Sebagai anak yang bertahun-tahun hidup di bawah tekanan Mama, yang setiap langkahnya selalu di atur karena Mama hanya memikirkan gimana kalau ini dan itunya, yang berdampak pada dirinya, aku sebenarnya berharap banyak waktu aku akhirnya menemukan Gyan.
Aku berharap, Gyan bisa lebih baik memperlakukan perasaan dan pikiranku. Mempertimbangkan apa yang aku rasakan, mempertimbangkan juga apa yang aku inginkan. Mendengarkan juga apa yang aku katakan. Bukannya memikirkan diri sendiri dan memaksa aku nurut.
Awalnya memang begitu. Tapi, lama kelamaan aku merasa tersingkir sama pekerjaan-pekerjaan Gyan, yang seolah lebih harus di perhatikan masa depannya, ketimbang aku.
Utamanya cara Gyan 'menghormati' klien-klien itu.
Apa karena Gyan juga lama-lama lihatnya aku Ola si penurut? Jadinya sama dia di atur-atur seenaknya, menyesuaikan dengan kebutuhan Gyan? Lama-lama aku merasanya kayak begini lho.
Gyan gak mau kerjaannya terganggu oleh apapun. Apapun bahkan istrinya. Makanya, Gyan selalu bilang gak usah pusingin Ciara yang nyata memang bikin pusing.
Mungkin buat Gyan gak pusing, yang penting kerjaan lancar, proyek kelar. Tapi buat aku? Gimana sih rasanya, lihat suami di goda terang-terangan gitu? Gimana kalau di balik, ada cowo yang goda-godain aku dan Gyan protes, tapi aku bilang 'Apaan sih? akunya juga gak mau ini. Kamu ribut sendiri.'
Bukan aku pingin saingan sama nasib bisnis Gyan. Tapi, ada kalanya kan pekerjaan gak harus di perlakukan sebegitunya banget? Syukuran naik atap? Seberapa penting kehadiran Gyan di acara syukuran itu? Aku bukannya gak tahu adat istiadat seperti itu. Dulu, salah satu budeku ada yang juga menyelenggarakan acara kayak gitu dan mengundang Papa. Sebenarnya Papa gak suka acara kayak gitu yang pakai ada sesaji-sesajinya. Kalau hanya pengajian dan berbagi makanan papa mau. Tapi karena bude memaksa, jadi papa juga datangnya basa-basi aja.
Yah ini masalah believes and comfort,ya. Jadi jangan teriak-teriak Papa gak toleransi. Toleransi kan orang bebas menentukan what they're believe.
Tapi dengan satu alasan kuat papa datang. Gak enak karena keluarga. Ya okelah, bisa di terima.
Lah Gyan? Sebagai apa? Sejak kapan jobdesc arsitek sampai harus datang ke acara syukuran? Dan itu bukan bagian dari pekerjaan Gyan. Tugas Gyan hanya rancangin bangunannya, bikin planning lalu bangunin, kelar. Kenapa sampai harus perduli sama syukurannya?
Okelah, ini bagian dari menjalin relasi. Tapi dia bisa datang di syukuran waktu jadinya aja, kan? Dan apa Gyan tuh gak risih, dengan apa yang di lakukan Ciara? Jangan salahkan aku yang jadi suudzon, kalau begini caranya.
Aku jadi gak percaya sama kesetiaan Gyan kalau kayak begini caranya.
Ciara sudah jelas, pajang-pajang foto Gyan tanpa tujuan jelas. Gyan boleh naive, lempeng dan selalu menerapkan hidup berpikiran positif. Tapi maaf, aku enggak. Aku tahu sepak terjang perempuan jaman sekarang, yang termakan pesona suami orang. Beringas.
KAMU SEDANG MEMBACA
OLAGYAN ( BE US AGAINST THE WORLD )
RomanceWARNING! ADULT CONTENT. 21+ READERS ONLY! Setelah kamu ketemu dengan Perfect Match, terus apa? Dear Viola Kirana Salasabila, will you keep dancing with me, you and me, be us against the world. Karena menikah itu, adalah selamat menempuh hidup baru...