"Udah?" Tanya Gyan sambil dia mengeringkan tangannya. Aku yang dari tadi menunggu dia mencuci piring sambil bersandar di kitchen island, mengangguk sambil memberikan senyuman termanisku.
Senyuman yang aku sudah khatam, harus di bikin gimana supaya Gyan luluh sama semua permintaanku.
Terlebih, Gyan habis mendapatkan service darurat tadi dariku, karena dia gelisah habis aku peluk – peluk, padahal aku sedang berhalangan. Jadi, pastilah dia sekarang dalam mode lagi nurut – nurutnya.
Tips ini hanya disarankan bagi pasangan suami istri, yang terikat pernikahan yang sah. Okay?
Gyan berjalan mendekat dan menatapku heran, karena aku terus tersenyum "Lagi?" Tanyanya dan aku mencebik sambil gelendotan "GR. Kalau lagi, yang enak kamu, bukan aku." Jawabku dan Gyan terkekeh geli.
"Aku cuman mau ngajak videoan berdua." Aku mengatur posisi kamera depan sementara Gyan sedang asik memelukku dari belakang. "Good morning?" Sapaku sambil sedikit menelengkan kepala dan Gyan menangkap sinyalku. Dia mengecup pipiku dan aku sedikit memejamkan mata sambil tertawa yang of course di bikin tetap cantik.
Aku mempause video dan menyimpan hp di dalam tas. "Udah? Itu aja?" Tanyanya heran dan aku mengangguk "Iya itu aja. Yuk ah berangkat. Nanti telat." Ajakku sambil menyaut tas dan Gyan hanya tertawa sambil menggeleng aja.
Bukan hal baru Gyan suka gak paham sama keabsurdanku. Jadi, kita manfaatkan kelengahannya kali ini. Kami masuk ke dalam mobil dan duduk bersisian di depan.
Gyan mulai melajukan mobil dan aku lagi-lagi mengambil video kami beberapa detik. Seolah semesta mendukung, sinar matahari paginya lagi oke banget dengan aku menyorot wajahku dan Gyan dengan kaca mata hitam Raybannya yang sedang nyetir serius.
Ganteng parah, biniknya aja kejet-kejet lihatnya. Sinar mataharinya juga menerpa wajahku dengan sempurna. Gak usah pake filter apa-apa lagi, kulit muka auto glowing begitu di hadapin ke kamera. Berasa kayak video di ambil pakai kamera profesional.
"Kamu hari ini mau dijemput jam berapa, Yang?" Tanya Gyan waktu aku menyimpan lagi hpku. Aku menoleh dan membelai lembut pipinya "Kenapa? Takut kangen ya, sama istrinya?" Tanyaku dan Gyan terkekeh "Mas Gy selesai jam berapa?" Tanyaku yang masih bersikap semanis mungkin pagi ini.
Gyan mengerutkan keningnya "Aku masalahnya belum tahu. Kalau memang kamu mau flexible pulang duluan, ya aku taro mobil di coffeecoustic. Aku lanjut naik ojol aja ke kantor." Jawabnya dan aku menghela nafas lelah. Baru manis-manisan sebentar.
Gyan lagi agak kumatan lemburannya. Entahlah dia di sibukan sama proyek apa lagi. Yang jelas, urusanku adalah perempuan gatel yang mancing keributan itu terus.
"Kalau ternyata kamu belum pulang, nanti tunggu aku sebentar. Aku nyusul lagi naik ojol. Paling 20 menitan sampe." Sahutnya dan aku hanya mengendikan bahu "Terserah Mas Gy aja. Gak masalah." Jawabku sok santai padahal mangkel dan Gyan menoleh kearahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
OLAGYAN ( BE US AGAINST THE WORLD )
RomanceWARNING! ADULT CONTENT. 21+ READERS ONLY! Setelah kamu ketemu dengan Perfect Match, terus apa? Dear Viola Kirana Salasabila, will you keep dancing with me, you and me, be us against the world. Karena menikah itu, adalah selamat menempuh hidup baru...