Aku udah kapok terlalu menyediakan telinga buat kalimat-kalimat sumbang. Rasanya capek banget. Aku memang harus belajar lebih banyak tentang yang namanya bodo amat dan percaya diri aja sama apa yang kita jalanin.
Tapi memang hormon lagi gemar bermain-main sama aku, jadinya ya begini. Ada kalimat apa dikit mampir ke telingaku, ya aku jadinya baper. Dan rasanya berat banget jalanin hidup kayak begini.
Tapi aku harus belajar. Iya aku harus belajar jangan terlalu gampang terpengaruh sama omongan dan sikap orang. Harus percaya sama Gyan dan mengutamakan penjelasan Gyan ketimbang gossip bertebaran. Karena memang capek juga kayak begini.
Ini gak kebayang gimana rasanya jadi istri dari orang-orang beken yang makanan sehari-harinya adalah di gossipin ada affair sama si ini dan si itu. Gak ada habisnya gossipnya, belum nanti pakai ada tangkapan foto-foto buktinya. Mungkin aku sudah gantung diri kalau Gyan modelannya yang kayak gitu.
Baru gossip tetangga aja aku sudah kebakaran hati gak karuan (karena gak punya jenggot jadi yang kebakaran hati).
Walau jujur aku akui, tragedi Ciara ninggalin goresan luka trauma yang cukup dalam memang. Jadi aku rentan banget rasanya percaya sama Gyan. Terus hidup jadi gak nyaman karena... yah gitu. Kami masih diikutin berbagai tatapan mata yang meragukan keputusan kami untuk tetap sama-sama kayak gini.
Pakai hamil pula.
Kadang dalam hidup itu, kita suka melihat sesuatu yang kayaknya kok enggak adil ya? Padahal manusia mah memang gudangnya ketidak adilan. Emang lo punya ilmu apaan, bisa adil?
Tapi tetap aja, secara nalurinya manusia, pastinya kita mengharapkan yah adil-adil aja gitu. Kalau kita di jahatin orang, ya kita maunya lihat orang yang jahat itu juga kena sial yang gimana gitu. Hidup susah menderita lah minimal.
Bukannya malah mulus lancar jaya kayak jalan tol. Kayak manusia gak punya beban dosa banget hidupnya.
Tapi emang dasar manusia, yah ujung-ujungnya tetap aja mempertanyakan, kenapa sih mereka hidupnya baik-baik aja padahal sudah nyakitin banyak orang? Kenapa cuman aku disini yang gak enak, sementara dia enak-enak aja? Malah kadang, kita lihatnya, kok posisi dia malah semakin diuntungkan ya?
Pernah gak sih mempertanyakan kayak begituan?
Walau di awal aku bilang aku gak merencanakan balas dendam apa-apa ke siapapun mereka yang sudah berbuat jahat itu, tapi tetap ada rasa jengkel juga sih, tahu mereka hidupnya kayak gak ada ganjaran apa-apa.
Namanya juga manusia kan? Pasti kepingin laaah, ngelihat orang yang udah jahat sama kita tuh kenapa-kenapa dikit keeek. Kok enak banget, dia yang jahat, kita yang pontang panting bangkit, sementara dia ya gitu-gitu aja.
Kayak kalau lihat berita di TV, habis ngelakor, istri sah ketendang, hidup susah, anaknya keleleran. Eeeeh.... si pelakor hidupnya lancar jaya bersama suami jarahan. Jadi sosialita, hidupnya mewah, anaknya lucu-lucu dan mereka tampak seperti suami istri yang harmonis. Mau bilang sakinah mawadah warahmah kok gak rela.
KAMU SEDANG MEMBACA
OLAGYAN ( BE US AGAINST THE WORLD )
عاطفيةWARNING! ADULT CONTENT. 21+ READERS ONLY! Setelah kamu ketemu dengan Perfect Match, terus apa? Dear Viola Kirana Salasabila, will you keep dancing with me, you and me, be us against the world. Karena menikah itu, adalah selamat menempuh hidup baru...