Bahagia. Kata yang simpel banget ya? Apalagi ada lagu yang bilang 'Bahagia itu sederhana.' Masalahnya, kadang orang pingin kebahagiaan yang agak kebangetan, sampai lupa sama kata sederhana. Ternyata bahagia dalam kesederhanaan dan keterbatasan itu sulit banget.
Gyan benar, perjalanan ini mendatangkan banyak kebahagiaan buat aku. Padahal, kami juga gak bermewah – mewah kok perjalanannya. Boros di hotel memang sih, karena Gyan katanya pingin cari positive vibes buat boboan. Halah!
Mungkin dia takut nanti acara boboan jadi salty kali ya? Kalau salah pilih hotel? Pakai vibes – vibes segala. Lupa dia pertama kali nyosor aja di ruang rias pengantin. Mana positive vibesnya? Gerebek vibes iya.
Tapi intinya, perjalanan bulan madu ini sebenarnya konsepnya simple. Kebersamaan. Gak ada makan – makan fancy, jalan ke tempat wisata yang hits kayak selebgram – selebgram itu (eh ngomongin diri sendiri). Tapi, semuanya terasa menyenangkan dan bahagia.
Karena bahagia itu sebenarnya dimana kita meletakan rasa syukur dalam diri kita. Kata Gyan tentunya, bukan kata Ola. Kalau aku bilang kata Ola? Kalian bakalan rame – rame bilang gak percaya.
Jadi, apakah orang berselingkuh karena gak bahagia? Aku sering mempertanyakan hal ini, setiap melihat ada pasangan yang berselingkuh. Aku semakin bertanya – tanya, setelah mendengar kisah Gendis yang selama ini merasa bagai orang yang salah di dalam keluarga.
Padahal dia hanyalah korban. Korban dari orang yang merasa hidupnya gak bahagia itu.
"Semua karena kurangnya rasa syukur aja." Sahut Gyan. Aku bertanya, apakah pernikahan papa mama dulu tuh, se gak bahagia itu sampai harus ada perselingkuhan? "Kurang apa hidup papa dan mama? Harta, status, anak, keluarga? Semuanya lengkap. Nyaris semua yang di inginkan banyak orang, mereka sudah dapat. Tapi manusia suka serakah, maunya segalanya."
Ucapan Gyan sukses membuatku mengusap perutku yang entah berisi entah enggak. Kenapa? ada satu hal yang menggangguku lagi. Tapi, di satu sisi aku merasa picik banget, kalau sampai aku pulang dari perjalanan ini dan merasakan 'yah ternyata udah capek – capek, hasilnya gak ada.' Hanya karena ada satu hal yang gak terjadi. Tapi kata Gyan, serakah kalau aku berpikiran kayak begitu.
Masalahnya... ada yang sedikit mengganggu pikiranku sejak tadi pagi. Tapi, aku gak mau bahas sama Gyan dulu.
'Jangan capek – capeeek...' Itu adalah kalimat penutup mama mertuaku, waktu kami mengakhiri panggilan video call tadi pas sarapan. Yang aku paham betul maksudnya kemana. Apalagi kalau bukan pulang bawa hasil?
Boro – boro jangan capek. Karena jelas perjalanan ini capek banget. Walau capek, sebenanrya aku dan Gyan bahagia sama perjalanan ini. Dan sekarang kami malah asik jumpalitan sana sini, sambil nikmatin udara segar Batu. Berasa di puncak tapi minus jualan gemblong.
Dan semoga, bahagianya aku sama Gyan disini, bisa nular ke yang lain – lain, sepulangnya kami nanti.
Gyan ngajak ke yang paling atas dulu, ke Selecta. Bunganya lagi mekar – mekar banget dan baguus banget. Hortensia yang bergerumbul menggemaskan sepanjang mata memandang.
KAMU SEDANG MEMBACA
OLAGYAN ( BE US AGAINST THE WORLD )
RomanceWARNING! ADULT CONTENT. 21+ READERS ONLY! Setelah kamu ketemu dengan Perfect Match, terus apa? Dear Viola Kirana Salasabila, will you keep dancing with me, you and me, be us against the world. Karena menikah itu, adalah selamat menempuh hidup baru...