Setelah dibawa muter – muter entah kemana, sampai aku berpikir kalau aku di turunin Gyan di tengah jalan, aku pasti gak bisa balik. Akhirnya Gyan bilang "Kita cari tempat sholat dulu.".
Kadang aku gak paham sama Gyan, yang rela nyetir muter – muter. Waktu aku tanya kita tuh mau kemana? Dia jawab "Bukan masalah jaraknya mana yang paling dekat, tapi mana yang paling berkesan. Kalau mau nurutin cepat nyampe sana sini, ya mungkin perjalanannya jadi gak terkesan."
Aku mengangguk. Setuju enggak setuju sama idenya Gyan. Setujunya, nyatanya kami lebih banyak bercanda dan ngobrol pas perjalanan gini, ketimbang di kamar. Gak setujunya, kalau pas kena macet banget kayak tadi, rasanya pantat tepos juga.
Nanti Gyan sedih, karena Gyan suka yang pas – pas aja kan ukurannya? Lah ini aku udah mepet pas, makin tepos jadi minus dong? Duh balik lagi ke pembicaraan tadi.
Tapi so far aku yakin sih, Gyan gak semesum itu melototin foto – foto cewe gak jelas siapa, yang penting sensual.
Gyan membelokan mobil ke sebuah masjid yang bagus banget, yang ternyata adalah Masjid Agung Jawa Tengah. Gyan memarkir mobil dengan rapih lalu menoleh kearahku.
"Nah sampai deh." Ucapnya sambil tersenyum. Ternyata dia maksudnya mau kesini kali ya?
"Sholat sini dulu yuk? Ini salah satu masjid yang arsitekturnya aku suka banget. Makanya aku pingin mampir sini. Lagian, kita utang Ashar loh. Sekarang udah mau habis. Yuk?" Ajaknya dan aku menunduk melihat bawahanku yang hanya pakai celana pendek.
Aku meringis menatap Gyan, karena gak mungkin masuk ke area masjid dengan pakaian seperti ini, kan? Aku malu. Walau bukan hot pants, tetap aja panjangnya gak sampai selutut. Celana pendek model bermuda ini memang favoritku banget kalau lagi jalan – jalan.
Bahkan dulu Gyan gak protes waktu aku pakai ini di Bali? Kan kita duduk sebelahan waktu di pesawat pulang dan pergi?
Gyan ketawa dan mengacak lembut kepalaku "Makanya... udahin celana pendekannya. Sebentar aku ambilin kamu celana panjang, ganti di mobil nanti aku jagain di luar biar gak ada yang lihat" Aku masih manyun menatap Gyan.
"Dulu waktu kita outing ke Bali, aku celana pendekan kayak gini, kamu oke – oke aja?" Tanyaku dan Gyan ketawa sambil dia melepas seatbeltnya "Dulu kan belum jadi suami. Status cuman menaksir dari jauh." Jawabnya dan Gyan langsung turun dari mobil.
Aku mendengar pintu bagasi di buka dan aku melongok ke belakang, lihat Gyan bongkar – bongkar bagasi. Aku lihat Gyan menarik celana berwarna hitam bermodel pleats jogger dengan pinggang karet, lalu balik lagi ke kursi pengemudi.
"Pakai ini." Perintahnya sambil dia menyerahkan celana itu kepadaku.
Aku tadi memang memadukan celana pendek di atas lutut dikit, dengan atasan t-shirt biasa. Jelas bukan pakaian yang pantas di kenakan buat masuk ke Masjid sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
OLAGYAN ( BE US AGAINST THE WORLD )
Любовные романыWARNING! ADULT CONTENT. 21+ READERS ONLY! Setelah kamu ketemu dengan Perfect Match, terus apa? Dear Viola Kirana Salasabila, will you keep dancing with me, you and me, be us against the world. Karena menikah itu, adalah selamat menempuh hidup baru...