You're My Angel!

3.1K 414 65
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sejak hari itu memang Ola kelihatan banget kayak banyak pikiran, sering melamun dan harus gue ingetin makan sama minum susu. Gue juga mengurangi intensitas kerja, gue usahakan semua meeting dilaksanakan di jam kerja dan gue memang melepas semua proyek ke anak-anak aja buat di awasin. Gue benar-benar berusaha bebenah susunan di biro gue, dimana gue harus lebih konsentrasi ke perancangan dan managerial.

Gue lebih fokus ke pengelolaan bisnis dan rencana kedepannya. Sesuai dengan ilmu bisnis yang sudah gue pelajarin capek-capek sampai harus boyong Ola selama kurang lebih tujuh bulan lamanya.

Makanya gue bisa pulang hampir selalu tepat waktu dan ngawasin asupan Ola, yang menurut mbak Imah belakangan porsinya menurun. "Kenapa gak di habisin, Sayang?" Tanya gue ke Ola yang lagi-lagi hari ini minta makan di kamar aja. Mama mertua tadi sempat nanya apa Ola sakit? Dan gue jawab Ola hanya lagi malas aja.

Mama mertua akhirnya milih nganterin sendiri makanan ke kamar kami yang sudah pindah ke bawah dan nanya sendiri Ola kenapa. Jawaban Ola cuman lagi males gerak aja kakinya pegal, yang akhirnya Mama mertua gue minta gue untuk perhatikan kakinya Ola, yang waktu itu kebetulan memang agak bengkak.

Gue memang gak sampaikan kekhawatiran Ola ke orang tuanya, karena takut mereka juga jadi ikutan khawatir.

"Gak tahu, tiba-tiba pingin berhenti aja makan." Jawabnya dan gue mengambil lagi piring yang dia taro di meja nakas. Gue memangku piring itu sambil menatap Ola dengan lembut "Sedikit lagi ya? Mas Gy suapin? Sudah dekat masa persalinan, kamu harus jaga kondisi." Gue berusaha meminta Ola dengan pelan dan sabar.

Ola menggeleng dan gue gak bisa maksa kalau sudah begini. Gue akhirnya taro lagi piring dan mengusap keningnya dengan lembut "Masih kepikiran?" Tanya gue dan Ola mengangguk lemah sambil menunduk, sampai akhirnya gue lihat ada tetesan air mata yang jatuh kepunggung tangannya yang terkulai lemas di atas pangkuannya.

"Istigfar, Sayang. Semua itu rahasia Allah. Tapi kalau memang kamu kepikiran, yuk, kita berdua sama-sama minta maaf sama Mama dan Papa. Karena memang sebaiknya kita minta maaf dan restu juga dari Papa sama Mama, supaya kita bisa jadi orang tua yang baik buat anak kita nanti.,

Insha Allah sebentar lagi kita bakalan resmi jadi orang tua, punya tanggung jawab baru. Kita bakalan butuh banyak bimbingan juga dari orang tua kita. Jadi memang benar kata kamu, kita harus damaikan suasana semua ini dulu. Kita memulai dengan lembaran baru.,

Tapi, satu yang aku minta. Alasan kita meminta maaf, bukan karena kamu takut keburu mati. Tapi karena memang kita ingin memulai semuanya kembali dengan ridho orang tua kita, ridho Allah dan hari baru yang benar-benar tulus." Ucap gue dan Ola mengangguk.

"Nanti, waktu Papa sama Mama nonton TV santai di ruang tengah, coba kita bicarakan ya?" Tanya gue dan Ola mengangguk lagi. Gue senyum dan merentangkan tangan gue "Sekarang sini, peluk Mas Gy'nya." Pinta gue dan Ola tersenyum sambil bergerak lambat untuk masuk ke dalam pelukan gue.

OLAGYAN ( BE US AGAINST THE WORLD )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang