WARNING! ADULT CONTENT. 21+ READERS ONLY!
Setelah kamu ketemu dengan Perfect Match, terus apa?
Dear Viola Kirana Salasabila, will you keep dancing with me, you and me, be us against the world.
Karena menikah itu, adalah selamat menempuh hidup baru...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jadi, gimana reaksi kedua orang tua kami, menyambut berita kehamilanku? Sebenarnya di sini aku bingung, siapa yang paling berhak aku kasih tahu duluan soal kehamilanku ini? Orang tuaku? Atau Mamanya Gyan?
Ini perkara sensitif soalnya. Nanti aku kasih tahu orang tuaku duluan, Mama mertua merasa kok aku yang pihak laki-laki di kasih tahu belakangan? Aku belum paham betul karakter asli Mama mertuaku.
Yang aku pelajari nih ya, selama apapun kalian bersama pacar kalian, bukan berarti kalian bisa paham sepenuhnya karakter seluruh keluarga kalian. Not even your own husband. Banyak tabir, yang baru akan terbuka begitu kalian menikah. Kalian walau pacaran, tetap gak mengamati mereka selama 24 jam. Tentu saja, yang kelihatan dari keluarganya, masih sebagian kecilnya aja.
Bahasa gampangnya, masih Ja-im lah. Pasti banyak karakter asli yang di tutupi. Jadi, aku sendiri sekarang masih dalam fase meraba-raba yang beneranya kayak gimana.
Sepanjang yang aku lihat, Mama Gyan ini agak mellow walau dalam hal mengarungi kehidupan, bisa di bilang cukup tangguh dan banyak nerimo. Termasuk menerima Gendis.
Tapi entahlah, belum kelihatan semua karakter aslinya. Bahkan Gyan gimana sebagai suami juga masih harus aku telaah lagi. Bisa aja kan, Gyan sebagai suami gak sama seperti sebagai pacar? Konfliknya udah beda soalnya. Walau sejauh ini, Gyan masih menjadi suami yang sangat ideal buat aku.
But then again, the journey has just began. Still got lots and lots more to come. So... be surprised.
Kalau nurutin nasab, jelas anak ini ngikut garisnya Gyan. Bayi ini hadir di dalam ikatan pernikahan yang sah secara agama dan hukum. Jadi jelas anak ini nasabnya ikut Gyan.
Aku pernah di kasih tahu Gyan soal nasab, waktu aku tanya – tanya soal Gendis dan Gyan menjelaskan kalau dia dan Gendis walau saudara sedarah, tapi gak satu nasab. Karena Gyan adalah anak yang lahir di dalam pernikahan, maka Gyan ngikut nasab si ayah. Sedangkan Gendis adalah anak yang lahir di luar pernikahan maka dia seharusnya ikut nasab si ibu. Walau Gyan ragu, karena sang ibu kemungkinan juga non muslim.
Waktu itu ngobrolin soal wali nikah, pas kami selesai ngurus pernikahan di KUA.
Nah bicara nasab, apakah berarti yang harus tahu duluan soal kehamilan ini adlaah pihak Gyan?
Jadi balik lagi ke siapa yang paling berhak? Aku gak berani memutuskan sendiri. Aku gak mau ada baper-baperan kenapa orang tuanya di kasih tahu belakangan dan gimana-gimananya. Karena, Gyan ini takut banget mengecewakan Mamanya. Aku tahu banget itu.
Walau Gyan sepertinya juga tipikal suami yang bersedia berdiri di tengah – tengah, kalau terjadi apa – apa antara aku dan ibunya. Tapi kalau melihat karakter Gyan yang gak berani gak menuruti apapun kata Mamanya? Sepertinya Gyan bakalan takut banget kalau Mama nya sampai kecewa. Bahkan untuk hal kecil sekalipun.