"Hhmmmm..." Gue mengetatkan pelukan gue karena yang di peluk dari tadi usrek aja mau lepas. "Mau kemana sih, Sayang?" Tanya gue dan Ola semakin menggeliat berusaha lepas dari pelukan gue. "Mau turun siapin sarapan kamu. Kan sekarang udah bukan di hotel." Jawabnya dan gue terkekeh sambil mencium kepalanya dari belakang.
Ola masih menggeliat berusaha membebaskan diri dan masih gue tahan. "Gak usah, Sayang." Kata gue dan Ola mau protes tapi langsung gue potong.
"Kamu masih sakit, Sayang." Bisik gue dengan suara khas bangun tidur. Ola bersikukuh melepaskan diri dari pelukan gue dan gue semakin memeluk dia malah kaki gue sekarang gue silangkan ke badannya. Usrek banget. gue jadiin guling aja sekalian.
"Masss.." Rengeknya sebal tapi manja. Dan gue ketawa malah dengarnya dia kayak begini. "Aku masih kangen." Bisik gue lagi sambil menciumi telinganya dan Ola jadi ngulet – ngulet tapi gak bisa kemana – mana. Ini istri apa belut, susah amat di suruh diem gak menggeliat – geliat begini.
"Mas, aku mau siapin kamu sarapan dulu." Rengeknya lagi tapi sambil ketawa lirih tiap telinganya gue ciumin. Lucu benerr.
Tapi, demi kemaslahatan bersama, gue akhirnya berhenti mengganggu dia dan mengusap – usap kepalanya "Kamu di sini aja. Istirahat dulu, ya? Aku yang turun siapin kamu sarapan. Mau di buatin apa?" Tanya gue macem gue bisa masak. Ingat terakhir kali gue sok aksi bikin cheese omelette? Iya hasilnya gue cuman kejedut kulkas dan Ola juga yang malah buatin gue cheese omelette karena gue udah terlambat ke pameran. Atraksi gue waktu itu, gagal total.
Ola terlentang dan gue sedikit bangun dengan sebelah tangan gue menyangga tubuh gue. Dia menatap gue dan menggeleng "Enggak gitu. Dimana – mana istri yang nyipain buat suami. Gak lucu kalau Mas turun ke dapur, terus siapin sarapan buat aku." Kata dia dan gue senyum sambil colong sun dikit di bibir. Gue mengusap – usap pipinya. Memang Ola kelihatan lebih segar dari kemarin. Mungkin juga karena tidurnya lebih proper semalaman. Gue pegang dia sudah gak demam juga, tapi matanya masih agak sayu.
"Betul. Itu salah satu ibadahnya istri dalam rumah tangga. Tapi kalau istrinya lagi sehat. Kalau lagi sakit? Ya apa salahnya suami yang layanin istri? Kan kita sudah bahas, Yang?" Tanya gue dan Ola mengulum bibirnya "Kamu gak apa – apa kayak begitu?" Tanyanya dan gue ketawa "Kan udah pernah kita bahas kan? Kalau memang kamu sedang harus istirahat, ya istirahat. Kenapa sekarang kamu jadi bingung sendiri? Kok mendadak berubah pikiran begini?" Tanya gue bingung.
Pasti ada galau – galau baru ini, sesampainya kami di rumah.
"Beda, Mas. Ada Mama di bawah. Kalau kemarin pas kita discuss kan posisi cuman berdua. Bayanginnya ya cuman antara kita aja. Kalau sekarang kan banyak yang lihat." Jawabnya dan gue menggeleng "Ada aku. Aku yang nanti ngomong ke Mama kalau kamu masih gak enak badan. Dimanapun, ya our marriage our rules. Gak boleh di paksa samaan." Jelas gue pelan – pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
OLAGYAN ( BE US AGAINST THE WORLD )
Roman d'amourWARNING! ADULT CONTENT. 21+ READERS ONLY! Setelah kamu ketemu dengan Perfect Match, terus apa? Dear Viola Kirana Salasabila, will you keep dancing with me, you and me, be us against the world. Karena menikah itu, adalah selamat menempuh hidup baru...