Gue duduk bersebelahan dengan Ola yang sedang memegang mushaf dan membacanya dengan khusyuk. Sesekali gue memperbaiki bacaan Ola, yang semakin hari semakin lancar dan bagus. Sejak menikah sama gue, Ola sudah hampir dua kali khataman Quran. Dan itu membuat gue semakin yakin, kalau hijrah gue itu ya memang sama Ola. Gue bisa melihat arah itu di diri Ola.
Jadi, buat apa perempuan lain, kalau istri di samping gue, sudah sesuai dengan apa yang gue bayangkan? Kurang satu dua hal? Yah gue juga kurang lima enam hal malah mungkin. Jadi sama-sama lah.
Sama-sama gak sempurna.
Tahun pertama menikah, pas bulan Ramadhan gue intens membimbing Ola ngaji sampai dia khatam pertama. Ola sampai nangis haru, karena katanya, 'Kirain seumur hidup gak bakalan khataman Quran.'
Dia benar-benar takjub, kalau ternyata dirinya bisa ngebaca Al Quran sampai habis. Mungkin belum bisa menafsirkan dan memahami isinya. Tapi setidaknya, dorongan belajar untuk membaca itu yang luar biasa.
Kalimat sederhana yang berarti dalam buat gue. Ada rasa bangga dan hangat di dada gue, perempuan yang gue sayang banget, bisa meningkatkan ibadahnya bersama gue. Tapi, gue gak mau jadi pongah dan jumawa. Rasa jumawa bisa membimbing makmum ini, yang selalu diingetin sama mas Andra untuk gue emban hati-hati.
Rasa bangga jadi Imam yang sukses itu, kata Mas Andra bibit bahaya. Jadi kalau lihat istri agamanya ada kemajuan, ya Alhamdulillah aja. Itu karena Allah bukan karena lo, lo cuman perantaranya aja. Gila gak tuh petuah bapak Haji? Kadang sekalinya beres, emang mantep banget dia beresnya.
Sekalinya ngaco? Ya joget-joget koloran doang di villa, waktu gue bachelor party. Di gundulin bareng gue. Di amuk sama pasangan juga bareng gue.
FYI, tiap hari dia di olesin hair lotion baby punya si kembar, kata Nana ini mengandung kemiri, biar mami gak ketuker sama kepala anak-anak. Jadi cepat tumbuh.
Suami istri ajaib emang mereka.
Awalnya gue nanya mas Andra, gimana rasanya Nana tergerak pakai hijab, pas dia nikah sama lo? Yang secara gak langsung, Nana tuh hijrahnya berarti sama lo. Mas Andra lah inspirasi hijrahnya Nana.
Mas Andra waktu itu hanya terkekeh sambil menggeleng
'Kapan tepatnya Nana hijrah tuh bukan gue yang tahu, tapi Allah, Yan. Dari sebelum sama gue, Nana alhamdulillah sholatnya terjaga. Gue kan udah kenal dekat sama Nana dari lama. Dari dulu gue udah tahu, gimana cara Nana berpakaian, gimana sholat dan puasanya selama dia berjauhan dengan almarhum papanya. Jadi, gue pada dasarnya hanya meneruskan, apa yang almarhum sudah bentuk di Nana. Jadi kalau lo tanya gimana rasanya Nana memutuskan pakai hijab pas udah nikah sama gue? Jawabannya gue senang dan bersyukur, tapi bukan karena kapannya Nana pakai hijab. Tapi karena Nana akhirnya memutuskan berhijab, yang mana itu baik untuk dia. Gue gak mau istri yang makin sholeha, malah bikin gue semakin sok alim dan berasa semakin berilmu Agama tinggi. Hati-hati, Yan. Itu yang bikin orang jadi bangga kecepetan, padahal ilmu belum seberapa. Akhirnya ya gitu, poligami sembarangan.'
KAMU SEDANG MEMBACA
OLAGYAN ( BE US AGAINST THE WORLD )
RomanceWARNING! ADULT CONTENT. 21+ READERS ONLY! Setelah kamu ketemu dengan Perfect Match, terus apa? Dear Viola Kirana Salasabila, will you keep dancing with me, you and me, be us against the world. Karena menikah itu, adalah selamat menempuh hidup baru...