Dulu aku suka berpikir, pasangan yang memutuskan cerai tuh, ada penyesalan gak sih? Karena aku suka membayangkan, gimana kalau nanti aku harus mengalami perceraian di dalam pernikahanku. Jujur aja takut.
Aku yakin gak ada orang yang benar-benar 100% bahagia ketika bercerai. Sedih itu, pasti ada. Tapi, mungkin mereka merasa lega, karena sudah membuat keputusan besar yang tergolong sangat berani.
Nah itu dia kata kuncinya, keputusan besar yang sangat berani.
Dan apakah aku cukup berani minta cerai dari Gyan? Seperti yang sudah aku lontarkan dari kemarin-kemarin.
Bukan aku tuh cewe pengecut yang gak berani hidup tanpa pria. Tapi, once you get divorced there might be no turning back. Belum tentu bisa rujuk, walau baru talak satu sekalipun. Dan gak nutup kemungkinan kan, begitu cerai aku baru menyadari kalau keputusanku... salah.
Ternyata sebenarnya masih bisa di perbaiki.
Tapi aku sakit hati. Banget.
Jadi aku harus gimana? Aku jujur sudah gak tahan sama semua rentetan kejadian ini. Dan tragedi Gyan Ciara ini adalah puncaknya dari kekesalanku. Makanya, terlontar kata cerai dari mulutku.
Kata cerai yang begitu terlontar dari mulutku, aku tiba-tiba bertanya lagi sama hatiku sendiri. Yakin, La? That's it? Udah? Akhirnya begini?
Ada perempuan datang, ganggu-ganggu Gyan, jadi pemberitaan kemana-mana, lo kesal dan BOOM! Lo cerai?
Lalu setelah cerai dan ternyata Gyan juga gak kuncung ada apa-apa sama perempuan itu, gimana? Lo ngajak Gyan rujuk?
Entahlah. Gak enak banget berada di posisi ini.
Atau memang sebaiknya untuk saat ini, aku menahan semua omongan dan menahan lidahku dari melontarkan keinginan? Karena aku sendiri gak tahu, untuk saat ini siapa yang berbicara lewat mulutku. Hatiku yang paling dalam, atau emosiku?
Kalau menuruti harga diri yang terluka, jelas aku ingin cerai. Ingin banget. Pingin banger menghukum Gyan seberat-beratnya. Cerai dan membuat Gyan di benci setengah mati oleh Mama mertua dan Gendis. Mama mertua jelas kelemahan Gyan. Dia bakalan bagai di cabut separuh nafasnya, kalau sampai Mama mertua membenci dia.
Tapi.... apa benar itu yang aku inginkan? Cerai?
Konyol gak sih, tetap gak cerai setelah semua kejadian ini? Aku juga enggak mau kelihatan bodoh dengan mempertahankan suami lalai kayak Gyan.
*****
Perempuan ini kayak gak pernah kehabisan energi dan inspirasi dalam menggiring opini tentang dirinya dan Gyan. Entah dia itu lagi nyimeng apa gimana sih, tiap kali dia nyebut-nyebut nama Gyan sambil ngehalu?
Kenapa dia bisa berkhayal hijrah sama Gyan, hidup sama Gyan, menjadi apa?? apa yang barusan aku lihat di story IG nya? Izinkan aku menjadi Fatimah Azzahramu, ya Ali bin Abi Thalibku?
KAMU SEDANG MEMBACA
OLAGYAN ( BE US AGAINST THE WORLD )
RomanceWARNING! ADULT CONTENT. 21+ READERS ONLY! Setelah kamu ketemu dengan Perfect Match, terus apa? Dear Viola Kirana Salasabila, will you keep dancing with me, you and me, be us against the world. Karena menikah itu, adalah selamat menempuh hidup baru...