WARNING! ADULT CONTENT. 21+ READERS ONLY!
Setelah kamu ketemu dengan Perfect Match, terus apa?
Dear Viola Kirana Salasabila, will you keep dancing with me, you and me, be us against the world.
Karena menikah itu, adalah selamat menempuh hidup baru...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sholat Maghrib dulu baru baca ya untuk readers wilayah Jakarta dan sekitarnya :)
**********************
Berangkat berdua pulang berempat. Nana melepas kami dengan wajah sumringah dan dadah-dadah semangat. Girang yang gak bisa disembunyikan. Emang-emang Mas sepupu gue satu itu. Bisa-bisanya tadi juga dia bilang 'Kalau tahun depan Nana gak hamil lagi, pingin naik haji gue. Daftar bareng yuk, Yan?' Seett lah. Bukan di ajakin naik hajinya, itumah gimana rezeki aja nanti. Itu anak udah empat masih mau nambah?
"Jangan pada nakal ya? nurut sama om Gyan sama tante Ola. Mas Yay jangan ngompol ya, Mas." Peringatan terakhir Nana sukses bikin gue mendelik. Jadi si Rayhan masih suka ngompol? Gawat ini.
Mas Andra masih kecut mukanya, karena anak gadisnya menangis tersedu-sedu sampai melukin kaki gue. Sampai gue gak bisa jalan ke dapur ambil minum, karena kaki kanan gue di gandolin Rayna.
Rayna ngotot minta ikut nginep, sebenarnya perkara dia salah nangkep kata-kata gue. Gue bilang kapan-kapan boleh main tempat om Gyan. Dia pikir ayo nginap tempat om Gyan.
Sama kayak bilang di sana ada alfamart, nanti di artiinya yuk ke alfamart.
Gue sampai sekarang gak nyebut apartemen Ola sebagai rumah Om Gyan, karena memang itu bukan punya gue. Gue numpang. Hhh... gue gak sabar duit proyek segera cair, biar pengerjaan rumah bisa di kebut.
Status tanah sendiri sih lagi proses balik nama sertifikat jadi nama Ola. Tinggal urusan notaris aja beres. Ola tadinya nolak karena merasa rumah itu kan dulu di beli bukan buat nikahin dia.
Tapi gue bersikukuh, itu harus jadi hak milik dia. Jadi dia nurut.
Balik lagi ke persoalan bawa anak orang ini.
Tapi jujur gue senang si kembar ikut nginap. Karena gue memang dari dulu suka anak kecil. Gue suka kalau rumah gue lagi diinepin sepupu gue yang masih kecil-kecil dan bisa gue buat mainan. Gue dari dulu gak keberatan gendongin sepupu gue yang kecil-kecil dan gue temenin main.
Cuman Gendis anak kecil yang gue tolak kehadirannya dulu. Karena memang beda faktor.
Tapi sepupu gue yang umurnya di bawah-bawah gue? Gue dengan senang hati ajak mereka main dan biarin mereka acak-acak kamar gue.
Makanya gue senang banget si kembar nginep, walau udah kebayang gimana chaosnya nanti di sana. Ola sih kelihatan excited tapi kayak ada yang dia pendam. Yang gue sinyalir adalah, anak.
Iya, masalah anak. Pasti dia keingat lagi sama anak kami yang udah gak ada. Tadi pagi aja tiba-tiba dia bahas anak kami lagi. Jadi, sekarang lihat Rayhan dan Rayna bakalan nginap di tempat kami? Pasti Ola jadi sedih sebenarnya, karena jadi teringat andai anak kami berhasil tumbuh dan lahir.
