CONTENT. 21+ READERS ONLY!
Setelah kamu ketemu dengan Perfect Match, terus apa?
Dear Viola Kirana Salasabila, will you keep dancing with me, you and me, be us against the world.
Karena menikah itu, adalah selamat menempuh hidup baru...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ola sebenarnya kepingin stroller yang mereknya Stoke, tapi gue lihat Bugaboo lebih gimana ya? Gue kayaknya lebih pas aja gitu dorongnya. Ada dua yang gue taksir Bugaboo Bee yang canopynya warna kuning. Lucu aja gitu, kan baby girl gak harus pink pink gitu. Gue sepaham sama Ola soal ini.
Bahkan gue diem-diem udha PO Nike air Jordan buat baby. Lucu gitu warna warni. Terus pesan buat gue sama Ola yang warna powder blue. Pingin pakai nanti buat foto keluarga pas nugget udah bisa di sepatuin.
Anyway gue dan Ola agak selisih paham soal stroller. Bukan karena Ola gak izinin gue milih, tapi gue mau beli dua dan itu bikin Ola ternganga. "Anaknya cuman satu kenapa belinya dua?" Tanyanya bingung dan gue cuman nyengir. I can't help gue terlalu excited dengan semua hal tentang kehadiran anak gue ini.
Gue yang tadinya udah nuduh Ola yang bakalan koleksi stroller kayak Nana dan bikin Mas Andra garuk-garuk kepala. Ternyata malah gue yang kegilaan lihat stroller.
"Kepingin punya yang bisa di pakai jogging keliling komplek, Yang. Kalau pakai yang bee kurang steady rodanya. Kalau yang jogging ini dia rodanya besar jadi stabil banget buat di bawa jogging." Jelas gue dan Ola merengut sambil munggungin gue.
Nah lo! Gue salah ngomong apa lagi nih? Gue salah mulu dari berangkat.
"Kenapa, Sayang? Yaudah kalau gak boleh beli enggak apa-apa. Bolehnya beli satu aja? Yang mana?" Tanya gue dan Ola menatap gue lagi dengan mata yang memerah siap nangis lagi. Untung mbak pramuniaganya lagi ke gudang ngecek stock.
"Kok nangis? Aku salah ngomong ya? Kasih tahu please salahnya yang mana?" Tanya gue lembut sambil merangkul Ola. Gue berusaha tenang, walau dalam hati berteriak panik. Ini sampai ambyar nangis disini, bakalan jadi tontonan.
Seorang suami diduga melarang istrinya yang sedang hamil, berbelanja keperluan bayi.
Ola menyeka sudut matanya dan melirik gue "Biar apa gitu jogging keliling komplek bawa-bawa nugget? Biar cewe-cewe yang suka jelalatan kalau kamu lagi nemenin aku jalan pagi itu makin naksir? Iya? Masih belum kenyang ya jadi idola yang kemarin itu?" Ketusnya dan gue meraup wajah gue frustasi.
Salah maning salah maning. Baru tadi maaf-maafan.
"Astagfirullah aladzim. Enggak gitu, Sayang. Kan rumah kita kecil, maksudku nugget biar bisa dibawa keliling-keliling, biar dia banyak hirup udara luar juga. Kan bagus udara pagi gitu, bawa dia keluar, kita sama-sama jogging atau jalan pagi. Maksud aku gitu."
"Ya kan dia juga gak bakalan langsung bisa di bawa jalan-jalan, Mas. Dia palingan nanti bisa di jemur-jemur di teras aja. Itu juga aku yang jemur! Bayi merah mau dibawa sejauh mana sih?!" Sentaknya kesal dan gue kayaknya harus segera bawa Ola pergi dari sini dulu deh.
"Kita bayar dulu belanjaan yang ini, terus cari tempat duduk yuk?" Ajak gue dan Ola cuman manyun sambil jalan duluan dari pada gue.
Mbak yang tadi ngecek barang akhirnya datang dan ngasih tahu kalau Bugaboo nya ada stock dan bisa langsung di bawa. Gue bilang nanti gue kembali lagi karena istri gue kecapekan. Si Mbak mengangguk walau mukanya agak sebal, karena dia habis ngecek gudang eh gue bilang nanti balik lagi.
