One Call Away!

2.5K 438 121
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Gyan belakangan ini maniiis banget sikapnya dan banyak dirumah. Kerja gak segila biasanya dan selalu menyempatkan diri nemenin aku jaga coffeecoustic. Aku senang sih dengan perubahan Gyan ini, karena aku dan Gyan kembali menemukan ritme kebersamaan kami.

Ritme yang dulu kami miliki, dan belakangan ini hilang karena kebanyakan gangguan.

Aku bilang gini, bukan berarti Gyan tuh suami yang kasar. Gyan gak pernah kasar sama aku. Tapi, belakangan ini Gyan adalah suami yang abai. Dia abai dengan kata-kata dan curahan hatiku, yang berkaitan dengan Ciara. Dan itu rasanya, bikin aku gak nyaman. Aku merasa terancam dengan sosok Ciara.

Kenapa Gyan setakut itu kehilangan klien seorang Ciara? Rugi finansial? Iya sih pasti. Tapi.... apa gak bisa benar-benar di akalin? Itu sih yang jadi pertanyaan besarku ke Gyan. Apalagi Gyan sendiri sebenarnya kurang lebihnya gak jauh kayak aku sifatnya.

Cemburuan.

Cuman kami cemburuan yang batas normal. Gak main asal labrak atau Gyan asal tonjok. Aku juga hanya cemburu ke perempuan yang memang aku rasa berbahaya. Gyan juga hanya cemburu ke pria yang dia pandang, naruh perhatian lebihsama aku.

Jadi, aku harapannya Gyan tuh ngerti dengan rasa was-was dan cemburuku ini. Gak enak banget lho, cemburu tapi di cuekin. Seolah, aku cemburunya gak wajar dan malah mengganggu.

Tapi belakangan Ciara gak berulah, sejak aku ikut siaran dengan Ben Wijaya. Mungkin dia ketabok? Semoganya dia gak lagi-lagi berulah. Aku hanya bisa doain dia segera tobat deh. Tobat yang bener-bener tobat, bukannya malah gangguin suami orang.

Jujur, aku senang dengan melihat Gyan sore-sore sudah di coffeecoustic, walau masih lanjut bekerja. Dia juga ngasih kejutan, dengan baru hire anak fresh graduate yang memang lagi butuh banget kerja. Anak itu cerita, betapa perusahaan-perusahaan menolak dirinya hanya karena almamaternya gak terkenal. Padahal, IPK anak itu lumayan tinggi dan menurut Gyan, anaknya cukup cerdas.

Anaknya juga kayaknya gak modelan pilih-pilih kerjaan, alias gak gengsian ngerjain pekerjaan kecil.

Gyan menawarkan posisi administrasi sekaligus akunting di kantor. Jadi semua pekerjaan administratif Monik dan Gyan di ambil alih oleh Mira, nama anak itu. Mira bekerja di bawah pengawasan Monik.

Pekerjaan yang sebenarnya gak terlalu banyak, tapi menyita perhatian karena harus di kerjakan secara teliti. Dan selama ini di sambi Gyan dan Monik, yang mana Gyan dan Monik sendiri sehari-hari sudah sibuk dengan pekerjaan utama mereka sebagai arsiteknya.

Hadirnya Mira, tentunya sangat membantu banyak.

Mungkin itu yang membuat pekerjaan Gyan berkurang banyak dan Monik sebagai jr architect di kantor, otomatis bisa lebih fokus ke membantu Gyan di urusan perancangan. Memang seharusnya, Gyan sebagai boss di kantor, pekerjaannya harusnya lebih banyak mengawasi dan mengatur jalur bisnis. Bukannya masih sibuk ngurusin payment, billing, pembukuan dan lain-lain.

OLAGYAN ( BE US AGAINST THE WORLD )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang